[mode normal OFF]
Disclaimer :
Tulisan ini cukup panjang. Gw harap anda tidak perlu membaca tulisan ini jika ingin kepala anda pusing. Tapi jika anda berkeras membacanya dan karena gw tidak membuat halaman peringatan, maka silakan baca peringatan di sini. Biar anda percaya kalau gw serius.
Gara-gara tulisan ini juga, gw jadi mengubah kebiasaan untuk menulis dengan gaya yang kebanyakan eufimisme. Itu karena ada teman gw yang mengkritik kalau tulisan-tulisan gw terlalu “halus”. Kadang-kadang orang perlu dikasari supaya tau apa maksud kita sebenarnya, begitu katanya. Dan komentar tambahan teman gw itu yang bikin gw agak-agak “marah” : “Orang Batak kok nulisnya halus, keluarkan sifat-sifat asli orang Batakmu. Ceplas-ceplos, kalau perlu sinis, satir, dan sarkas”
Dan juga gara-gara tulisan ini, gw nambah satu kategori di blog ini yaitu : Tulisan Aneh. Aneh karena ini bukan gw banget. Dan juga ada perubahan dalam kata ganti penyebutan orang disini.
-
Kata ganti orang pertama tunggal : Gw (alias aku, saya, ane, dll)
Kata ganti orang kedua tunggal dan jamak : anda dan anda-anda.
Sudah bisa dimulai ?
***********************
Dari sejak jaman gw SD, gw pernah dengar ada pepatah yang mengatakan :
1000 teman kekurangan, 1 musuh kebanyakan
Ada yang salah dengan pepatah diatas ? Kalau salah silakan diperbaiki sendiri. Dan gw akhirnya tau kalau pepatah itu BENAR-BENAR SALAH.
SALAH ? Ya, salah karena pepatah itu seakan punya arti tersirat kalau kita tidak perlu punya musuh. Teman itu pantas dicari tapi musuh itu pantas dihindari, begitu kata pepatah diatas. Bahkan orang-orang berlomba-lomba jadi blogger dengan tujuan salah satunya mendapat banyak teman. Tidak ada yang menjadi blogger kalau ingin mencari musuh. Kalau cuma musuh nggak perlu repot-repot, pergi saja ke terminal dan tantang preman disana berkelahi. Dijamin anda pasti banyak musuh dan bukan hanya satu. Itu salah satu caranya.
Pepatah itu juga SALAH karena saya yakin gw dan anda-anda semua perlu musuh. Perlu orang yang menjadi lawan anda dalam segala sesuatu, kalau tidak segala sesuatu cukup untuk satu hal saja. Kenapa anda perlu musuh ? Nggak usah jauh-jauh :
Anda perlu musuh karena anda perlu BERPIKIR
Dengan punya musuh anda akan mengerahkan seluruh kapasitas otak yang kecil untuk mencari cara, strategi, taktik, teknik, dan segudang cara lain untuk mengalahkan musuh anda. Tidak mungkin anda berleha-leha dan bersantai-santai jika anda punya musuh diluar sana yang setiap saat bisa menghabisi anda.
Orang yang tidak punya musuh akan berbeda cara penggunaan otaknya dibandingkan orang yang tidak punya musuh. Contoh kecil saja seperti ini :
Intel Corp. perlu musuh diluar supaya insinyur-insinyur, orang-orang pemasaran (marketing), dan seluruh manajemen-nya bisa menggunakan otaknya dengan optimal dan kalau perlu maksimal. Mereka tidak bersantai-santai di kafe dan merasa kalau mereka tidak punya saingan lagi diluar yang bisa menyaingi mereka. Dengan punya musuh, mereka akan BERPIKIR bagaimana bisa mengalahkan musuhnya, merebut pangsa pasar yang diambil musuhnya, dan juga mengembangkan processor intel-nya supaya makin bagus. Bayangkan kalau mereka tidak punya musuh, jadi apa komputer jaman sekarang ?
Microsoft punya-nya si BullBill Gates juga perlu musuh di luar. Dengan punya musuh, mereka tau kalau mereka tidak sendirian di dunia ini menjadi penguasa tunggal operating-system. Seluruh karyawan dan manajemen mereka tidak bisa duduk-duduk santai sambil minum kopi dan nonton DVD tiap jam kerja karena mereka tau kalau setiap saat musuh mereka bisa mengalahkan mereka. Itu membuat mereka BERPIKIR bagaimana caranya mengalahkan musuhnya itu.
Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi juga harus punya musuh. Setidaknya jadikan dosen pembimbing anda sebagai musuh. Bayangkan anda selama sebulan berkutat didepan komputer mengerjakan Bab Pendahuluan dari skripsi anda dengan mengerahkan segala daya upaya anda, dan ketika anda memberikan karya anda pada dosen pembimbing, dengan seenak perutnya dia mencoret-coret karya anda dan mengatakan karya anda itu banyak kesalahan dan anda seperti anak SD yang sedang nyusun kliping ? Anda tentunya harus mengalahkannya. Jika tidak bisa dengan cara diatas, pergunakan cara lain seperti pacarin anaknya atau cari tau apa makanan kegemarannya. Atau jika anda sedikit preman, cukup dengan pecahkan ban mobilnya atau lempari rumahnya. Setidaknya anda BERPIKIR.
Orang-orang yang bergelut di bidang agama juga perlu musuh. Dan kalau perlu musuh bersama. Musuh-musuh itu adalah mereka yang berbeda pendapat tentang suatu dalil dan hukum. Dengan punya musuh, mereka akan berpikir bagaimana caranya mengerahkan seluruh kemampuannya berpikir untuk mengalahkan musuhnya. Bisa dengan menggunakan cara-cara kasar alias main fisik, bisa dengan kata-kata menghujat, bisa dengan penyebutan dalil-dalil yang banyak, dan bisa dengan cara lain. Pokoknya : Apa saja bisa. Asalkan tujuannya mengalahkan musuh. Dengan cara itu setidaknya mereka BERPIKIR lebih banyak dibandingkan jika tidak punya musuh.
Anda-anda bisa melihatnya ? Jadi mulai sekarang bagi anda yang tidak punya musuh, segera cari musuh anda. Bagi anda yang sudah punya musuh, kerahkan segala kemampuan anda untuk mengalahkan musuh anda itu.
***********************
Jika anda-anda semua sudah melihat kenapa harus punya musuh diatas serta contoh-contohnya, sekarang gw akan memberikan beberapa tesis tentang musuh-musuh itu. Tesis ini bisa tepat dan juga bisa tidak sesuai dengan kebutuhan anda, tapi ada beberapa tesis yang harus ada supaya program punya musuh benar-benar berjalan.
Tesis #1 : Musuh Anda Harus Benar-Benar Nyata
Artinya, anda harus benar-benar punya musuh. Anda tidak perlu mengarang-ngarang pihak lain agar menjadi musuh anda. Musuh anda harus berada di dunia nyata dan bukan di imajinasi dan angan-angan anda. Musuh anda harus ADA alias EKSIS.
Musuh anda juga harus manusia atau organisasi yang beranggotakan manusia. Jangan menjadikan kambing, monyet, sapi, mangga, durian, dan kehidupan lain sebagai musuh. Jangan juga jadikan kuntilanak, genderuwo, jin iprit, suster ngesot, dan lain-lain setan gentayangan sebagai musuh karena mereka tidak berada di dunia nyata. Mereka punya dunia sendiri.
Tesis #2 : Cari Musuh Yang Setara
Jangan mencari musuh yang kemampuannya jauh berada diatas atau dibawah anda. Jangan mencari musuh anak-anak yang masih bayi, karena itu bukan tandingan anda-anda yang sudah dewasa. Jangan juga cari musuh orang-orang tua lanjut usia sakit-sakitan yang sudah bau tanah, karena sekali lagi itu tidak setara dengan anda, minimal soal kesehatan.
Sesuaikan kemampuan otak anda dengan musuh yang ingin anda cari. Jangan mencari musuh yang kemampuannya jauh diatas anda. Anda akan dihabisi dengan mudah, dan mesikpun anda sudah mengerahkan 100% otak anda, bagi musuh anda itu hanya seujung kukunya saja. Jangan meniru timnas sepakbola Indonesia yang ingin mengalahkan Brazil di Piala Dunia.
Jangan juga mencari musuh yang kemampuannya jauh dibawah anda. Itu bisa membuat anda tidak berpikir. Karena dengan hanya sekilas saja, anda sudah bisa mengalahkan musuh anda itu. Jangan seperti timnas sepakbola Australia yang mengalahkan Samoa dengan skor 32-0 dan berbangga karenanya. Otak anda tidak bekerja dengan optimal dan anda tidak bisa berbangga kalau mengalahkan musuh anda yang kemampuannya jauh dibawah anda.
Intinya, sekali lagi, cari musuh yang setara.
Tesis #3 : Kenali Musuh Anda
Ini yang paling penting. Kenali siapa dan seperti apa musuh anda. Jika masih susah mengenalinya, dapat digunakan clue 5W+1H dan diikuti 1SW (so what ?). 1SW itu sudah menjurus pada pengambilan kesimpulan. Setelah anda tau siapa, apa, kapan, dimana, dan bagaimana musuh anda, tanyakan lagi selanjutnya apa (so what ?). Itulah taktik yang anda gunakan nantinya untuk menghadapi musuh anda.
