ini adalah tulisan “serius” π
Saya suka terkaget-kaget melihat kemajuan teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi, dewasa ini. Sangat cepat dan sepertinya terlalu cepat. Rasanya baru kemarin mempunyai sebuah komputer Pentium I (sekitar tahun 1994), dan sekarang ini kemajuan teknologi ini sudah sampai di batas yang tidak pernah dibayangkan dulu.
Dan baru-baru ini saya mendapat sebuah istilah baru yang rasanya sangat relevan dengan kemajuan ICT sekarang ini : Pria Technosexual. Apa itu ? π
Ada beberapa definisi tentang Technosexual yang saya ketahui :
1.
a dandyish narcissist in love with not only himself, but also his urban lifestyle and gadgets; a straight man who is in touch with his feminine side but has fondness for electronics such as cell phones, PDAs, computers, software, and the web.
2.
A person with a sexual attraction to machinery, as in the case of robot fetishism. When used thusly, it is a portmanteau word combining “technophile” and “sexual”. Occasionally, this term is used as an insult, implying in a derogatory way that a person would prefer a sex toy to an actual sexual partner.
3.
technosexual (tek.noh.SEK.shoo.ul) n. A male with a strong aesthetic sense and a love of technology.
4.
A person, male or female, who is so deeply enthralled with technology they discuss it with a level of passion that most people reserve for sex. Not always a geek or a nerd, but generally someone who has the latest and greatest everything.
Dan masih banyak lagi terminologi yang lain yang dapat menejelaskan apa itu technosexual.
Definisi ke-2 dari wikipedia berhubungan dengan suatu gangguan psikoseksual khususnya sexual fetishism (orientasi seksual pada benda mati) dan computer-internet pornography (pornografi di dunia internet dan komputer). Pada definisi ini teknoseksual merupakan sebuah psychosexual disorder. Tetapi bukan ini yang akan saya bahas, melainkan definisi lainnya yang menghubungkan kata SEXUAL dan TECHNO (dari TECHNOLOGY).
Tiga definisi lain pada umumnya mengatakan bahwa technosexual (teknoseksual) adalah seseorang (laki-laki atau perempuan, tapi pada umumnya identik dengan laki-laki) yang mempunyai “ketertarikan” dan “kecintaan” pada teknologi yang dapat dianalogikan seperti ketertarikan seksual, dan ketertarikannya itu diwujudkan dalam gaya hidup dan kehidupan sehari-harinya.
Bukan suatu rahasia bahwa sekarang ini teknologi sudah menjadi gaya hidup. Bahkan kepemilikan suatu barang yang berhubungan dengan teknologi/gadget seperti ponsel, PDA, computer, console game, dan lain-lain sepertinya adalah suatu keharusan. Manusia modern tidak bisa hidup tanpa ICT (information dan communication technology) dan ICT seolah menjadi sarapan sehari-hari manusia modern sekarang ini.
Tapi mengapa kemajuan dan ketergantungan terhadap ICT dihubungkan dengan seksualitas manusia ? Banyak teori yang bisa menjelaskan itu, tetapi saya mencoba dari suatu sudut pandang tertentu.
Seks adalah hal yang naluriah, alami, biologis, instingtif, dan berhubungan dengan keinginan dan kebutuhan dasar manusia. Sama seperti makan, seks masuk dalam wilayah kebutuhan-kebutuhan dasar yang (biasanya) harus terpenuhi, terkecuali bagi beberapa orang. Seks masuk dalam wilayah ketidaksadaran seseorang dan menjadikannya makhluk seksual atau dengan kata lain makhluk yang harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan seksualnya.
Kebutuhan seksual menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia, sama dengan kebutuhan untuk bertahan hidup. Bahkan seorang Freud mengatakan bahwa hasrat seksual (libido) adalah sebuah hasrat untuk (bertahan) hidup. Karena menjadi kebutuhan seksual, maka bukan hal yang aneh kalau manusia (sebagai makhluk seksual) mendasarkan kehidupannya salah satunya dalam wilayah seksual.
