cerita tidak lucu
Sewaktu muda (SMA atau kuliah), saya yakin anda pasti punya impian dan khayalan tentang keluarga yang nanti akan anda bangun. Maksud saya, mulai dari umur berapa menikah, punya anak berapa, istri/suaminya seperti apa, sampai nama anak yang akan diberikan, dan lain-lain. Kadang-kadang hanya iseng saja, dan terkadang, bagi beberapa orang, sudah direncanakan sejak saat itu.
Saya juga begitu. Waktu SMA, saya merencanakan akan menikah pada umur 30 tahun, kurang lebih. Dan sekarang, umur sudah 30 tahun lebih sedikit, ternyata belum nikah-nikah juga. π Calon istri siapa saja asal memenuhi 3 syarat : Manusia, Baik, dan Pintar. Syarat yang lain bisa diabaikan.
Syarat pertama, manusia. Iya, tentunya saya tidak mau dan tidak akan pernah mau menikah dengan yang bukan golongan manusia. Bahkan yang sama nenek moyangnya dengan manusia juga pasti akan saya tolak.
Syarat kedua, baik. Saya nggak sudi menikah dengan orang jahat. i mean it. π Jadi kalau dia jahat luar dalam, segera enyah dari kehidupanku. Itu karena saya memang orang baik. Sementara syarat ketiga, pintar. Ini yang paling sulit. Bukan cuma pintar otak, tapi juga pintar hati.
Saat ini hanya syarat pertama yang terpenuhi dari sang calon. Mudah-mudahan dia nggak baca, bisa kena gampar gw Masih perlu banyak special training untuk memenuhi syarat kedua dan ketiga.
Doakan semoga sukses.
Dan ini ada beberapa hasil impianku ketika masih muda dulu dan juga yang terpikir belakangan.
Anak
Berapa anak nanti kalau sudah menikah ? Saya maunya bisa bikin kesebelasan sepakbola atau minimal tim bola volley. Jangan cuma ganda (putra, putri, campuran), apalagi single fighter. Kalau single fighter, nanti anaknya jadi jagoan di rumah. Sorry buat yang cuma punya anak tunggal.
Tapi saya yakin, calon ibunya pasti menolak dengan keras. “Emangnya gampang bikin anak ?” begitu omelannya. Bikin anak gampang, ngurusnya yang susah. Iya nggak ? π
Jadi setelah melalui pertimbangan masak-masak, akhirnya diputuskan minimal 2 dan maksimal 4. Padahal sudah saya lobby dengan keras supaya bisa 6.
Nama Anak
Nah, ini dia masalah lain yang sama susahnya. Karena saya dan sang calon bukan anak pertama, saya yakin tidak ada intervensi orangtua saya dalam memberikan nama. Keponakan saya contohnya, namanya ada 3 kata, dan 2 kata diberikan kakek dan neneknya (dari pihak bapak dan ibu). Akhirnya, bapak ibunya hanya memberikan satu nama, dan itu pun gabungan nama mereka. Nggak kreatif.
Satu lagi. Walaupun saya orang batak, tapi saya tidak akan memakai nama-nama batak. Sorry buat orang batak yang lain. π Nama-nama seperti Hasiholan, Parlindungan, Poltak, Torang, Romauli, dan kawan-kawannya tidak akan masuk dalam agenda.
Dan akibat membaca buku Harry Potter, sepertinya nama-nama disana cukup bagus-bagus. Ada nama-nama rasi bintang, seperti the Black family : Sirius, Regulus, dan Nymphadora. Ada nama ksatria/raja seperti keluarga Wesley : Arthur, Ronald, Percy, Guinevere, Fred, George. Ada nama-nama bunga, Lily dan Petunia. Ada nama-nama aneh, Alastor, Remus, Yaxley, Narcissa, Severus. Dan ada nama-nama pasaran, Harry, James, Lee, Tom, Katie. Dan masih banyak lagi.
Sampai saat ini belum terpikir. Mungkin kalau terdesak, nama itu bisa muncul dengan sendirinya.
Pendidikan
Maksudnya bukan cuma pendidikan formal, tapi juga cara mendidik.
Mengerti psikologi bukan berarti otomatis mengerti mendidik anak. Tapi yang diterapkan di rumah nantinya adalah pendidikan kebebasan. Dengan bahasa lainnya, “ente bebas ngapain aja, tapi ente bertanggung jawab sama apa yang ente perbuat“.
Dulu waktu masih SMA, ada teman yang tanya, “fer, nanti anakmu manggil apa sama kamu ? bapak, ayah, daddy, atau babe ?” Saya jawabnya, “nanti anak gw manggil gw BOSS“. *ngakak* Iya, anak saya nanti, kalau bisa, manggil saya BOSS dan manggil ibunya Bunda. π Tidak apa-apa bersikap otoriter dalam soal panggilan, tapi demokratis dalam sikap, iya nggak ?