Analisis musuh anda hingga bagian-bagian terkecil yang tidak mungkin bagi orang lain untuk mengetahuinya. Cari tahu kebiasaan-kebiasaan buruk musuh anda yang dapat anda pakai untuk melawannya. Anda bisa juga mengetahuinya seperti apa musuh anda dengan cara serigala berbulu musang. Masuki habitat dan komunitasnya, korek segala informasi yang menurut anda penting, dan kalau perlu bertingkah-laku seperti musuh anda itu. Dari situ anda bisa mengetahui kira-kira bagaimana cara mengalahkannya.
Pergunakan semua kemajuan teknologi untuk mengenal musuh anda. Jika anda perlu menyadap sambungan telepon dan anda punya uang untuk melakukannya, jangan ragu-ragu. Jika anda perlu nomor rekeningnya, segera ketahui nomor rekening musuh anda. Caranya bisa anda atur sendiri, karena di negara ini tidak ada yang tidak bisa dilakukan asalkan punya duit.
Setelah anda mengetahui segala sesuatu tentang musuh anda, termasuk es krim kesukaannya, segera buat daftar panjang sifat-sifat musuh anda. Dari sifat-sifat dan karakter itulah anda bisa menyusun strategi menghadapi musuh itu.
Tesis #4 : Susun Strategi dan Taktik
Setelah semua sifat, karakter, kebiasaan, dan informasi apa saja tentang musuh anda telah anda dapatkan, maka langkah penting berikutnya adalah menyusun strategi menghadapinya. Buat strategi secara global terlebih dahulu atau dengan kata lain kerangka utamanya. Dengan cara apa anda menghadapi musuh itu, jika dengan kekerasan fisik sudah cukup, maka itu yang dilakukan. Jika dirasa tidak cukup, pergunakan cara yang lain mulai dari yang sangat halus sampai sangat kasar.
Siapkan rencana strategi awal, rencana cadangan-1, rencana cadangan-2 dan seterusnya, dan juga siapkan rencana darurat sewaktu-waktu anda membutuhkannya. Jangan hanya membuat 1 rencana saja. Hanya orang tolol yang membuat 1 rencana dan saya yakin anda bukan orang tolol jika sudah sampai pada tahap ini.
Taktik menghadapi musuh juga bisa disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Jika tiba-tiba anda menghadapi suatu kondisi tidak terduga, sesuaikan taktik anda dengan kondisi itu tanpa perlu mengubah strategi. Jika taktik anda adalah memancing di air keruh, lakukan itu sesegera mungkin. Tapi jika orang lain yang bukan musuh anda ikut terpancing di air keruh, segera hentikan hal itu.
Tesis #5 : Deklarasikan Perang
Langkah kelima adalah segera deklarasikan perang terhadap musuh anda. Jika perlu menggunakan surat atau petisi di internet, lakukan itu dengan pertimbangan masak. Gunakan bahasa yang terang dan jelas. Jangan gunakan bahasa yang ambigu. Jangan biarkan musuh anda mengartikan dengan cara lain diluar maksud anda.
Tapi jika anda tidak punya keberanian untuk mendeklarasikan perang secara terbuka, deklarasikan saja di dalam hati anda. Katakan :
-
“Kamu musuh saya dan dengan ini saya menyatakan perang terhadapmu”
Dengan cara ini anda bisa melakukan serangan kilat (blitzkrieg) terhadap musuh anda, seperti Jepang menyerang USA pada Perang Dunia 2, tanpa dia sadar anda telah menyerangnya. Dengan bahasa sononya : membokong. Cara tidak terlalu penting, yang terpenting adalah anda menang perang, dan bukan hanya menang pertempuran.
Tesis #6 (Tambahan-1) : Jangan Ikuti Apa Kata Musuh
Ini harus menjadi pegangan anda dalam menghadapi musuh.
Jika musuh anda mengatakan A maka anda harus mengatakan B, walaupun dalam hati kecil anda terdalam anda mengakui musuh anda benar. Jika musuh anda mengatakan POKOKNYA Kambing Tidak Bisa Terbang, maka anda harus mengatakan POKOKNYA Kambing Bisa Terbang.
Negatifkan apapun yang dikatakan dan dilakukan oleh musuh anda, seperti contoh kambing diatas. Jika musuh anda mengatakan POKOKNYA NEGATIF maka anda harus mengatakan POKOKNYA POSITIF. Jika musuh anda mengatakan NERAKA maka anda mengatakan SURGA. Jika musuh anda mengatakan Anda GOBLOK, TOLOL, dan BEGO maka anda mengatakan Anda PINTAR dan dia yang GOBLOK. TOLOL, dan BEGO.
