Tulisan yang ada di sini dapat dilihat di Om Wiki, FallacyFiles dan juga beberapa situs lain yang berhubungan.
Sejak lama saya berusaha untuk melatih dan mendisiplinkan diri saya (dan juga otak saya) untuk melakukan 2 ketaatan :
- Taat Berbahasa
- Taat Logika
Ketaatan berbahasa maksudnya adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar. Jika saya menulis menggunakan bahasa Indonesia maka bahasa yang saya pakai haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai bahasa yang baik dan benar. Termasuk juga penggunaan kata-kata dalam bahasa asing dan juga konteks pemakaian bahasa tersebut.
Ketaatan logika mempunyai maksud bahwa ketika menuliskan apa yang ada dalam pemikiran saya maka saya sedapat mungkin menggunakan logika berpikir yang logis dan sistematis serta sedapat mungkin menghindari “kesesatan-kesesatan” berlogika (logical fallacies). Penyusunan premises, arguments, inference, conclusion (saya nggak tau bagaimana menerjemahkannya) π dan juga apa yang dihasilkan dari suatu ide sedapat mungkin tidak sesat dalam berlogika.
Mudah ? Tidak. Justru sangat susah. Ketika saya melihat kembali (review) tulisan-tulisan saya di blog ini, ternyata masih banyak ditemukan kesalahan berbahasa dan juga kesalahan berlogika. Saya tidak perlu menyebutkannya tetapi dapat saya pakai untuk memperbaikinya di kemudian hari.
Dengan dasar itulah (kayak nulis jurnal penelitian aja nih π ) maka pada tulisan kali ini saya akan sedikit membahas beberapa kesalahan logika yang sering saya temukan pada diri saya sendiri maupun pada dunia tulis-menulis. Saya tidak menempatkan diri sebagai polisi logika (mengikuti ide polisi bahasa) tapi hanya sebagai peringatan bagi diri saya sendiri (dan bagi yang mau) untuk bisa menerapkan taat logika.
*****************
Logika (logic) menurut beberapa kamus yang saya temui (Oxford, FreeDictionary, Answer.Com, dan Wiki) diartikan dalam berbagai definisi. Sebenarnya semuanya hampir sama tapi menggunakan “bahasa” yang berbeda saja. Menurut saya sendiri logika adalah ilmu pengetahuan (science) tentang penalaran (reasoning), pembuktian (proof), proses berpikir (thinking) dan pengambilan kesimpulan (inference).
Dalam logika sendiri ada beberapa elemen yang terlibat seperti argumen (argument), premis-premis (premises), proposisi (propositions), inference, dan conclusion. Saya tidak akan membahasnya secara detail disini. Implikasi lain dari elemen-elemen dalam logika itu adalah kita dapat mulai dari premis yang salah, memprosesnya melalui inference yang valid dan menuju pada kesimpulan yang benar. Contohnya seperti ini :
premis : Semua ikan hidup di lautan
premis : Hiu adalah ikan
conclusion : Oleh karena itu hiu hidup di lautan π
Contoh lain ada juga seperti ini (in English) :
premis : Every event has a cause
premis : The universe has a beginning
premis : All beginnings involve an event
inference : This implies that the beginning of the universe involved an event
inference : Therefore the beginning of the universe had a cause
conclusion : The universe had a cause
Ada yang salah dengan proses berlogika diatas ? π Beritahu saya ya….
*****************
Sudah mulai pusing ? Saya juga sudah mulai pusing π
Selain itu dalam logika sering juga ditemukan kesalahan-kesalahan dalam menerapkan hukum-hukum logika (yang tidak saya bahasa diatas). Kesalahan itu sering disebut Logical Fallacy. Kesalahan-kesalahan itu sangat banyak sekali dan untuk mudahnya bisa dilihat disini.
Pada bagian ini saya akan menuliskan sedikit beberapa kesalahan logika yang sering ditemukan dalam tulisan ataupun perdebatan di dunia blog.
1. Argumentum ad Crumenam
Fallacy ini timbul ketika uang/kekayaan/harta dipakai sebagai ukuran kebenaran suatu hal. Dengan kata lain, mereka yang benar adalah mereka yang kaya, atau sebaliknya. Contohnya seperti ini :
Si John orangnya sangat kaya sehingga dia dapat melakukan apa saja yang benar.