Kalau pendidikan formal, itu seperti biasa. Kalau nantinya sanggup sampai kuliah, syukurlah, akan saya sekolahkan sampai ke negeri Cina (bukannya katanya carilah ilmu sampai ke negeri cina ?). Kalau otaknya dodol dan tidak sanggup kuliah, lebih baik jadi kuli pelabuhan. Asal jangan jadi preman dan tukang palak.
Agama/Kepercayaan
Nah, ini juga salah satu yang sulit.
Saya sendiri dibesarkan dalam tradisi religius yang kuat, sangat kuat malah. Orang tua selalu menekan (dengan cukup otoriter) kalau berhubungan dengan soal religi. Bapak adalah pengurus di gereja, dan saya sendiri sudah khatam baca Alkitab waktu SMP, walaupun tanpa mengerti maksudnya.
Tapi lihatlah hasilnya, saya seorang agnostik dan peragu walaupun masih percaya sama Tuhan. Dari situ saya bisa mengambil kesimpulan bahwa sekuat apapun pendidikan religius yang diberikan orang tua, yang terutama dan terpenting dari pendidikan itu adalah soal tingkah laku dan moralitas. Hanya itu.
Itulah yang nanti saya terapkan pada anak. Anak saya akan saya berikan kebebasan sepenuhnya untuk memilih agama dan kepercayaan apa yang akan dianutnya. Sepanjang agama/kepercayaan itu membawa hasil positif bagi tingkah laku dan moralitasnya, saya justru akan membiarkannya.
Bahkan kalau seandainya dia memilih untuk menjadi seorang ATHEIS sekalipun hal itu akan saya biarkan. Pilihan untuk berkepercayaan atau tidak bekepercayaan adalah murni pilihan masing-masing individu. Jadi untuk apa saya mengintervensinya ?
Banyak teman yang bilang kalau itu sangat sulit. Makanya saya sudah persiapan mental dari sekarang. Jadi tak perlu terkejut kalau nanti anak saya seperti Nietszche, Karl Marx, Karl Popper, ataupun Bertrand Russel. Iya kalau otaknya secemerlang tokoh-tokoh itu, kalau otaknya dodol, ya jadi kuli pelabuhan yang atheis. Bukan bermaksud menghina kuli pelabuhan ya…
Asal jangan jadi preman atau tukang palak/koruptor yang atheis.
**********
Ya sudah sampai disitu impian masa muda dan yang beberapa waktu lalu terpikirkan lagi. Soal waktu kapan punya anak, itu masalah lain. Tidak dalam waktu dekat, tapi akan segera terwujud. π Bagi anda yang punya impian tentang keluarga seperti apa dalam imajinasi anda, silakan berkhayal yang tinggi-tinggi. Yang sudah menikah dan punya anak tentunya tidak bisa mengkhayal lagi. π
Terkecuali ada yang terpikir untuk sembelitselibat.
ps :
Maaf kalau ada yang salah mengira saya berpuasa. Saya tidak berpuasa. Di KTP tertulis Kristen. Di hati tertulis Agnostik. Di jidat tertulis Skeptic. Tapi saya masih percaya Tuhan. Di punggung tertulis Awas Orang Galak. Dan di mulut tertulis Pizza Inside (i love pizza). dan di ketek ada akar beringin
Selamat berpuasa bagi rekan-rekan Muslim yang menjalankannya. Semoga setia sampai akhir.
Komen fertamax, ah!!!
“Anakmu, bukanlah Anakmu” begitulah ujar Gibran, hehehehe π
Tindakan orang tua (calon orang tua?) memberikan kebebasan kepada anak untuk memeluk agama, bahkan atheis sekalipun, wah, hebat tuh, Bung! Biarkan anak-anak memilih jalan hidup yang sesuai dengan dunia dan keyakinannya.
Persoalannya, zaman yang kelak akan menilai benar tidaknya “kredo” Bung Fertob dalam “mengurus” anak, hehehe π Sekarang kan masih “jomblo” –maaf, ya? hehehehe π
Wah, sudah keduluan mosting begini… π
*merasa diselip*
Pilihan bebas memang nantinya pada individu sendiri. Lha, aku saja dulu ndak suka nyebut “Boss” untuk ayah di depan kawan-kawan, terakhir sering juga beberapa kali dengan teman dekat
Kalau punya anak nanti, tetap saja deh pengen beri nama Alex. Alexander buat laki dan Alexandra buat yang perempuan.
Yahh… membentuk puak Alex seperti keluarganya Koes Plus. Kan saya seniman π
Kalau diingat-ingat, aku sendiri sempat “nyaris tergelincir” jadi agnostik tulen. Kalo ketauan keluarga bisa dicabut dari ahli famili mungkin ya?
