Tulisan ini adalah hasil inspirasi dan copy-an semena-mena dari tulisannya Mbak Maya yang berjudul Istri Sexy : Lebih dari Sekedar Urusan Ranjang. Untuk mengerti tulisan ini, harap kunjungi tulisan aslinya diatas. Dan juga biar traffic-nya pindah ke blogger sebelah. π Dan sekalian blogger sebelah jadi seleb blog dan punya banyak “penggemar”. Kata orang, dahulukan kakak seperguruan.
Dan untuk Mbak Maya, semoga si Dji Sam Soe bisa sepintar ibunya. Dan mudah-mudahan lebih cerdas dari Marie Curie, penerima Nobel Prize. π
*************
Saya mau cerita apa sih ini ?
Begini nih ceritanya. Dari dulu saya selalu yakin kalau kecerdasan itu diturunkan alias diwariskan. Tapi itu sepertinya basbang kan ? Selain itu, dari dulu saya juga yakin kalau kecerdasan seorang anak itu lebih banyak diturunkan dari pihak IBU. Pihak AYAH sangat sedikit kontribusinya, bahkan bisa diabaikan. Itu sudah saya tulis pada [tulisan ini]. Saya juga punya artikel/jurnal yang memang menyebutkan tentang hal itu.
Dan dengan alasan itulah maka salah satu opsi saya ketika memilih seorang cewek a.k.a perempuan sebagai pendamping hidup alias calon istri adalah : PINTAR. Bisa dilihat di tulisan Anakku Seorang Atheis atau [disini]. Alasannya sederhana, kalau ibunya PINTAR maka si anak otomatis juga PINTAR. Kan kecerdasan ditentukan oleh si ibu dan bukan si bapak ? Jadi tidak perduli kalau saya pintar seperti Einstein, karena bukan saya yang menurunkan kecerdasan. Kata orang-orang sini : Nggak Ngaruh.
Dan ternyata SAYA SALAH, saudara-saudara. Itu membuktikan kalau saya adalah manusia biasa yang bisa juga salah. Dan saya juga bukan Tuhan yang tidak bisa salah. π Ternyata bukan otak cerdas si calon IBU yang akan diturunkan pada anaknya. Bukan otak cerdas si IBU dan bukan juga otak cerdas si BAPAK.
Jadi APA ?
π
Nah, di tulisan Mbak Maya yang tidak baru itulah saya baru tahu kalau kecerdasan anak bukan didapatkan dari otak cerdas si Ibu, apalagi Bapak. Tapi dari lemak-lemak yang berasal dari PINGGUL dan PAHA si Ibu. Link yang saya dapatkan dari blog itu ada [disini]. Di-copy lagi secara semena-mena.
Apa perlu di beri penjelasan lebih ?
PINGGUL + PAHA = CERDAS
Ini tentu saja bisa jadi kabar baik dan kabar buruk buat bapak-bapak atau calon bapak.
Kabar buruknya, anda tidak punya kontribusi apa-apa pada kecerdasan anak anda. Jadi tidak perlu terlalu pintar karena belum tentu keturunannya juga pintar. Bukan anda yang menentukan kecerdasan anak anda. Dan serahkan semuanya pada istri/calon istri anda.
Kabar baiknya, Buat yang masih bujangan menduda, anda tidak perlu ragu lagi untuk mencari calon istri yang berbody gitar spanyol atau seperti jam pasir. Atau kalau perlu calon istri yang tumpukan lemak di paha dan pinggulnya melebihi standar WHO. Karena itu adalah jaminan supaya anak anda adalah bibit unggul.
Kalau buat bapak-bapak yang sudah menikah, jangan marah dan ngomel-ngomel kalau istri anda kelebihan lemak di pinggul dan paha. Kalau istri anda sudah seperti itu, silakan bikin anak lagi. Emangnya gampang. Dan kalau istri anda susah dibentuk body-nya, silakan ikut program pembentukan tubuh.