Jangan menari mengikuti gendang yang ditabuh musuh. Bunyikan gendang anda, dan sedapat mungkin jadikan musuh anda menari sesuai dengan irama gendang anda.
Tesis #7 (Tambahan-2) : Serang Dengan Segala Cara
Yang terpenting bagi anda adalah tujuan agar musuh anda bertekuk lutut di kaki anda, dan bukan cara. Anda bisa menggunakan cara apa saja untuk mengalahkan musuh anda, asalkan tujuan utama telah tercapai.
Jika harus menggunakan serangan sayap ala Manchester United, pergunakan kedua sayap anda untuk menghancurkan target utama. Jika harus menggunakan determinasi dari tengah gaya AC Milan, pergunakan pemain yang punya daya dobrak dari lini tengah yang kuat. Walaupun untuk dengan cara itu anda mendapatkan 5 Kartu Merah. Yang penting adalah menang.
Ingat, pertahanan terbaik adalah menyerang. Siapkan amunisi senjata sebanyak mungkin. Siapkan juga senjata sebanyak mungkin. Waspadalah terhadap serangan balik musuh anda. Jika menyerang, yakinkan diri anda bahwa pertahanan anda sudah kuat terlebih dahulu.
Tesis #8 (Tambahan-3) : Jangan Takut Terlibat
PercintaanDebat Kusir
Debat kusir, jika dengan tujuan mengalahkan musuh anda, adalah sesuatu yang tidak perlu ditakutkan. Hadapi dan nikmati. Debat kusir tandanya anda berhasil membawa musuh anda pada suatu jalan buntu. Taktik ini bisa anda lakukan jika anda rasa musuh anda cukup kuat dan anda mempunyai kemungkinan untuk kalah.
Dengan menjadikannya debat kusir, maka kekalahan anda tidak akan terjadi, dan anda bisa menggunakan strategi lainnya untuk menang.
Tesis #9 (Tambahan-4) : Musuh Bisa Jadi Teman
Tesis ini adalah tesis tambahan berdasarkan komentar dari Teman Yang Jauh di Negeri Sebrang (Mr. Fear) disini.
Seandainya anda telah mendeklarasikan perang dan kemudian menghadapi perang terhadap musuh anda, disuatu kesempatan bisa saja anda merasa bahwa musuh anda terlalu amat kuat atau anda BERPIKIR lebih baik bagi anda untuk menggabungkan kekuatan bersama musuh anda, maka itu mungkin jalan yang terbaik yang harus anda lakukan.
Musuh ada bisa menjadi teman anda. Anda dan dia bisa membangun suatu koalisi, fraksi, sekutu, atau apa saja namanya untuk kemudian menghadapi musuh-musuh bersama yang lain. Ini juga adalah suatu bagian dari strategi global anda menghadapi musuh-musuh anda yang lain.
Tetapi ingat, tidak ada koalisi, fraksi, dan sekutu yang abadi. Selama kepentingan anda diakomodasi oleh koalisi itu maka anda bisa mempertahankannya selama anda mau dan mampu. Tetapi jika koalisi itu menurut anda bullshit, segera hentikan sedini mungkin.
Yang abadi adalah kepentingan anda sendiri.
Tesis #10 : Seluruh Tesis ini Bersifat Sirkular
Jika anda sampai tahap pendeklarasian perang dan ketika perang telah dimulai anda belum juga menang, segera ulangi langkah-langkah menghadapi musuh anda dari Tesis #1. Segera lakukan evaluasi secepat mungkin dan sesegera mungkin, siapa tahu anda masih kurang lengkap dan kurang sempurna menerapkan langkah-langkah diatas.
Ulangi dan ulangi terus hingga anda menjadi expert menerapkannya. Bukankah ada pepatah yang mengatakan “Practices make Perfect” ? Coba terus dan anda bisa saja mendapatkan hasil yang memuaskan.
Tesis #11 : Kemungkinan Gagal
Seluruh langkah-langkah merumuskan musuh dan cara-cara menghadapi musuh diatas mempunyai kemungkinan untuk gagal. Tidak ada obat yang bisa menyembuhkan segala penyakit dan tak ada gading yang tak retak.
Jika kegagalan itu terjadi, mungkin bukan nasib anda untuk memenangkan perang menghadapi musuh anda. Segera kibarkan bendera gencatan senjata dan kalau perlu bendera putih tanda menyerah. Tidak perlu malu untuk mengakui kalau musuh lebih kuat dari kita.
***********************
Anda masih membaca sampai disini ? Benar-benar kurang kerjaan, padahal sudah gw peringatkan. Gw tidak bertanggung jawab kalau kepala anda jadi sakit.