Alasan tetap beragama yang ini, yaa.. alasan klasik juga jadinya: karena butuh panduan hidup sampai mati nanti.
Yang terpenting nanti, apapun adanya generasi masa depan kita, ia mesti humanis *menurutku sih*. Punya empati untuk orang lain dan bukan individualis ekstrim yang membuatnya susah dibedakan dengan binatang di hutan…
*merenung*
tapi saya kok ketawa ya bacanya? π
saya terlahir di keluarga yang agamanya ckukup kuat, tapi kok saya bejad begini ya? π
dulu saya manggil papa saya boss lho. tapi boss keju. soalnya bokap doyan banget sama keju.
btw postingannya keren. jadi mikir ke depan kalau punya anak…
dan saya kepikiran untuk memberikan nama anak yang berbau kebarat-baratan πboss keju…
*nahan geli di perut yang terasa dikitik-kitik* π
Oh ampunlah komennya…
Pengakuan diri yang benar-benar menakjubkan, chika
Hmm.. komentar gestalt dulu: jadi… apa yang bikin nggak tidur di 2.14 itu udah selesai ya, Fer? Kok sudah bisa lanjut dengan cerita tentang sang calon dan impian tentang keluarga… π
Eh, anaknya dikasih nama Nietzsche aja π Kalau perempuan Nietzschenia π
jadi inget pikiran pikiran tentang mau punya suami kaya gimana, anak gimana, namanya siapa,,
Tapi kalo dipikir dia bakal jadi gimana masalah agama dan keyakinannya? mungkin Ma bakal ngeikhlasin aja dia mau jadi gimana, tapi bakal dikasih macem2 aja info sama dia,, dan do’a moga moga dia dapet yang terbaik,,
pasti susah, pasti Ma bakal ngotot,, moga moga aja Ma ga lupa sama niat Ma sekarang,, π
Apa itu Agnostick bang?
Jadi bingung nie π
saya malah dulu pengen anak saya manggil nama saja. kaya yg dilakukan beberapa orang di Barat sana π
tapi tentu saja istri saya nggak setuju. akhirnya saya dipanggil Ayah saja deh… hehehehe
salam kenal Bang. lumayan mencerahkan. π
sudah nentuin tanggal bro?
Sebentar Bang….syarat pertama adalah manusia (tanpa menyebutkan jenis kelamin). Apakah itu berarti Bang Fertob tidak mempermasalahkan jenis kelamin? :mrgreen;
*ngumpet dulu sebelum ditimpuk pakai monitor*
Ehm…
Secara jujur saya salut dengan keputusan Bang Fertob untuk memberikan kebebasan kepada sang anak dalam hal kepercayaan. Berarti Bang Fertob sudah tidak memakai Unsoluble Trilemma yang pertama, dogmatism, … setidaknya dalam hal kepercayaan Bang Fertob tidak menekankan pada anak “Pokoknya agama ini yang paling benar dan tidak usah dibantah karea itu benar adanya” π
Oh ya… ditunggu undangannya Bang
Hush. Ikut KB dong. Indonesia sudah sesak dengan manusia.
Hush! Yang masih 16 tahun™ jangan komentar tentang KB! Ini postingan untuk yang udah uzur-uzur
*ngilang ala ninja sebelum diinjak-injak fertob dan DB*
@ Pak Sawali :
Iya pak, kalimat pertama dari puisi On Children karya Khalil Gibran. Lengkapnya seperti ini :
Terus terang puisi ini yang mengilhami saya dalam menulis postingan diatas. Bagi saya, anak adalah individu yang merdeka, dan kita sebagai orang tua hanya bisa memberikan cinta, dan akhirnya anak yang akan menentukan masa depannya.
Dan semoga jaman tidak mengubah prinsip dan pikiran saya. π Nggak lagi jomblo kok pak, sudah “berisi” tapi belum “resmi”
*kalimat ini ambigu lho….*
@ alex :
Pilihan bebas memang milik tiap individu, saya setuju itu. Tapi kok nama anaknya sama dengan nama bapaknya ? Gimana kalau ditambah Jr. dibelakangnya ? Jadi, Alexander ….. Jr. π
saya malah sudah tergelincir… π waktu pertama kali memberitahukan kepada ortu soal keputusanku, mereka kaget dan mengira saya sudah murtad atau jadi atheis. Tapi setelah diterangkan bahwa saya masih percaya Tuhan, tapi dengan cara sendiri, ya jadi lega dikit tapi masih tetap nggak percaya. Ortu pikir mereka telah salah mendidik saya, padahal tidak ada yang salah dari didikan ortu, tapi anak memang harus menentukan jalan hidupnya sendiri.