Atau sekalian cari istri lain yang berbody semlohai dan aduhai, alias poligami. π³
Buat para cewek calon ibu, berita ini bisa jadi kabar yang teramat sangat baik. Selama ini, dari hasil intervensi produk-produk kecantikan, yang dianggap cantik adalah yang kurus dan langsing, atau kutilang (kurus tinggi langsing). Tapi sekarang, para cewek punya hak untuk membesarkan paha dan pinggul, bahkan sampai berlemak-lemak sekalipun. Kalau si calon suami protes, tinggal jawab seperti ini :
“kamu pengen anakmu pintar nggak ?”
*sambil nyodorin tulisan ini*
*************
Tapi, saya cuma berharap berita ini jangan terlalu dibesar-besarkan, seperti kasus bakteri Enterobacter Sakazakii yang ditemukan di produk susu formula dan makanan bayi. Saya hanya tidak ingin kaum perempuan jadi punya keinginan untuk membesarkan paha dan pinggul dan berakibat naiknya berat badan alias kegemukan, karena ingin mendapatkan keturunan yang unggul dan cerdas. Sekali lagi, gemuk itu lebih banyak penyakitnya daripada sehatnya. Juga nanti produk-produk pelangsing tubuh bisa ditinggalkan konsumen.
Satu hal lain yang terpikir oleh saya adalah konsep Eugenics yang selama PD 2 diterapkan secara sadis oleh NAZI Jerman dengan si Fuhrer Adolf Hitler. Nazi melakukan eugenic positif dengan melenyapkan orang-orang cacat, terbelakang mental, serta ras-ras lain yang dianggap “pengacau”. Itu dengan tujuan menjaga kemurnian ras Arya demi menghasilkan keturunan yang unggul.
Seandainya penelitian ini ditemukan pada jaman Hitler dulu, mungkin saja cara untuk menghasilkan bibit unggul yang cerdas tidak dilakukan dengan cara diatas. Tapi cukup dengan program pembentukan tubuh bagi kaum perempuan yang ingin anaknya cerdas. Sebagai model bisa saja Eva Braun yang dijadikan contoh. Tapi apa Eva Braun body-nya aduhai ya ?
Satu lagi, saya mencoba menjawab pertanyaan terakhir di tulisan Mbak Maya itu. Tentunya ini sekedar dugaan saja karena saya tidak tertarik untuk menelitinya.
Apakah insting laki-laki yang selalu tertarik melihat body2 sexy itu merupakan sekedar nafsu syahwat aja, atau sebuah mekanisme survival bawah sadar untuk menghasilkan keturunan unggulan ?
Mekanisme bawah sadar itu pasti punya sumber. Misalnya saja, kalau anda slip-of-the-tongue, maka itu pasti ada sumber yang bisa saja dirunut sampai ke masa kecil. Kalau kata para psikoanalisis, sesuatu yang terepresi pada masa lalu, bermukim di wilayah ketidaksadaran dan tiap saat bisa menggedor-gedor kesadaran kita, bahkan dalam bentuk yang tidak kita sadari.
Jadi kalau itu mekanisme proses bawah sadar, dari mana sumbernya ? π
Hmmmm…. kalau saya tarik pada kompleks Oedipus pada masa kanak-kanak, apakah itu bisa dijadikan sumbernya ? Ketertarikan itu adalah ketertarikan seksual anak pada ibunya, tanpa mempedulikan apakah ibunya berpinggul atau berpaha montok. π Dan juga tidak punya sangkut paut dengan apakah paha dan pinggul si ibu yang menentukan kecerdasan si anak. Jadi opsi ini bisa ditinggalkan.
Tapi bisa beda kalau kita pakai konsep Collective Unconsciousness ala Jungian Psychology yang lebih bernuansa “biological psychology” dengan archetype-nya. Bisa jadi mekanisme bawah sadar ini bersifat universal dan bisa dirunut sampai pada konteks serupa pada binatang/hewan. Hmmmm…. π
Tapi, bisa jadi juga kalau itu hanya nafsu syahwat saja. Jadi, nafsu syahwat ternyata bukan sekedar hasrat pelepasan nafsu belaka yang bersifat biologis, tapi juga bertujuan dan salah satu tujuannya adalah menghasilkan keturunan unggul.