……………..
……………..
……………..
Sukses atau gagalnya cara-cara diatas tidak berarti anda tidak perlu musuh. Musuh tetap saja anda perlukan dengan tujuan utama yang gw blockquote diatas. Musuh membuat anda berpikir.
………….
………….
………….
Tulisan diatas akhirnya membuat gw sedikit paranoid. Tengok kanan-tengok kiri, kira-kira siapa yang jadi musuh gw. Siapa yang sepertinya lagi mgomongin gw, dan siapa yang mempunyai maksud jahat sama gw.
Sepertinya nanti malam gw harus nutup pintu dan jendela rapat-rapat, kalau perlu diperiksa setiap jam untuk memastikan. Siapa tau ada musuh gw yang berniat merampok gw karena gw dianggap musuhnya. Jadinya gw punya gangguan ob-comp.
Tapi, walaupun gara-gara punya musuh gw jadi punya banyak gangguan psikologis, setidaknya punya musuh berhasil membuat gw berpikir lebih banyak daripada biasanya. Otak gw yang rada-rada beku bisa lebih cair dan bekerja dengan cara yang cepat.
***********************
[mode normal ON]
Saya cuma bisa tertawa terbahak-bahak melihat edisi perdana dalam kategori Tulisan Aneh diatas. π Lain kali edisi perdana ini akan saya lanjutkan jika memang dibutuhkan. Sepertinya model tulisan-tulisan seperti ini yang laku “dijual”.
Tapi tulisan model diatas benar-benar bukan “gw banget”. Itu hanyalah bagian diri saya yang ingin berpenampilan dan menampilkan identitas lain. Saya rasa anda semua punya “identitas lain” ketika bergaul dengan komunitas yang juga berbeda.
top bro π
masih tetep khas abang
saya apal gaya analisis abang
jujur, ga ada musuh rasanya ada yang hilang, apalagi musuh2 saya biasanya pinter baik ngomong dan teori, kalau ketemu perang mulut terus tapi jadinya saya rajin belajar dan baca dengan tujuan: ngalahin dia.
adanya musuh bikin saya lebih ‘bangun’ pada realita dan lebih aware bahwa musuh yang sebenernya adalah diri kita sendiri.
kamu musuh saya …
saya tidak setuju dengan segala apa yang kamu tuliskan di sini. titik …
(lho berarti saya mengikuti anjuran kamu buat cari musuh dong)
gayanya kok mengingatkan saya akan
wadehelomaigat versi sekuler πMahasiswa yang sedang menyusun skripsi juga harus punya musuh. Setidaknya jadikan dosen pembimbing anda sebagai musuh.
Pembimbing skripsi saya baik kok >_> Untuk ini yang jadi musuh adalah waktu dan (kemalasan) diri sendiri π
Walah mas… saya rasa kalau semua “gw” diganti dengan “saya” kesan meledak-ledaknya masih terasa kok. π
Hmm… π
Ah, seperti membedakan Bruce Wayne dan Batman? Di satu sisi flamboyan dan playboy, tapi di saat lain jadi grim, nggak percayaan, dan agak sadis… π
@ Catshade
Saya pikir juga begitu… π
ada ada sajah….. π
hehehe … seperti bukan tulisan fertob ya … pangling saya …
selamat udah berhasil memunculkan alter ego-nya … π
musuh saya adalah saya sendiri… (jadi recursive dan infinite looping nggak ya… π )
Huhu ada musuh malah bikin stres, bisa nggak yah berpikir tanpa dorongan dr pihak musuh?
Di dunia bisnis daripada musuh2an dan berebutan market share mendingan merger, kyk Daimler dan Chrysler (jadi Daimlerchrysler), Gilette dan P&G. Ericsson dan Sony.
Daripada cari musuh mendingan musuhnya dijadiin temen biar bisa lebih kuat lagih, hihihi.
Lha ya jelas perlu musuh donk…
Ketika kita bekerja secara tidak langsung kita kan sedang “berperang” melawan “musuh” kita, yaitu pekerjaan…
Ketika kita sedang makan, kita juga sedang berperang melawan musuh yang namanya lapar…
@ dina :
Lho, lho, lho…. itu bukan saya secara normal. Yang nulis diatas adalah alter ego dari fertob. π Tapi terkadang saya juga heran : alter ego atau kepribadian yang lain ? π
Diri sendiri juga bisa dijadikan musuh. Kan ada di Tesis #1 :
@ wikan :
jadi lagi nggak punya musuh nih mas wikan ?