Jadi ingat ucapan Freud di salah satu bukunya “Seorang anak laki-laki baru bisa menjadi laki-laki setelah bapaknya tiada” π Freud memang keterlaluan kalau soal itu, seakan-akan anak hidup di bawah bayang-bayang ortunya.
Humanis ? Yup, saya juga seorang humanis, terlalu humanis, malah bisa jadi utopia. π
*merenung juga*
@ cK :
saya juga ketawa baca tulisan sendiri π tapi yang paling penting, saya ketawa liat chika ketawa
hmm… pengakuan diri ya chik ? nggak bejat-bejat amat kok, masih bejatan si ratu bayut π
boss keju *ngakak* asal jangan dipanggil juragan saja chik, ntar jadi juragan keju π
jangan-jangan sdh dilamar beneran ? saya tunggu undangannya lho… *maksudnya hari H-nya…*
@ mbak maya :
oh… itu sudah selesai. saya kan problem solver yang andal
bisa berdiplomasi dan rekonsiliasi, dan kalau kata orang-orang win-win solution.
Nietzsche ? kurang bagus, ntar manggilnya susah, lidah bisa kejepit π mungkin Soren lebih enak ya…. *dari soren kierkegaard*
@ Rizma :
betul Ma, dapat yang terbaik. Tapi bukan sampai disitu saja, tapi dapat yang terbaik buat Rizma.
emang niatnya apaan sih ?
*jangan-jangan sudah rencana nikah dalam waktu dekat, kan sudah S.Ked…* π
@ Evelyn :
aduh agnostik kalau diterangkan bisa habis satu papan tulis ukuran 100 m x 200 m…
liat aja disini ya… AGNOSTIC
@ arya :
eh, orang barat banyak juga yang manggil bokapnya, “daddy”, “dad”, “father”, atau “pap/pop”. kata gantinya yang sering sama : “You”. π
istri nggak setuju ya ? hehehe…. tulisan ini juga hasil impian saja, masih banyak yang perlu dirundingkan dengan sang calon.
@ dina :
tanggal ? maksudnya biar dihitung tanggal dan hari baiknya gitu ya ? π ah, saya nggak percaya primbon…
kalau tanggal pastinya belum… tidak dalam waktu dekat kok…
@ deking :
oiya, ternyata mas deking yang mengingatkan. betul, walaupun saya bukan penentang homoseksual, orientasi seksual saya masih normal lho….
tambah : perempuan.
harus asli perempuan alias bukan perempuan jadi-jadianWow, ternyata dihubungkan ke masalah Trilemma itu ya… π Dogmatism memang berbahaya kalau dijadikan indoktrinasi tanpa terbuka melihat hal-hal lain diluar.
@ debe :
hehehe….kalau soal ini saya agak sedikit percaya dengan pepatah orangtua kita dulu :
@ alex :
ehm… saya belum uzur lho, masih 17 tahun
14 tahun laluwah, mimpi mimpinya sangat mulia nih.
Oh iya, soal pendidikan agama anak anaknya bang fertob, saya siap jadi guru asal bayarannya cocok. Entar tak ajarin seluruh agama deh. Gimana bang? π
Wah Bang berencana maried donk dalam waktu deket2 ini…
Moga lancar ya bang….
Undang2 tn12 ya bang….
Asik2x… makan gratis…
hehehhehehe
hehe…saya lebih baik ngaku bejad, daripada ngaku alim tapi pendosa hohoho… π
*OOT*
“Emangnya gampang bikin anak ?β
ehm..ehm..setau saia nih bang, itupun dari
pelem-pelem bokepcerita yang saia denger, kalo bikin anak itu malah enak lho? cuma ngluarinnya yang sulid sangadh…hohohogreat dreams!
moga bisa terwujud!
lam knal yah bang fertob!
sebenernya abang sndiri berarti ngga atheis dong menilik paragraf terakhir?
*mupeng*
Karena ga ada keterangan mengenai poligami, maka daku mengasumsikan bahwa Bang Fertob bersedia poligami..
*daftar*
Bang, tapi kalo nama anaknya jadi Remus Tobing kan aneh..
Semoga bisa bertahan sampe anaknya lahir…
@ dana :
boleh saja, asal ntar hasilnya jangan seperti sang ratu bayut
jangan-jangan mas dana ini benar-benar guru agama ?
@ mriyandi :
nggak dalam waktu dekat, maksudnya tidak dalam sebulan kedepan…
@ cK :
tul betul itu… π lha, kalau chika saja
yang katanya (kata orang) alim dan cakepdibilang bejat, ntar yang penjahat diluarratu bayutdibilang apa ? π@ blogirang :
hehehe… alm. wadehel pernah ngomentarin di blog ini, katanya bikin anak itu gampang, tinggal crot-crot-crot, jadi deh…. ini bukan saya yang bilang lho π
@ dina :
oho, nggak kok… saya nggak atheis. itu pasti.