Jika kamu sangat pintar, mengapa kamu tidak kaya ?
atau kalimat yang pernah saya temukan di suatu artikel luar :
Microsoft software is undoubtedly superior; why else would Bill Gates have got so rich?
2. Argumentum ad Hominem
Ini dia fallacy yang seringkali dipakai dalam perdebatan tanpa uang ujung pangkal. Argumen yang dikemukakan sering tidak tepat sasaran pada pesan/argumen yang disampaikan oleh orang lain tetapi justru menuju pada si pemberi pesan/argumen itu sendiri (shoot the messenger, not the message) π
Ad hominem sebenarnya banyak bentuknya, tapi saya hanya menyampaikan 2 ciri dari fallacy jenis ini yaitu : abusive dan guilty by association.
Abusive; sering digunakan ketika seseorang tidak menerima suatu argumen tetapi justru mengarahkan argumennya sendiri dengan menyerang si pembuat argumen.
Kau mengatakan bahwa seorang atheis bisa bermoral, maka sekarang aku tahu kalau kau mengabaikan anak dan istrimu.
Apakah dengan itu kita harus menutup rumah ibadah ? Hitler dan Stalin akan sangat setuju denganmu.
Guilty by association; terjadi ketika kita mengkaitkan argumen yang disampaikan dengan sesuatu hal diluar argumen itu, kemudian menyerang si pembuat argumen.
Kamu berpendapat bahwa diskriminasi positif adalah hal yang baik maka Kamu seorang berkulit putih.
Kamu mengatakan bahwa kesenjangan antara kaya dan miskin adalah hal yang tidak bisa diterima; orang-orang komunis juga mengatakan demikian, maka kamu seorang komunis.
3. Non Causa Pro Causa
Fallacy ini terjadi ketika sesuatu diidentifikasikan sebagai penyebab dari suatu kejadian, tetapi sebenarnya bukanlah penyebab yang sesungguhnya.
Saya meminum satu tablet aspirin dan berdoa pada Tuhan, dan sakit kepalaku akhirnya hilang. Jadi Tuhan yang menyembuhkan sakit kepalaku.
4. Post Hoc Ergo Propter Hoc
Fallacy ini terjadi ketika sesuatu dikatakan sebagai penyebab suatu kejadian HANYA KARENA hal itu terjadi sebelum kejadian itu berlangsung.
Uni Sovyet akhirnya runtuh setelah memproklamirkan diri sebagai negara atheis. Oleh karena itu kita harus menghindari atheisme dengan alasan yang sama.
5. Argumentum ad Ignorantiam
Terjadi ketika kita mengatakan bahwa sesuatu itu BENAR karena tidak ada bukti yang mengatakan hal itu SALAH, atau sesuatu itu SALAH karena tidak ada bukti yang mengatakan hal itu BENAR.
Tidak ada seorang pun yang melihat kejadian itu, berarti kejadian itu memang tidak pernah terjadi.
Tentu saja Bible itu benar. Tidak ada yang membuktikan sebaliknya (berlaku juga untuk kitab suci agama lainnya)
Kamu tidak dapat membuktikan pandanganmu, berarti padanganmu itu salah.
Telepati dan fenomena psikis yang lain tidak ada dan tidak pernah ada. Tidak ada seorangpun yang membuktikan pernah melihatnya.
6. Argumentum ad Logicam
Sering disebut juga fallacy fallacy. Terjadi ketika suatu argumen yang salah karena diberikan sebagai kesimpulan dari suatu argumen yang juga salah. Sama seperti contoh ikan diatas. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat disini atau disini. Dalam bahasa sederhanyanya, pengambilan kesimpulan atas suatu argumen dilakukan dengan menggunakan kesimpulan lain yang salah.
Contoh “lucu”-nya bisa dilihat di bawah ini :
“Ambil suatu bilangan pecahan 16/64. Sekarang, hilangkan angka 6 yang ada diatas dan dibawah. Maka kita akan memperoleh hasil 16/64 = 1/4”
“Tunggu dulu, kamu tidak bisa begitu saja menghilangkan angka 6-nya.”