*musuhan yuk…!!* π
@ Catshade :
Iya, setelah saya selesai menulis, jadi malah teringat kalau gaya penulisan diatas mirip dengan omaigat. Maaf kalau ada kesamaan nama, tempat, dan gaya penulisan. Semua itu hanya fiktif belaka dan tidak ada kesengajaan.
Ho-ho-ho…. anda beruntung sekali. Saya juga dulu punya dosen pembimbing yang baik. Tapi bukan berarti semua dosen pembimbing itu baik, banyak juga mahasiswa yang mengalami nasib buruk ditangan dosen pembimbing. π
@ Sora9n :
Masih terasa ya ? berarti alter ego saya masih belum canggih melakukan penyamaran identitas. “dia” masih meniru fertob yang asli.
Padahal bedanya Bruce Wayne dan Batman hanyalah pada kostum/pakaian yang digunakan. Dengan pakaian saja orang bisa begitu berbeda, apalagi kalau yang lain ?
@ arul :
ah, mas arul juga ada-ada ajah mau baca sampai habis. nggak sakit kepala mas ? π
@ jurig incorporated :
saya malah bingung, itu alter ego atau split personality ?
*selamat pangling mbak* π
@ khaidar :
Diri sendiri juga bisa dijadikan musuh. Seperti Tesis #1 :
@ apret :
Di dunia bisnis, musuh itu HARUS dan PERLU. Mereka bersaing dan saling mengalahkan terlebih dahulu sebelum kemudian menyadari kalau oerang mereka tidak pernah akan menghasilkan pemenang.
Akhirnya musuh pun dirangkul dan dijadikan teman. Tapi setelah bergabung mereka juga tetap punya musuh diluar sana. Apakah dirangkul lagi atau dihabisi saja, itu tergantung niat mereka π
@ Deking :
Huhu…. sorry tapi musuh yang saya sebutkan disini adalah seperti Tesis #1 :
π
Punya banyak musuh adalah investasi …
Hahaha, ternyata bukan cuma saya yang lagi gandrung sama second personality / dark personality
Hahaha
Wualaah,, Ma ampe bingung pertama kali baca,, kirain siapa yang bikin,,
Tapi warna warna di tiap judul,, poin poin itu,, pake quote itu,, masi ada bang fertob-nya kok,, π
tapi pake gw-nya aga ga terlalu enak dibacanya nih,, apa gara2 ga terbiasa aja ya?
Ngomong ngomong masalah orang batak ya bang, Ma nih Palembang banget lho,, π dan lumayan berhasil buat ga ngeluarin ke-palembang-annya Ma di sini,, (masi suka meledak si skali skali,,) efek SMA 3 taun di bandung nih,, π
Paranoid?? gangguan kepribadian paranoid?? gapapa,, belom neurosis,, -lha?-
Piss!
Oh iya ya…baru nyadar, gara2 terprovokasi oleh kata “musuh” sih π
Ya kita memang tetap butuh musuh kok, setidaknya selain nuansa kooperasi kita juga tetap butuh yg namanya nuansa kompetisi. Biar ada
rangsangantantangan dan pemicu gitu lho…Kalau tesis ke 6 ya iyalah (kayaknya), kalau omongan musuh dituruti akhirnya sama saja temen donk.
Bang, kalau musuh dalam selimut itu yang gimana ya? π
Huahahaha… setuju banget, Fer! Makanya gw lebih “bergairah” kalo dapat komentar2 yang menentang posting gw di blog, atau orang2 yang menyangkal tulisan2 gw di media lain π Gw seneng sih dapat komentar2 manis, tapi.. yang menentang itu lebih “menggairahkan” (selama tetap dalam bahasa manis dan tidak sekedar debat kusir cari menang2an :)) Gw menganut azasnya Oscar Wilde soalnya: A true friend stabs you on the front π
Tapi, Fer, kok awalnya udah bagus pakai “gw”, akhirnya pakai “Anda”.. hehehe.. Nggak konsisten ah!
setuju… kita memang perlu musuh…
om fertob…. salam kenal ya… ini pertama kali maen kesini neh.. π
tulisannya keren2 yah… rame rasanya(iklan permen?)… gaya analisisnya keren euy!
menurut teori Freud,
ini yg nulis ego, alter ego apa id nya Bro Fertob yah? Hahaha
Aaaggggghhhh…..!!
ga panteeeesss……!!
kalo mau pake gw ya kata2 yg lain jgn sesuai EYD, Oom..
aneh kan jadinya..
Tidaaakk…jangan jadi sesuatu yg bukan ‘gw banget’..
@ He Who Must Not Be Named :
Betul, musuh itu investasi, setidaknya investasi dalam berpikir. Ini bukan dark personality lho, ini cuma mengungkap sisi lain dari diri sendiri yang tidak dikenal orang lain.