Hasrat seksual disini memegang peranan penting. Meskipun dalam wilayah agama seks dan seksualitas manusia mendapat batasan-batasan moral, tetapi itu tidak menghilangkan satu ciri khas manusia yaitu : makhluk seksual. Dan menjadi makhluk seksual ini mempunyai banyak implikasi, salah satunya adalah menjadikan daerah-daerah keinginan yang lain masuk juga dan menjadi bagian dari kebutuhan seksual itu. Salah satunya adalah kebutuhan akan teknologi informasi dan komunikasi.
Kebutuhan akan ICT kemudian disandingkan dengan kebutuhan seksual itu. Hasilnya, kebutuhan akan ICT kemudian disamakan dengan hasrat seksual manusia. Jadilah kata-kata seksual dan technology menjadi satu padanan manis istilah baru manusia modern.
Menjadi seseorang yang dandy dan narsis (narsis disini bukan suatu gangguan psikologis) dengan keinginan-keinginannya salah satunya adalah kecintaan terhadap barang-barang yang identik dengan kemajuan ICT, dan narsisme itu adalah wujud tidak sadar dari hasrat dan kebutuhan seksual. Memiliki laptop, PDA, cell-phone, game-console, dan barang elektronik lainnya kemudian menjadi sarana pertunjukan kebutuhan seksual seseorang. Tidak nyambung kan ? Ini kan hanya teori π
Kata-kata
I Love My Sexuality
menjadi sepadan dengan kata-kata
I Love My Gadgets π
Tetapi mengapa biasanya LAKI-LAKI ? π
Saya juga sebenarnya sedikit heran, mengapa istilah-istilah yang dipopulerkan oleh budaya populer sekarang ini biasanya merujuk pada laki-laki. Apa yang salah dengan laki-laki ? π Istilah seperti pria metrosexual, pria pomosexual, pria retrosexual, pria ubersexual, dan banyak istilah lain, selalu identik dengan lak-laki.
Saya ada beberapa kecurigaan dasar (yang perempuan dilarang protes, karena ini cuma kecurigaan belaka) : π
- 1. Dunia ini adalah Dunia Laki-Laki (Maskulin)
Dunia ini adalah dunia yang sangat “laki-laki” (maskulin). Bahkan dalam ilmu pengetahuan yang berperspektif gender, beberapa hasil-hasil penelitian, khususnya penelitian sosial sangatlah bias gender. Laki-laki yang meneliti dan output yang dihasilkan adalah ilmu pengetahuan dengan perspektif laki-laki (maskulinitas).
Bahkan aturan-aturan dalam suatu masyarakat juga biasanya adalah aturan yang menunjukkan dominasi laki-laki khususnya dalam ruang publik. Perempuan biasanya diposisikan dalam ruang yang lebih privat. Dalam agama juga seperti itu. Kesetaraan gender memang masih merupakan suatu impian, khususnya di negara-negara berkembang.
Karena dunia ini sangat “maskulin”, maka segala sesuatu termasuk kemajuan ICT dihubungkan dengan laki-laki. Termasuk juga seksualitas laki-laki. Jadi bukan hal yang aneh kalau kemajuan teknologi menjadi sepadan dengan kesadaran laki-laki akan seksualitasnya.
- 2. “Egoisme” Laki-Laki
Cakmoki menulis tentang Disfungsi Ereksi : Pangeran Kecil Malas Berdiri, yang menandakan adanya gangguan dalam fungsi seksualitas seorang laki-laki. Mengapa hal ini begitu penting ?