“Oh, jadi menurutmu 16/64 itu tidak sama dengan 1/4. Begitu menurutmu ?” π
(dipersembahkan untuk Pak Guru Matematika yang mengatakan blog ini sebagai “olahraga otak”)
7. Argumentum ad Novitatem/Antiquatem
Fallacy ini timbul ketika sesuatu dikatakan benar dan lebih baik karena merupakan hal yang baru (novitatem) atau sesuatu dikatakan benar dan lebih baik karena merupakan sesuatu yang sudah dipercaya dan digunakan sejak lama (antiquatem)
Meng-upgrade komputermu dengan software yang lebih baru akan membuat komputermu lebih stabil (novitatem)
Sejak ribuan tahun yang lalu Kekristenan percaya pada Yesus Kristus. Kekristenan pasti benar, karena mampu bertahan dari berbagai tantangan selama itu. (antiquatem)
Hukuman mati adalah hukuman yang benar, karena telah digunakan selama ribuan tahun oleh orang lain (antiquatem)
8. Argumentum ad Verecundiam
Fallacy ini terjadi ketika timbul pemujian pada diri seseorang yang dipandang positif sehingga apa yang diucapkannya adalah sebuah kebenaran. Kebenaran kemudian dilihat sebagai suatu pengakuan atas ototitas seseorang (person) yang mengatakan sesuatu hal. Hal ini sering ditemui ketika kita menelan mentah-mentah pendapat orang lain yang mempunyai otoritas dalam suatu hal dan kemudian menjadikan apa yang dikatakan oleh orang itu sebagai kebenaran yang tidak dapat diutak-utik lagi.
Penrose mengatakan bahwa tidak mungkin membangun kecerdasan komputer. Jadi seperti itulah memang kenyataannya.
(untuk tau siapa Penrose, silakan tanya Pak Guru Kita *kena dua kali* π )
If Aristotle said it was so, it is so.
9. Affirmation of Consequence
Secara sederhanya seperti ini :
-
If P, then Q
Q (is true)
Therefore, P (is true)
Logika model deduktif diatas adalah salah. Argumen seperti itu tidak memberikan suatu alasan yang tepat untuk menegakkan kesimpulan. Kebenarannya dilihat dari implikasi dari suatu hal dan kemudian menuju pada premis awal.
Jika alam semesta diciptakan oleh suatu entitas supranatural, maka kita bisa melihat keteraturan dimana-mana (If P, then Q). Dan kita melihat keteraturan, bukan keacakan (Q). Maka sudah pasti bahwa alam semesta punya pencipta (P).
Di Wikipedia ada contoh sederhana seperti ini :
If I have the flu, then I have a sore throat.
I have a sore throat.
Therefore, I have the flu.
Di FallacyFiles ada juga contoh sederhana :
If it’s raining then the streets are wet.
The streets are wet.
Therefore, it’s raining.
Sebagai tambahan, penegakan kesimpulan dari logika model deduktif HARUS mengikuti model seperti ini :
-
If P then Q
P
Therefore, Q
Sehingga contoh di Wiki seharusnya seperti ini :
If I have the flu, then I have a sore throat (If P, then Q)
I have the flu (P)
Therefore, I have a sore throat (Therefore, Q)
atau megikuti model seperti ini :
-
If P then Q
Not-Q
Therefore, not-P
Misalnya dengan contoh sederhana seperti ini :
Jika hujan turun, maka jalanan basah (If P, then Q)
Jalanan tidak basah (not-Q)
Oleh karena itu, hujan tidak turun (Therefore, not-P)
=========================
Sebenarnya masih banyak fallacy yang ingin saya tuliskan disini, tetapi fallacy yang ada sangatlah banyak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di Wikipedia, FallacyFiles, atau situs-situs lain yang memuat tentang hal itu (link diatas). Lain kali akan saya tuliskan beberapa fallacy yang berkaitan dengan dunia blog. π
Sampai disini, saya sendiri merasakan bahwa dalam keseluruhan tulisan-tulisan di blog ini saya juga melakukan banyak kesalahan berlogika. Setelah saya melihat kembali sebagian besar tulisan saya, ada beberapa pengambilan kesimpulan, penyusunan argumen, dan juga pembuktian yang ternyata salah. Saya tidak akan membetulkannya karena hal itu berguna untuk membuat saya banyak belajar mendisiplinkan diri saya sendiri untuk taat berlogika.