Personality hanya sekedar topeng…. π
@ Rizma :
Masih keliatan ya ? berarti topengku belum sempurna menutup wajah yang sebenarnya dong…. π
Gw dan anda itu cuma penyebutan kata ganti saja kok, nggak ada maksud lain.
@ deking :
hehehehe… musuh jangan dimasukin ke selimut, ntar berabe, terlibat
debat kusirpercintaan. π@ mbak Maya :
Manis dan pahit cuma rasa aja kok mbak. Yang penting kan khasiatnya (kata iklan) π
A true friend stabs you on the front, how about a true enemy ? π
itu kan cuma kata ganti orang aja mbak, mau diganti dengan ane, ogut, beta, kamu, elo, sampeyan, dll juga nggak masalah.
@ koecing :
makasih, silakan dinikmati hidangan yang nggak ringan… π
@ Apret :
Ini yang nulis fertob, tapi pakai topeng yang lain (mungkin topeng drakula) π
@ hana :
Gw kan cuman kata ganti. Sisanya harus mengikuti aturan : taat berbahasa dan taat berlogika π
sekali-kali nggak apa-apa ngeluarin sesuatu yang bukan gw banget..!!! asyik aja liatnya….
@ fertobhades
Euh, nggak cuma pakaiannya doang lho. Bruce Wayne sama Batman itu memang seperti dua kepribadian dalam satu tubuh, IMO…
Bruce itu terkesan hobi foya-foya dan playboy, dan jarang terlihat marah. Tapi Batman itu sadis, agak kejam, dan dingin banget kalau lagi beraksi. π
Mungkin ‘sisi bahagia’-nya ditampakkan sebagai Bruce, sementara ‘sisi kelam’-nya muncul semua sebagai Batman… (mungkin lho π )
…
Ah, BTT, nyari musuh itu penting. Soalnya bakal selalu ada yang mengingatkan kita akan kelemahan pribadi… (walaupun caranya bisa kejam banget, sih π )
baca peringatannya sudah cukup mengerti
Sudah punya musuh, sekarang lagi gencatan senjata. Atau tepatnya aku sudah mengundurkan diri dari medan pertempuran dengan status MENANG!
dan biarlah penggantiku menjadi lawan mereka.
[…] hal ini di blog, sebab mungkin saya akan di anggap menyerang salah satu agama. Tapi setelah membaca tulisan bang fertobΒ iniΒ , yah saya beranikan diri untuk menuangkan pemikiran (pemahaman) saya mengenai ke Tuhan an […]
Taktik tambahan, jangan berperang di medan yang dibuat oleh musuh, kemungkinan untuk menang akan berkurang… π
Iya, punya musuh itu perlu kok, kita jadi semangat ngasah `kekuatan` π
Kalau di AKMIL sih pasti banyak musuh, apalagi musuh buat merebut Adhi Makayasa. Akhirnya saya bisa rebut Makayasa itu.
musuh=rival
apa begitu?
[…] yang asli telah diatasnamakan, dimanfaatkan (termasuk untuk memenangkan perang kata kata lawan musuh yang tidak sejalan dan sealiran), lalu terakhir dimatikan hingga akhirnya digantikan oleh aliran […]
Pendaftaran Top Posts periode Mei-Juni 2007 telah dibuka. Silahkan daftarkan postingan Anda di http://muhshodiq.wordpress.com/2007/07/06/pendaftaran-top-posts-mei-juni-2007/
euh… waspadailah musuh dalam selimutmu… euheuheuheu..
Heibat, heibat Bang Fertob, salut
musuh saya abang aja ah π hehehe
[…] juga: Mengapa kita harus punya musuh, tulisannya Om Fertob (psikolog) Posted in […]
[…] August 2nd, 2007 in Foolitics, Uneq Uneq, Insight Anda harus punya musuh, begitu kata salah seorang blogger. Setelah menyimak salah satu thesisnya yang berbunyi βmusuh […]
waduh pemikiran kayak gini rada baru buat saya euy… yah sedikit-sedikit dulu diresapi… tapi tetep kalo ada musuh, kita juga harus punya teman…
Musuh anda adalah diri anda sendiri.
[…] Tiada yang abadi selain kepentingan sendiri, begitu kata pepatah lama. […]
Musuh gue kayaknya software canggih, punya military, tapi bukan buatan indonesia ! Gue lagi cari tau buatan negara mana. Soviet ? (mungkin), Amerika (kok hina bener ?), Eropa (mau bunuh diri mereka ?) jadi ? negara mana donk ?
canggihnya software itu bisa ngirim gambar hantu2 ke muka saya yang akan segera pergi tidur di malam hari + software itu bisa bikin tiruan semua teman2 akrab saya yang sudah tidak lama berjumpa : dari warna suara, gesture, mimik, nada bicara, pilihan kosa kata dll pokoknya kalau gak pengalaman akan tertipu harta benda dan waktu !