@ hana :
hoho… saya bukan pendukung poligami dan tidak bersedia poligami. satu saja
nggak habis-habisrepot ngurusnya, ini malah pengen nambah… πdaftar apa neng ? lowongan sudah penuh nih…
please try again in 5 years, oke… π
Saya malah lebih suka nama Alastor (Moody) daripada Remus. Kalo cewek enaknya Andromeda (nyokapnya Tonks).
Kalau mau bikin anak di russia mas, kalau tanggalnya pas kemerdekaan Russia, dapet rumah mewah π , kalo enggak pas juga masi bisa dapet TV ama kulkas heheu..
Mau gak mau, tulisannya bikin mataku agak pedih (Baca : ga ngaku kalo lg nangis – red.)… Mikirin jadi apa anakku kelak, dengan segala kerumitan yang udah dibikin ma mama papanya..
“Jodoh ga berakhir saat kita menikah, jodoh berakhir saat kita berhenti bernafas..”
Duh, jadi sedih…
Pengen bunuh diri nelen kipas angin..
http://abeeayang.wordpress.com/2007/09/17/kata-siapa-setan-dipenjara/
@ fertob
Ho… Andromeda…
Nama yang bagus, sebagus galaksi itu π
Betewe, jadi ingat serial Saint Seiya nih π
Sepakat sama Alex…
Andromeda adalah nama yang bagus… bagaimana kalau dikasih nama “deKing Andromeda WordPress”
@ deKing
π
Namanya…
βdeKing Andromeda WordPress
dotkomβsaya malah senyum-senyum sendiri baca cerita ini..
soal nama anak itu…. gimana kalo dikasih nama Paijo
*ditimpuk bang fertob*
saya tunggu undangannya saja
oh ya, maaf sudah salah tebak π
Hmm….
*baca*
Euh… kalau namanya anaknya Harry, ntar panggilan akrabnya jadi Hartob, dong…? ^^;;
*kabur sebelum ditimpuk*
wah bang, betapa senangnya seorang anak yang punya bapak seperti anda. π
Di KTP tertulis Islam. Di hati tertulis Atheis. Di jidat tertulis Skeptic.
Saya paling mumet kalau ingat rencana kayak beginian. Standar saya terlalu tinggi; ingin seorang jenius yang seksi. Kriteria kedua masih bisa diusahakan
apalagi kalau koneksi perdukunan lumayan mumpuni, tapi yang pertama sangat sulit. Apa ada seorang seksi yang seskeptis itu?Rencana saat ini;
> Menjadi polymath yang sangat quotable.
> Dimuat di kover TIME di usia dua puluhan. Bukan sebagai kriminal tentunya.
> Menuliskan karya seni yang sudah mencapai level ‘abadi’.
> Menikahi seseorang yang supersempurna.
> Tewas ditembak di usia muda (sebelum diri dan istri mengeriput) dengan alasan heroik. Publikasi kematian akan mengisi headline berbagai koran internasional. Mungkin usia 30-an akhir atau 40-an awal sudah cukup. π
*dikeroyok*
kapan impian/khayalannya diwujudkan?
panggilannya “error”.. hue hue hue
klo saya ngga akan rela klo anak saya jadi atheis. . ntar dia jadi susah masuk sekolah mana2.. susah dapet kerja. dll
@ Kopral Geddoe
Hati-hati dengan mimpi, bikin kebanyakan tidur. Ntar gak sempet bangun buat mewujudkannya, lho. π
*btw, beberapa diantaranya nyerempet keinginan pribadi saya, tuh π *
@ sora9n
Benarkah? Jangan-jangan kita adalah orang yang sama? π
He? Apakah ini sindrom otaku dan asmara lagi? o.O
ntar di KTP tertulis:
agama: atheis
trus kalo calon istrinya atheis jg gpp ya bang?
@ atmo :
di Russia begitu ya kejadiannya ?
*jadi terpikir pindah warganegara nih…* π
@ guruhwiweka :
lho, kok malah pengen bunuh diri mas ? π kan belum terjadi…. optimis saja, siapa tahu dapat yang terbaik.
@ alex & deking :
Andromeda…. oke, dapat satu rekomendasi.
Tapi, Deking Andromeda WordPress ? Itu sepertinya nama di Planetnya Klingon (apa nama planetnya ya..?)
Atau jangan-jangan itu namanya bangsa Elf, Dwarf, atau Orc ? π
@ Itikkecil :
hehehe… Paijo juga nggak apa-apa. Ini kan juga bagian dari nama
*heh, ntar dimarahin Pak Paijo tuh….* π
@ caplang :
undangannya menyusul mas. dan saya jamin akan dimuat di blog ini….