Logika diatas adalah jenis-jenis logika yang sering dipakai dalam Filsafat Barat. Filsafat Timur sendiri mempunyai cara berpikir dan berlogika yang berbeda dengan filsafat barat. Tetapi tidak saya bahas dalam tulisan ini.
………..
………..
………..
Gimana, sudah mulai pusing ? Saya sudah dari tadi pusing kepala, karena menuliskan tulisan ini dalam keadaan “kurang enak badan”. Mata ini juga masih ngantuk berat karena meminum obat yang diberikan dokter untuk beristirahat.
Tapi selepas dari sini, saya akan membuat suatu fallacy baru yang berbeda dengan fallacy-fallacy yang ada diatas atau di Wikipedia. Karena saya menuliskan ini dalam keadaan pusing kepala, maka saya akan menamakannya :
Argumentum ad Pusingam
Karena tulisan tentang kesalahan logika ini membuat saya pusing kepala dan saya juga menuliskannya dalam keadaan pusing kepala. Juga saya yakin (kok yakin melulu π ) kalau ada juga yang pusing membaca tulisan diatas. Selamat Ber-fallacy Pusing; Argumentum ad Pusingam. π
Kesalahan logika lagi ? Ah, biarlah sudah. Habis ini tidur pulas.
*****************
Argumentum ad Selinganum (Selingan) π
Cuma mau memberikan gambar ini saja :
cantik banget kau nak…nak…!!!
Tapi sayang, karakter cewek yang paling kusuka di serial Final Fantasy cuma Rikku (FF X) seorang. Yang lain ke laut aja dah….. π
*gambar diambil dari sini*
Kalau ini bagaimana om :
Argumentum ad Selinganum: Berusaha mengurangi kemungkinan counter-argumen lawan bicara dengan memberikan hal-hal yang menarik dan disetujui bersama meski tidak relevan dengan argumen awalnya (finding common grounds) π Ah, tapi apa bagusnya Rikku sih? Tifa is the best lah! π
Btw, lain kali bahas burden of proof juga ya Mas Fertob, tapi ntar aja kalo udah agak baikan (sekarang kelihatannya masih agak2 koma ^^; ). Biasanya sering ditemukan dalam debat kusir agama:
Ateis: Prove that God exists!
Teis: Well, YOU prove that God DOESN’T exist!
keren … & mmg bnr2 berat π¦
Eh! Hari ini untuk kedua kalinya gw baca seorang (alumni) FPsi membahas tentang “Argumentum ad Hominem”. Hmm.. sebuah kebetulan yang luar biasa.. π
Dahsyattt… Bagus euy artikel ini.
Pencerahan.
Ma depresi,, π¦
boro boro mau ke nomer nomer 1-9,, Ma aja jarang pake bahasa Indonesia yang baik dan benar,,
*nangis,, nangis,,*
Apa saya bilang…setelah sembuh dan segar lagi dijamin tulisan Bang Fertob membuat orang lain sakit kepala hehehe…
Wah kalau begini harus hati-hati dalam mengambil keputusan ya…
Sementara saya ngikutin yang “Affirmation of Consequence” saja dulu Bang karena itu memang matematika banget (silogisme dkk) hehehe…
BTW tuh gambar siapa Bang? Cantik2 kok ngupil di depan publik π
@ Ning :
Kalau dipikir-pikir sebenarnya itu juga fallacy, tapi saya nggak tau masuk kemana. Mungkin sama dengan ini :
Pernyataan pertama (setiap yang memiliki akan kehilangan) jelas-jelas merupakan pernyataan yang ambigu. Pernyataan itu adalah kiasan yang bisa bermakna ganda. Dan pengambilan kesimpulan dari suatu pernyataan ambigu, akan memberikan hasil yang salah (positif/negatif)
@ catshade :
Definisinya tentang argumentum ad selinganum boleh juga tuh…. dimasukin wiki aja… π
Burden of Proof (BOP) memang rencananya akan dibahas tapi terlalu berat untuk disajikan. Biasanya memang sering dipakai dlm perdebatan theis-atheis dan juga dalam dunia hukum. Tapi yang mirip dengan BOP ada diatas : Argumentum ad Ignorantiam. Hampir mirip juga dengan Negative Proof.