Atau ada yang lain ?
*bongkar-bongkar lemari arsip*
Peran “nafsu syahwat” itu berapa persen dalam melahirkan anak yang cerdas? Bila dibandingkan dengan berbagai variabel lain, tergolong besarkah?
Yes!!
Akhirnya dapat pembenaran atas pinggul dan pahaku.
*lirik pinggul*
Tapi tetep saja kecerdasan kan kaitannya dengan ibu, walaupun pinggul dan paha. Apalalgi kalo ibunya pinter ditambah pinggul dan paha yang memadai.
Tidaaaakkk… jangan jadikan dirikyu seleb! Dakyu kan bukan Cincha Lawrra.. π
BTW, di artikel terkait itu, sebenarnya udah dituliskan lho, bahwa timbunan lemak di PERUT ibu bisa mengurangi efektivitas bibit unggul dari lemak paha & pinggul. Tapi sengaja tidak gw besar2kan informasi tersebut karena tidak menguntungkan buat gw.. HAHAHAHA..
asyiikk…masih punya kesempatan buat cari mesin pembuat bibit unggul.. π
*klik kanan*
*save*
siap2 dipamerin ke gebetan sambil bilang “uda baca tulisan ini belum?? kalo mau anak cerdas, kamu tau siapa orang yang tepat untuk diajak kerjasama”
*wink..wink.. π *
huahahahhahaha……
berguna……… jadi alasan biar gak usah susah-susah fitness π
Haiyah… *mulai menyeleksi cewe*
Wah wah, kayaknya hal ini bakal menggeser pandangan orang-orang mengenai bentuk body cewe yang seharusnya serta hubungannya dengan kecerdasan anak. Bahkan dapat mengubah kebiasaan yang selama ini ada.
Memang berita ini ngga harus dibesar-besarkan. Cukup untuk yang benar-benar memerlukan dan pada saat situasi darurat saja. π
setelah membaca postingan ini saya jadi tidak menyesal mempunyai pinggul dan paha yang besar… π
satu lagi bang, ketika sedang hamil, coba untuk konsumsi makanan yang sehat. teman saya ada, sedang hamil, tapi makan junk food melulu… π
haduh…. bakalan dapat rekor muri nih tulisan
enakan punya pinggul dan paha besar ketimbang nga ada. π
lagian postingan ini bisa jadi semangat buat nga usah olahraga.
π
@ Pak Shodiq :
Hehehe…itu justru pertanyaan yang diajukan mbak Maya di blognya. Saya sendiri tidak terlalu mengerti masalah ini, dan juga tidak tertarik meneliti. Sangat teoretis masalahnya, pak.
@ Hana :
Itu bukan pembenaran lho, mbak cantik. π
Masalahnya, nanti kalau kelebihan bisa berakibat obesitas. Dan yang namanya gemuk lebih banyak penyakitnya daripada sehatnya.
Yup, kecerdasan itu hak ibu. Trus ditambah cantik, berbudi pekerti luhur, menarik, supel, komunikatif, penyayang, keibuan, de-el-el 1000X
*kayaknya lagi mimpi nih* π
@ Mbak Maya :
Lho, bukannya seleb itu asyik mbak ? Yah jangan dibandingin sama Chinca Lhawra dong, jauh banget sejauh Jakarta-London (minjam istilah siapa ya ?) π
Hehehehe… saya juga sengaja tidak menuliskannya. Karena bisa mengurangi arti dan peran besar dari paha dan pinggul. π
@ tukangkopi :
Saya bisa ikut nggak mas ? π
@ emyou :
Hehehehe…. sama dengan Hana diatas, sepertinya jadi semacam “senjata pamungkas” buat para cewek untuk menaklukkan lak-laki. π
@ Ira :
Ya ampun, mbak. Si Nyet bisa protes habis tuh… π Nggak usah fitness, cukup jogging aja secara rutin…
@ Effendi :
Cewek sekarang jadi punya tawar menawar (bargaining) yang kuat lho, Gun. Jangan salah milih ya…. π
@ StreetPunk :
Yup, ternyata body aduhai berhubungan dengan kecerdasan. Biasanya kalau ada cewek berbody aduhai biasanya dianggap berbanding terbalik dengan kecerdasan, ternyata kecerdasan jangka panjang. π
@ cK :
Kalau junk food larinya ke lemak-lemak di paha dan pinggul justru nggak apa-apa. π Tapi kalau larinya kemana-mana (sekitar lingkar perut) bisa mengurangi efektifitas kontribusi lemak di paha dan pinggul.