*kalau saya masih hidup*
@ Sora :
Huahahaha…. Hartob π Harry terlalu pasaran, Alastor yang kayaknya keren bin aneh…
*nimpuk siapa nih…*
@ Bahar :
hehehe… ini kan cuma impian masa muda. nggak tahu kalau terwujud atau tidak.
@ Geddoe :
[jawaban gila]
hahaha….. kata penganut narsisme, di dunia ini yang sempurna cuma diri sendiri, sementara yang lain hanya pengisi kekosongan yang tak berguna… π jadi kalau mau cari yang sempurna, katanya, carilah pada diri sendiri.
*alias menikahlah dengan diri sendiri*[jawaban normal]
nanti saya cariin mas, di psikologi banyak stok cewek, siapa tau ada yang memenuhi syarat
giladiatas. πmimpi yang sangat indah. kalau sudah bermimpi seperti ini sepertinya saya jadi malas bangun π
@ neen :
tidak dalam waktu deakat alias tanggal pastinya belum ada…
@ funkshit :
lho, di KTP kan tertulis agama yang “katanya” dianutnya”. supaya tampak konform saja. Tapi yang terpenting bagi atheisme kan pengakuan di hati.
@ cK :
kan di Endonesia nggak boleh nggak beragama, dan nggak boleh beragama diluar agama yang resmi π
@ ‘K :
oh, kan nggak masuk syarat. jadi bisa diabaikan syarat atheis sang calon… π
#cK
emang ada agama atheis ya?
π
agama baru ya Chik?
udah disahkan sebagai agama di Indonesia belum?
lholholho…..kok malah jd curhatan pribadi ni^^
ttg nikah, pulak…..
pdhal dr judulnya, kirain sesuatu yg bakal bikin kening mengkerut dan butuh berbagai moisturaizer anti aging itu…..hihihi
wah, mimpi yang indah,
ku suka ini, artikel yg berbau optimisme dan membuat gw juga jd tersenyum tertular energi positif.
ayo Bang, cepetan nikah sebelum moodnya ilang, hahaha
kok jadi pada curhat π
sepertinya pasangan saya sudah mendapatkannya*tertawa terbahak bergaya pahlawan bertopeng*
Usul nama! Usul nama! Usul nama!
*jingkrak-jingkrak*
Fadil Parker Potter Kent Mourinho Tobing, disingkat Fapa Pokemon Tobing *maksa*
Kalo di Endo, jadi atheis kayanya susah ya pak?
Jadi kepikir buat kasih nama anak ntar Sonnenschein
Oiya, salam kenal >D
salam kenal,
syarat itu penting, tp gak mutlak kan?
pinter n baek itu relatip, yg penting keberanian untuk berniat baik *saran aje brur*
sekali lagi, saya boleh nge-link wordpress ente ye? abis tulusan-tulisan situ bagus-gus
tenkyu
menurut saya ada syarat yang hilang tuh: SEIMAN! π
gimana numbuhinnya ya? kayanya ini inovasi baru deh, dan harus dilaporin ke departemen semak belukar :mrgreen
gimana numbuhinnya ya? kayanya ini inovasi baru deh, dan harus dilaporin ke departemen semak belukar
trus boro-boro mo punya anak, bikin anak aja aku gak tahu caranya lho π
@extremusmilitits
Ngga ngerti proses yang mananya mas?
Bikin anak?
-Air, 35 Liters
-Karbon, 20 kgs
-Amonia, 4 liters
-Lime, 1.5kg
-Fosfor, 800g
-Garam, 250g
-Niter, 100g
-Sulfur 80g
-Florin, 7.5g
-Besi, 5g
-Silikon, 3g
-Plus 15 elemen lainnya.
*FMA mode on*
memang susah mencari yang pintar.semoga berjaya.
[…] sedikit, akhirnya saya mendapat ide nama yang tertulis di sini : Sophie Andromeda keren nggak ? Sophie artinya kebijaksanaan sementara Andromeda adalah nama […]
http://www.somaswis.com/modules.php?name=Forums&file=viewtopic&p=16904
[…] dia, belum tentu saya mau. Anda tidak percaya ? Karena definisi wanita pilihan saya itu ada [di sini], dan sayangnya dia mungkin saja tidak memenuhi kriteria […]
Farid malah minta 11 π , udah dinego nego…akhirnya dikurangin, jadi tinggal 5 aja…
nah, berhubung saya maunya cuma 2… dia pake ngancem yang 3 mau cari dari wanita lain…
patutu digorok nggak tuh?