Bagi laki-laki, kehilangan fungsi seksualitas sama dengan kiamat di siang bolong π Seorang laki-laki dapat lebih stress dan depresi jika dia kehilangan “keperkasaannya” dibandingkan jika dia dipecat dari pekerjaannya. Dengan kata lain, seksualitas adalah cara laki-laki mengidentifikasikan dirinya. Dia bukanlah seorang laki-laki jika tidak mampu “berdiri”. π
Dengan cara ini kemudian kita dapat melihat banyaknya promosi dan penjualan hal-hal yang mampu mengembalikan “keperkasaan” seorang laki-laki. Mulai dari jamu-jamuan, obat-obatan (yang terkenal tentunya Viagra), sampai cara-cara alternatif agar si Pangeran Kecil dapat perkasa dan siap untuk maju tempur. Bukan hanya itu, hal-hal lain diluar keperkasaan si Pangeran Kecil-pun menjadi perhatian para laki-laki. Misalnya adalah : supaya tahan lama berhubungan, ukuran Si Pangeran harus BESAR :-), dan banyak lagi. Dan salah satu jalan keluarnya adalah Mak Erot atau cara-cara alternatif dari negeri seberang.
Hal tersebut bukannya tidak ditemukan pada perempuan, tetapi persentase kasusnya kebanyakan berada di tangan laki-laki. Sepertinya itulah tuntutan agar menjadi laki-laki di dunia modern ini.
Sepertinya istilah dan kecenderungan pria technosexual ini menjadi semacam trend sekarang ini. Beberapa waktu yang lalu istilah metrosexual menjadi sebuah harapan bagi para laki-laki urban perkotaan. Saya waktu itu hanya bisa membayangkan seperti apa pria metrosexual itu karena saya hanya bisa membayangkan diri saya yang seorang pria metromini alias selalu naik metromini di jalanan padat ibukota. π
Dan sekarang istilah pria technosexual menjadi istilah baru manusia modern yang “gila” dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Bisa saja dari kemajuan itu akan lahir istilah-istilah lain yang bukan hanya berhubungan dengan seksualitas manusia tapi juga dengan hal-hal lain. Bagi para pencinta dunia blog, rasanya istilah pria technosexual itu bisa sedikit “diplesetkan” menjadi :
Pria BLOGSEXUAL
π
Yang perempuan juga bisa membuat istilah yang lain. Apakah ini gaya hidup baru ? Saya tidak tahu. Mungkin saja sebuah keniscayaan, tapi bisa juga sebuah cara lain menghadapi dunia.
Apakah anda seorang (pria/wanita) TECHNOSEXUAL ?
hai ada Technosexualβ’ dan Blogsexualβ’.
saya juga agak heran Pak, sesuatu yang berhubungan dengan seksual, terlebih “keperkasaan” nyaris identik dengan laki-laki.
Apa benar wanita memang tidak atau sedikit mendapatkan masalah sexual? Saya juga sedikit curiga. Mungkin mereka diam-diam ya π *wanita boleh protes*.
Wanita sih tidak dihubungkan dengan “keperkasaan” tapi “kehangatan”. Nah, saya sebenarnya pingin ada wanita yang sudi menguak “frigiditas”. Ada yang mau nulis ? π
@cakmoki
kalo yg nulis ga frigid boleh ga, cak?
[…] ‘keperkasaan’ lagi,, Β Β Β Β Tertarik dengan tulisan Oom Fertob soal technosexual dan terangsang tertantang oleh komen Cakdokter yang meminta ada wanita yg sudi menguak frigiditas, […]
Ma pilih nomer dua,, hehehe,, kalo yang nomer 1, ntar cewe ga ada tempatnya,, (eh ga boleh protes ya,,??)
tapi agak geli aja,, technosexual,,?? hmm,,
@ calonorangtenarsedunia,
Boleh dong, asyiik lho kalo yang nulis wanita. eh ternyata udah nulis. Hehehe. Siiip
jadi laki2 itu mesin seks ya??