Kan nggak perlu junk-food untuk bisa berlemak ?
@ dobelden :
rekor muri apa, mas ? π
@ Ina :
Yah, ini sama dengan Hana dan Ira diatas. Olahraga itu penting, walaupun lemak juga penting. π
Ah, akhirnya datang juga pembenaran itu.. π
sekarang saya bersyukur karena tidak jadi menikah dengannya.. Dia kan disamping goblok, juga sangat-sangat kerempeng.. π
waduh… yang bener nih…
@om Qzink666 : seperti nya ada dendam membara, waktu nulis komen ini … ck..ck…ck..
woh…..benarkah ????
soale temenku yg barusa punya baby, mengeluh, setelah melahirkan mrasa lebih lemot. dia khawatir IQnya turun bbrp poin. aku tenang2in aja, ku bilang, tu IQ nurun ke anakmu deh.
eh ni rada OOT ni, kenapa ya bang -sbg sesama mahluk psikologi- kl menganalisa sst kayaknya psikoanalisa yg plg sering dipake. aku juga je…..pdhal bukan fanatik psikoanalisa, tp entah knp yg nyantol freud dkk itu.
akunya yg lemot ato gimana nih ?? ;p
tp ini bener2 kabar baik dan mnrt hemat saya malah perlu disebarluaskan ke kalangan umum, shg tdk ada lg penyiksaan halus atas nama body kutilang (penyiksaan halus : diit habis2an, olahraga habis2an, membuang uang banyak demi ikutan program pelangsingan, dll)
wah bisa gak laku salon vermak muka, soale pada vermak paha dan pinggul hehehe
huhuhu anak yang cerdas ternyata dihasil kan oleh pinggul dan paha.
terpujilah pinggul dan paha yang molek.
π
uhuhuhuhu…. saiyah termasuk orang yang bertarget jangka pendek rupanya… biarlah anak gw goiblog yang penting bini gw pendhek dan enak dielus-elus….
jah salah… ini celo…. lupa log out akunnya qzink….
*injek-injek qzink*
Jadi kalo anakku tanya kenapa dia bisa lebih pintar dari sebayanya, merujuk penelitian ini, jawabnya kecerdasanmu berasal dari ‘pinggul & paha ibumu’ ini nak.
Lantas ketika seseorang terkagum-kagum melihat kecerdasannya, anakku menjawab dengan bangga;
Aku pintar karena ibuku ‘seksih’ loh, hwahahah π
*inget witty jokesnya si Hans*
hiiii..kalo ga punya pinggul dan paha yang ehmmm sexy gitu..huhuhu…
There’s one assumption that should be avoided, though, that women, or sexual practices for that matter, are just a means to create offspring.
What’s good about pooping machines, anyway? =)
Btw, I guess the research said that junk-food fat is *not* the one that the brain needs for developing this so-called “intelligence.” So, if somebody has big hips and thighs due to her fat consumption.. well…well.. good luck.
klo udah nikah gak takut gemuk lagi deh. dengan alasan supaya anak crdas kita gak perlu repot-repot diet tiap hari.
permisi tulisan anda aku kutip di:
http://www.infogue.com/kesehatan/paha_pinggul_cerdas/
minta tips buat ngecilin paha donk yang alami
thx ya……..