π
Mas.. tulisannya nice deh. AKu baca sampe akhir (lah. kalo gak baca sampe akhir biasanya mah gak saya kasih komeng..)
Emang sih kalo belom punya anak kita bisa mikir ini itu dll yg ita mau. Tapi pasti beda kalo bener2 udah punya anak (Moga2 bisa punya anak, amin!) No offense yaa.. π
Trus… eh, aku mo komen apa lagi tadi? tunggu.. *scroll ke atas*
Oh ya, situ juga kocak deh mengkategorikan nama2 di heri poter. Ciamik tenan. Saya jadi punya pengetahuan baru di tahun baru. Tararengkyu euy..
Namanya saja impian. Isteri baik pintar dan semua yang baik -baik. Anak baik beragama seeuai dengan keinginannya. Kalau anak banyak bukan saja bikin pemain bola tendang. Tetapi juga bisa bikin gereja atau mushola sendiri. Nanti bikin paduan suara atau punya majelis taklim sendiri. Bravo.
Pantes dulu kamu tidak banyak omong… dan ternyata MAGELANG sangat banyak membawa perubahan… π
waduh…lagi googling masalah theis atheis muncul posting bang fertob lagi, memang hebat beliau…
jujur saja saya sudah 34 tahun tiba tiba harus membaca marx dan dialektika lagi (dulu kuliah di Hubungan International tidak konsentrasi waktu bacanya) karena anak isteri saya yang produk komunis. Latar belakang saya dari Islam jawa, mengikuti tarekat (mistisisme islam) namun akhirnya menikah dengan orang russia,dan benar2 saya terbentur/terdialektika dengan pernikahan ini. 10 tahun saya meninggalkan baca-bacaan dan hanya menggeluti bisnis, namun kepala saya terantuk batu besar penasaran dengan mengapa sikap istri saya begitu rasional. Puncaknya saya harus mengalah untuk ke russia karena anak istri saya tidak mau pulang ke indonesia. Dalam penasaran mau jadi apa puteri tercinta saya nanti, ketemulah saya dengan Karl Marx dkk lagi, sigmund freud juga, sehingga saat ini lebih mengerti bahwa hidup ternyata cuma “main-main ilusi” saja.
jadi saya sangat bersyukur, karena puteri saya, saya harus banyak menimba ilmu lagi…
dan perasaan puteri saya menjadi atheis (karena ibunya atheis aseli bikin saya pusing) sudah saya rasakan sejak 3 taon lalu…
salam
Bang fertob menulis
“Banyak teman yang bilang kalau itu sangat sulit. Makanya saya sudah persiapan mental dari sekarang. Jadi tak perlu terkejut kalau nanti anak saya seperti Nietszche, Karl Marx, Karl Popper, ataupun Bertrand Russel. Iya kalau otaknya secemerlang tokoh-tokoh itu, kalau otaknya dodol, ya jadi kuli pelabuhan yang atheis. Bukan bermaksud menghina kuli pelabuhan ya⦔
Saya juga mempunyai perasaan sangat sulit, benar-benar sulit, depresi, menangis, stress, karena perjanjian bahwa puteri tercinta alexandra kuznetsova setiawan tinggal di Indonesia, namun kenyataan harus dibesarkan di russia, yang mana budaya atheis dan rasional sangat sangat sangat kuat (kecuali beberapa mitos misal tidak boleh siul yang menyebabkan rejeki drop)
orang tua saya dan semua kakak telah menunaikan ibadah haji, dan hanya saya yang belum. Dalam perenungan, saya berpikir hampir tidak mungkin menyuruh mengislamkan anak tercinta, akhirnya saya harus realistis bahwa satu-satunya jalan menuju Tuhan dengan mudah diterima anak isteri adalah “kampanye kristen ortodoks” dimana itu agama aseli bangsa russia sebelum gereja dipake gudang peluru oleh stalin.
Saya harus berkonsultasi ke romo kristen ortodoks di indonesia. Romo Alex banyak memberi nasihat dan akhirnya saya belajar history christian. Romo juga menyarankan saya mengikuti keyakinannya agar lebih mudah anak istri saya pergi ke gereja ortodoks di russia. Saya bersedia, namun isteri saya tetap menganggap ke gereja adalah hal yang sia sia, dia pun bertanya “apakah dengan ke gereja masalah saya selesai?” “Apakah kamu ke gereja mendapat uang?”
konflik ini berkepanjangan membuat saya benar2 tersungkur, kampanye “kristen ortodoks” pun tidak mempan mempengaruhi istri saya dan mertua yang begitu kuat rasionalisme-nya
istri saya 24 tahun, 10 tahun lebih muda daripada saya, namun sekali lagi dia jauh lebih rasional daripada saya.