Ah, Tifa terlalu serius orangnya. Sama dengan Yuna, Garnett, Quistis, Rinoa, dll. Saya lebih suka karakter cewek yang ceria. Selain Rikku, ada juga yang lain : Eiko (FF IX)
@ Luthfi :
Memang benar-benar berat mas… π Saya sendiri yang berusaha untuk taat logika ternyata masih banyak yang meleset…
@ Mbak Maya :
Eh, kebetulan yang luar biasa ? Kalau saya pasti menghubungkannya dengan parapsikologi….
@ Bangaiptop :
Thanks Bangaip….. π
@ Rizma :
Harus dibiasakan lho… Dokter kan, setahu saya, penalaran logikanya (khususnya verbal reasoning) harus tinggi.
@ deking :
hehehehe… bikin orang pusing ya ? Iya, Affirmative of Consequoence memang matematika banget (silogisme), dan sebenarnya banyak yang ingin saya tulis tentang fallacy dalam logika deduktif/silogisme, tapi terbatas waktu dan “tenaga” π
Itu gambar Ashe, salah seorang karakter cewek dalam serial game Final Fantasy XII. Ngupil ? wakakakakak….. :wow:
“premis : Every event has a cause
premis : The universe has a beginning
premis : All beginnings involve an event
inference : This implies that the beginning of the universe involved an event
inference : Therefore the beginning of the universe had a cause
conclusion : The universe had a cause”
Bang Fertob, ini premis kok conclusion semua ya…???
Argumentum ad Verecundiam… Akan saya ingat itu π
[…] kira-kira rasanya ketika ada makhluk tanpa url yang menyusup ke fasilitas komentar kita, ber-ad hominem ria, lalu mengeluarkan kutukan-kutukan yang sangat tidak enak didengar? Jujur saja, rasanya tidak […]
salah apa bener?
panjang betul boss nulis nya…pusing
[…] kambing hitam peristiwa tersebut. Jika kita lihat lagi mungkin isi artikel tersebut mengandung fallacy . Saya kutipkan isi dari artikel tersebut yang mengundangΒ keinginanΒ Β saya untuk menulis : 4. […]
[…] ingin belajar lebih jauh silakan intip FallacyFiles.org atau tulisannya mas Fertob di […]
*mulai tercerahkan*
hmmm…. jangan terlalu dipaksakan untuk taat logika dan bahasa…. wong kita juga sering gak ngerti logika dan bahasa tuh apa kok… halah…. he he he… ora eyd banget aku….
jadi muter2 ad de puyengan…
harus belajar bahasa yang bener dulu nih!
maaf mas…. hiu itu bukan ikan kali… hiu itu mamalia…
iy mas,,pUsing..
tp di ngErti2in aj d,,
krn tugAs..he^^
mKcie y mas
[…] Apakah ilmu mantiq (logika) tidak dibutuhkan untuk memahami teks (termasuk dalil-dalil)? […]
[…] mempertanyakan tentang keabsahan aliranmu, jawablah dengan sopan dan pintar. Jangan dijawab dengan ad-hominem atau sambil mengutuk pertanyaan dari si penanya. Yang kayak gitu jelas aja mancing keributan. Mbok […]
bang..ijin bang, mau nyadur tulisan ini ke ikastara.org π
boleh ga bang ? π
nice article bang….
saya jadi berpikir, jadi kebenaran itu ditentukanya bagaimana?
benar karena kaya = salah (Argumentum ad Crumenam)
benar karena tidak terbukti salah = salah (Argumentum ad Ignorantiam)
benar karena lebih baru atau terpercaya = salah (Argumentum ad Novitatem/Antiquatem)
benar karena pemujaan kpd seseorang = salah (Argumentum ad Verecundiam)
jadi, kebenaran adalah = ?
bingung saya π
[…] reading: [1] Ad hominem, wikipedia. [2] Mengapa Ad Hominem?, Argumentum Ad Pusingam, Fertob Hades Share this:TwitterFacebookLike this:SukaBe the first to like this post. « […]
[…] dalam Politik. Menjelaskan berbagai ngawur-logika sehari-hari terutama yang nyerempet politik.Argumentum ad Pusingam. Agak teknis tapi membantu memahami ngawur-logika dari segi ilmu logika sendiri.Wikipedia […]
[…] tidak saintis dari saya. Sebelum maraknya kata Ad Hominem bertebaran. Nampaknya postingan berjudul Argumentum Ad Pusingam adalah bapaknya atau founding father dari kata kata sakti “Ad […]