Supaya hits-nya di Google tinggi? π
Aaah… mungkin ini sebabnya, di cover majalah HP, otomotif, dan gadget modelnya selalu cewek yang bergaya “ajaib”…
Btw, saya juga bingung lho, kenapa di majalah mobil sering banget ada cover-girl dengan busana terbuka. Padahal, menurut saya, jauh lebih cocok jika cover girl-nya cewek berseragam montir…
(lalu di mana nyambungnya teknologi dan cewek2 itu? *bingung* )
Kenapa? Ya karena berkaitan dengan yang namanya hasrat
nafsu…*komentar pendek dan tidak bermutu π *
@ Sora-kun dan Deking :
Menurut beberapa riset Marketing Communication, sex appeal adalah cara yang paling nendang buat menyerap perhatian konsumen =p. Maka dari itu, banyak produk2 yang memakai sex appeal ini sebagai daya tarik utama (walaupun kadang tema iklan dan imej produk tidak relevan).
Appeal yang lain yang juga bekerja dengan baik adalah : Fear appeal (contoh ada pada iklan2 produk kesehatan, yang isinya antara lain berbunyi, kalau tidak pakai produk ini, akibatnya akan blablablabla =p).
Ayo ngakuuu liat majalah dg sampul HOT dikit pasti langsung numpang buka gratis XD
@ Apret
Nggak tuh. Nggak tipe soalnya. π
Lah, cewek itu yang penting isinya. Kalau emang jago dan PD di suatu bidang, ntar juga keliatan manis kok — walaupun hobinya pakai jeans + kemeja + jam tangan swiss army….
eh, gw ngomongin siapa sih?? (x_x)iya gitu,, ada cowo yang mikir begitu,,?? Ma agak ga percaya,, tapi ngarepin kalo memang ada,, π
@ cakmoki :
Sebenarnya masalah seksual bukan monopoli kaum pria, Pak. Masalahnya, wanita lebih memandang seksualitasnya sebagai sesuatu yang rahasia dan tidak bisa dipublikasikan. Tabu, mungkin itu kata kuncinya.
Juga terlalu agak memaksakan kalau segala sesuatu biasanya dihubungkan dengan seksualitas. Tapi mungkin disitu hasrat terpendam kita ya ? π
@ calonorangtenarsedunia :
bagus tulisannya
*jangan-jangan pengalaman pribadi8 π
@ Rizma :
ego cowok memang lebih besar dari planet bumi koq mbak… π
@ anung ;
bukan Nung, bukan laki-laki, tapi manusia mesin seks.
*masih manusia kan ?* π
@ deking :
Hasrat memang nggak ada yang bisa menandingi…
@ Apret :
Yup, Sex, Fear, and Curiousity. Satu lagi sensation and attention seeker. π
@ Sora9n :
Ntar malah jadi judul sinetron : Montir-montir Cantik π
@ Ferto & cakmoki
Kalo wanita mentabukan seksualitas = pangkal kebodohan = malu bertanya/berdiskusi, tersesat terus deh.
Memang orang kita demen banget bergerilya mencari mutiara/harta karun terpendam. glek…glek…glek…
Kalau pria yang nge-sex nya pake technology di depan Webcam itu technosexual apa engga om fertob? hiiii…
#0om fertob
jelas pengalaman pribadi donk,oom..
kalo ga ya mana bisa nulis kayak gt,,
itu emang pengalamn pribadiku,,
pengalaman kognitif maksudnya,,
wakakak47x…
#bu dokter senyum
itu sih kelainan,buuu….
serem amat..
@oom fertob
kalo mau ngulas soal sadomasokis juga harus pengalaman pribadi dulu ya,oom?
wikikiki47x..
weits,, jadi mau dibikin itu SnM,, ckckck,,
@ bu Evy
Emang ada bu??
@ juliach :
Masih banyak yang seperti itu lho, mbak.