Saya sempet geli mengingat waktu di pantai kuta, 3 teman istri saya sempet berkata “i will follow Vovan (nama saya di russia) believe to God”
Tahukah sebabnya?????
saya seorang dari nol dan bisa menjadi lumayan berkecukupan, kerja saya hanya jalan2 ke luar negeri, ke pantai, apalagi pas isteri hamil, saya selalu ke bali dalam jangka waktu yang lama, saya selalu bilang bahwa saya nothing, ini pemberian Tuhan, jadi saya kaya karena Tuhan…dulu saya bersusah-susah bekerja tidak pernah kaya, namun sekarang hanya bermain-main saja, uang datang sendiri,ini semua karena Tuhan” begitu penjelasan saya kepada para orang-orang russia itu. Orang russia hidupnya penuh tekanan, tegang, meski sekarang menjadi negara sangat maju, namun tetap saja rakyatnya masih banyak tekanan ekonomi karena harga barang-barang sangat tinggi.
di friendster saya http://www.friendster.com/wawanalexa selalu saya beri judul dengan mistis: Tanah Jawa tempat menemukan Tuhan bagi Alexa…
saya selalu mencari cara Alexandra puteri saya HARUS DEJAVU dengan Tuhan dalam hidupnya…
Akhirnya saya sekarang jauh lebih siap dengan keadaan itu, dan tidak memasalahkan Alexa menjadi atheis, justru saya bersyukur, Alexa menjadikan saya lebih rasional…thanks my baby,ya tebya lublyu…
itulah yang saya rasakan…
Berimajinasi,
dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia Ir.Soekarno tertembak mati,lalu pemilik 26 nama samaran yang menjadi buron belanda dan AS menggunakan testament politiknya untuk memimpin revolusi Indonesia. Nama aseli dari pemilik 26 nama samaran yang pernah ke Belanda,Jerman,Moscow,Burma,Philiphina,china,dll itu Ibrahim datuk Tan Malaka.
maka
Nama jalan Gatot Subroto menjadi jalan Karl Marx. nama jalan Thamrin menjadi jalan Leon Trotsky,
lalu
Anak kita sejak SD diajari Dialektika Materialisme,tidak perlu diajarkan secara khusus karena setiap warga negara otaknya sudah berbasis dialektika materialisme. Semua warga negara hanya melihat dialektika dari materi-materi yang ada di dunia dalam memecahkan masalahnya.Dialektika Materialisme sudah menjadi budaya dan bagian hidup sehari-hari bagi warga negara.
Karena otaknya berbasis dialektika materialisme maka tidak ada kepercayaan takhyul, dan penyembahan kepada yang “TIDAK JELAS”
Anak kita tidak perlu repot membaca Das Kapital, Science of Logic, In defense of marxism, Does God Play Dice, phenomenology of the mind, seperti halnya kita yang repot-repot membeli buku dan memahaminya
Anak kita tahunya Karl Marx adalah jalan utama di Jakarta.Tahunya kalau pergi ke sekolah melewati jalan Karl Marx. Namun anak kita yang masih SD sudah tahu bahwa agama itu bohong, anak kita tidak pernah bisa menggunakan panca inderanya untuk meng-imajinasi-kan agama.
saya menulis trilogi Russia,Mindset,dan Agama: Revolusi cara berpikir – Solusi keluar dari krisis
di
http://alexarussia.blog.friendster.com/2008/10/trilogyrussia-mind-agama-revolusi-cara-berpikir-solusi-keluar-dari-krisis/
Russia sebagai contoh negara yang men-drive rakyatnya untuk ber-mindset sangat mendukung untuk bisa maju (bermindset marxist)
Mindset adalah elemen penting yang menentukan βtakdirβ kita. Kaya miskin,pandai bodoh dan banyak dari ‘takdir’ kita yang sesungguhnya berasal dari cara berpikir kita sendiri.
Agama merupakan bagian believe system penghalang kemajuan yang berada di mindset kita
“Penelitian telah membuktikan bahwa orang dari nol bisa menjadi kaya, orang kaya cepat miskin lagi, orang bisa gagal dan sukses adalah terletak di mindset atau cara berpikir. Penelitian psikologi juga membuktikan bahwa BELIEVE SYSTEM menjadi tembok besar penghalang untuk menjadi sukses. Tidak heran rakyat Russia cepat bangkit, rupanya mereka tidak terhalang TEMBOK PALING BESAR YAITU AGAMA.”
Huaaa…saya juga mempertanyakan hal yang sama kayak Bang Fertob nih. Siapkah saya seandainya anak saya seperti itu? Karena bagi saya yang penting War is Over, dan Give Peace a Chance.
Siapkah saya?
Siapkah saya?
Hihi, salam kenal π
Anak panah akan maju bersama dekapan angin tetapi toh orang tua juga yang menarik busurnya. π