Ohh… aku tahu sekarang, karakter negara yang sama dengan karakter kejahatan itu software adalah : Korea Utara dan semacamnya, entah Myanmar (langsung terbayang yayasan Kanker Dharmais deh kalau nyebut2 Myanmar !)
[…] Dan akhirnya dengan kejadian klaim2an ini, kita bisa menjadikan Malaysia sebagai musuh bersama bangsa Indonesia, tentunya bukan untk diperangi atau diganyang tapi dijadikan sparing partner dalam […]
[…] agama tertentu maka bagi sebagian orang “jurus” pamungkas : Pokoknya harus Mengkafirkan,Β Mensesatkan dan Mengharamkan pun keluar meski nampaknya hanya menjadi bahan olok olokan semata. – Terbukti […]
Oalah! Eee… Oooo.. Lha! maksudnya musuh dalam arti positif, to! Tak kira apaan.
– – – – – – – – – – – – – – – – – – – – –
Salam kenal!
Blog-ku: http://mardies.wordpress.com
Jadi, kambing bisa terbang ya?
* waras mode is disabled *
Saya miliki beda pemahaman ttg apa yg sampean sebut sbg musuh. Dlm perbendaharaan saya, apa yg sampean sebut musuh di sini adl RIVAL bagi saya. Dan itu memang perlu, saya sepakat. Saya pernah bahas ttg ini di salah posting di blog lama saya
Tapi tidak lantas Rival itu kita jadikan musuh. Krn musuh ama rival miliki asosiasi emotif yg berbeda dalam diri (diri saya at least).
Tapi apakah kita perlu punya musuh? IYA, kita HARUS punya musuh. Krn itu menandakan bhw kita ini punya prinsip yg mengkutub, tidak nanggung atau setengah2. Klo kita sampe ndak punya musuh, itu pertanda klo kita ini punya prinsip mbebek, Asal Bapak Senang atau apapun yg intinya berusaha menyenangkan semua orang. Dan itu ndak mungkin! Ketika kita sudah punya kejelasan Where we stand, maka di sanalah kita akan punya musuh. And it’s a good thing! π
wakakaaa,..
tulisan disini membangkitkan rasa kompetisi saya yang telah lama hilang.
saya percaya dengan, yang terbaik itu keluar dari hasil sebuah kompetisi. kalau kompetisi(musuh) itu di tiadakan, kita tidak akan sebaik orang yang dikiri atau kanan kita.
salut dengan bro fertob, hal sekompleks ini bisa disederhanakan,..
menurut gw…musuhan itu asik…memancing kita untuk semangat gelut,ku aing jenggut,cabok,tonjok,cabik2,dikoet,eta bedak ulah nggleg sok hayang ngoet weeeeyyyyy,,,,hararenek aing nempona…..jadi hayang musuhan tanpa sebab…….ngarti hnete……aing perlu musuh……penting…..!!!!!!!!!!!!!
dalam perspektif positif musuh memang baik untuk men-trigger kemampuan diri, namun saya tidak setuju kalau kita sebaiknya mencari atau bahkan dengan sengaja memunculkan musuh, yang namanya musuh akan selalu datang dengan sendirinya terus menerus dan bahkan bergelombang tanpa perlu dicari
sedangkan teman, kalau kita pasif akankah mendapatkannya ?, saya kira sulit sekali….saya lebih membenarkan yang dikatakan pepatah “1000 teman kekurangan, 1 musuh kebanyakan”, karena apa ? dengan semakin banyak teman maka semakin besar pula peluang untuk menaklukan musuh
note : musuh jangan hanya dipandang sebagai manusia saja, apapun yg menghalangi kita termasuk diri kita sendiri, maka itu adalah mushuh kita
thanks banget bro.gua mmg banyak msh skrg…….
saya,
pusing π
salam
gue lagi kesal di depan gue ada musuh
tapi tak kala melihat hidup gue dulu
musuh ku jahat
hebat kalau gitu
ternyata emank bner ya….
shabat gk selamanya tmen
tapi musuh slamanya tmen
gw pngen ktwa ndiri wkt nget wkt msh jd msuh ma shbt gw….
hahahahahahaha….
T.O.P dah tulisan nie……!!!!! π
THANKS….
ANDA BENAR-BENAR MENGUBAH HIDUP ANE!!!
SEKALI LAGI TRIMS…..
mantap bro……………………………
baiklah, sekarang saya jadi ketularan paranoid..