Saya pernah ketemu perempuan sudah menikah 5 tahun yang justru bertanya seperti apa orgasme itu. Atau seorang mahasiswi yang tidak tahu bagaimana menjaga kesehatan alat-alat reproduksinya karena pendidikan masa kecilnya yang mengatakan hal itu dianggap “tabu” untuk diketahui orang lain.
Tapi kasus seperti itu juga banyak pada laki-laki. Istilahnya, untuk budaya “malu-malu” seperti budaya kita ini, hal-hal yang sepert itu masih ada yang menganggapnya tabu.
@ Bu Evy :
hahahahaha…. itu sebenarnya juga technosexual. Tapi kebanyakan untuk konsumsi pribadi. Tapi kalau untuk disebarkan, lah jadi masalah kan ?
Yang lebih parah kalau pake teknologi (camera) untuk mengintip orang mandi/berganti pakaian/ML. Itu sudah ada bibit-bibit gangguan jiwa. π
@ calonorangtenarsedunia :
ooooohhhhh… jadi pengalaman pribadi π tapi pengalaman kognitif bisa didapat lewat alat indera (mendengar, melihat, dsb) dan juga lewat Direct Action (melakukan langsung)
ayo yang mana ? π
eh, yang merekam nge-sex nya dengan camera itu belum tentu kelainan lho. Pada diri kita sebenarnya sudah ada “bibit-bibit eksibisionis, tapi menjadi kelainan dan gangguan KALAU dia hanya mendapatkan kepuasan seksual dengan cara itu.
sadomasokis ? ehm, apaan tuh ? saya orang baru nih, maaf ya… [polos mode ON]
@ Rizma :
waduh ngomongin apaan nih ? koq jadi bingung…. π oooo, SM ya ? ntar deh kalau sudah mengalami sendiri, tapi sampai sekarang ini belum kok.
@oom fertob
yg melihat donk,oom..melihat teks bacaan..hihi47x..
tapi eksibionis bukannya jenis penyimpangan juga ya,oom?
ada fase psikoseksualnya yg ga terpenuhi bukan?
setahuku sih gt,,tapi entahlah..
oom ga tau sadomasokis??!
mustahil..daku menolak untuk percaya!!!
TIDAAAKKK…!!
nyindir ya,oom..
aku jadi merasa bodoh,,
*menangis sesengukan di pojok blog*
Kayaknya, teorinya berbau psikologi Freudian. Benar?
@ calonorangtenarsedunia :
becanda π siapa sih yang nggak tau sado-masochist ? eksibisionis memang suatu gangguan psikoseksual (saya lebih suka menggunakan kata disorder daripada deviation). Kenapa ? Pernah ketemu sama cowok eksibisionis ? πΏ
Kalau diterangkan ttg SM bisa panjang dan lebar, tapi kebanyakan memang penjelasannya pake Teori Freud. Karena Freud emang ngomongnya nggak jauh-jauh dari seks.
@ Pak Shodiq :
Iya, Pak. Freudian memang pembicaraannya seputar seks.
kebetulan emang belum pernah bacaan lain soal psikolog barat awal yg ngomong soal sadomasokis sebanyak freud,,
cowok eksibis??!!ya ga pernah donk,oom..
cewek eksibis sih seriiinng…
tinggal ngaca aja,,
*ups..apa sih..*
kalo saya punya temen bidan kata nya nafsu wanita tuh 99,99%sedangkan pria 0,001 persen trus jd mrinding nech…. Wanita dan technosexual atau manualitas.. Bingung..
AKU SATRIO TINGGAL DI SURABAYA SEDANG MENCARI PASANGAN CEWEK YG PUNYA KELAINAN SEX KAYAK AKU,CALL OR SMS AKU 03183807592
DI LUAR KELAINAN SEXKU YG SUKA MELIHAT PASANGANKU KESAKITAN SAAT BERHUBUNGAN SEX SBNRNYA AKU SEORANG YG ROMANTIS DAN PENUH KASIH SAYANG