updated..!! -20/5/2008-
- sebuah catatan keisengan
- mungkin ini satir, tapi jika tidak tolong jangan marah ๐
- statistik tingkat sangat-sangat lanjut
Tadi saya iseng-iseng main ke rumahnya Mas Priyadi dan melihat tulisan-tulisan lama beliau. Dan saya membaca satu postingan legendaris yang sudah lama ditulis (tahun 2004) yang berjudul Roy Suryo : 68% Data Friendster Palsu. Satu tulisan yang secara tidak langsung membuat pamor Roy Suryo “naik”. Tapi saya tidak akan membahas tentang Roy Suryo karena sudah terlalu banyak yang menulisnya, dan saya tidak ingin ikut campur tangan dalam huru-hara itu.
Yang saya ingin bahas adalah angka sialnya :
68%
Bagi anda yang kurang akrab dengan angka 68% itu, maka statement dari RS langsung dikatakan HOAX, bohong, mencari sensasi, dan sejuta makian lainnya. Banyak yang menghujat dengan mengatakan, “dari mana dapat angka itu ? emangnya jatuh dari langit..!!!” ๐
Tapi coba perhatikan beberapa kurva berikut ini yang saya dapatkan dari pencarian di Google Image dengan keyword “normal curve“. Bisa juga dengan keyword “standard deviation“, atau “normal distribution“.
catatan : klik untuk memperbesar
kurva 1
kurva 2
kurva 3
Atau untuk memperjelas tentang angka 68% itu, bisa dilihat di beberapa situs yang menjelaskannya, misalnya [disini]. Anda juga bisa melihat tabel angkanya [disini]. Atau anda juga bisa berinteraksi dengannya [disini].
***************
Nah, bagi anda yang tidak dengan mudah percaya begitu saja, kurva dan tabel diatas sudah memberikan gambaran bahwa 68% itu tidak jatuh dari langit. Setidaknya RS tidak asal ngomong karena angka sial 68% itu ada dasarnya. 68% itu punya dasar teori statistik yang kuat.
Sudah mengerti tentang angka 68% ?
Kalau belum, mungkin ada update berikutnya dari tulisan ini. Tapi jika sudah maka saya ingin bertanya sebagai seorang yang sangat tertarik dengan statistik dan metode-metode penelitian : mengapa harus 68% ?
๐
Mudah-mudahan mimpi saya malam ini bukanlah tentang kurtosis, skewness, level of confidence, dan predicition. Mungkin mimpi kali ini bisa berwarna.
Selamat tidur semuanya….
UPDATED -20-5-2008-
Maaf kalau banyak yang kurang mengerti memahami tulisan ini dan akhirnya menimbulkan salah persepsi. Semoga penjelasan dibawah ini bisa memperjelas masalah.
Angka 68% itu bukanlah angka ajaib. Itu adalah angka yang ada dalam statistik, khususnya dalam distribusi normal. Angka itu punya dasar teori yang kuat. Tapi belum tentu alasan dibalik penggunaan angka itu sama kuatnya.
Contoh sederhana tentang angka 68% seperti ini :
Misalkan, anda punya data TINGGI BADAN dari 1000 orang laki-laki usia 18-20 tahun di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta. ๐ Anda ingin mengolah data tersebut. Pertama kali yang anda cari biasanya adalah Rata-Rata (Mean) = 171 cm. Apa berikutnya ? Bisa Median (Me) atau Modus (Md), dan didapatlah angkanya sekian. Bisa juga Percentile atau Quartile. Tetapi yang paling umum biasanya adalah Mean.
Kemudian anda mencari Standar Deviasi (SD) atau besarnya penyebaran (simpangan) dari sebuah distribusi data. Misalnya didapat SD = 4. Angka SD = 4 berarti besarnya penyebaran data disekitar Rata-rata (Mean). Kalau SD = 0 maka dipastikan bahwa besarnya nilai dalam sebuah data adalah homogen alias sama. Contohnya, ada 5 orang dengan tinggi badan semuanya sama 170 cm, maka Mean-nya adalah 170 cm dan SD = 0. Dengan kata lain, SD adalah besarnya VARIASI nilai-nilai dalam keseluruhan data [dengan patokan Mean].
Getit ? ๐
Lanjut. Kembali ke data 1000 orang diatas. Akhirnya didapat informasi, Mean = 171 cm dan SD = 4. Dari informasi itu dapat diketahui besarnya simpangan (variasi) baku dlm data 1000 orang itu, yaitu :
171 – 4 = 167 cm sampai 171 + 4 = 175 cm.
Akhirnya diketahui bahwa besarnya simpangan baku dari keseluruhan data tinggi badan 1000 mahasiswa diatas adalah dari rentang 167 cm – 175 cm dengan rata-rata 171 cm.
Itu tahap pertama, semoga dapat dimengerti. ๐
Tahap selanjutnya adalah asumsi tentang sebuah distribusi data. Sebenarnya ada banyak distribusi data dan dipakai sesuai kecocokannya. Misalnya saja Distribusi Normal (Gaussian Dist.), Distribusi Chi-Square, Distribusi Binomial, Distribusi Bernoulli, F-Distribution, Distribusi Poisson, dan lain-lain. Silakan dicari sendiri kalau pengen capek.
Diasumsikan bahwa distribusi data dari 1000 mahasiswa diatas adalah Distribusi Normal dengan beberapa alasan [i know, you don’t want to hear the reason] ๐
Nah, dalam Distribusi Normal, maka dikatakan penyebaran nilai-nilai dalam suatu distribusi menyerupai bell-curve pada gambar kurva diatas. Ditengah-tengah adalah Mean dengan besar area kanan dan kiri sama dan seimbang.
Luasnya area dalam rentang -1SD (167 cm) sampai +1SD (175 cm) menurut distribusi normal adalah sebesar 68,2% dari keseluruhan luasnya area distribusi. Dengan kata lain banyaknya mahasiswa yang mempunyai tinggi badan antara 167 cm sampai 175 cm dari data diatas adalah sebesar 68,2% dari keseluruhan data yang ada (1000 orang) atau sebanyak 682 orang [kurang lebih]
Jadi kebanyakan data itu memang berpusat di tengah di sekitar Mean, dan dalam rentang -1SD sampai +1SD adalah sebesar 68% dari keseluruhan. Angka 68% ini yang sering dikatakan, “pada umumnya“, “sebagian besar“, “normalnya“, atau yang lain.
Itu saja penjelasannya dan semoga maklum. Tetapi penjelasan ini saya pakai dengan mengabaikan hal-hal lainnya, misalnya signifikansi/konfidensi, hipotesis, pengujian dua arah (two-tailed) atau satu arah (one-tailed), alasan pemakaian distribusi normal, angka ekstrim, dll [once again, you don’t want to hear this stuff ]
Istilahnye, kite mah cari gampangnya aje….. Ok, thanks anyway. ๐
catatan lain :
- mas priyadi memberika sedikit bocoran tentang 68% di tulisannya yang ini
- maaf kalau saya jarang blogwalking karena jaringan internet yang jungkir balik di kampung halaman. ๐
Tapi itu kan 68,2 %….
RS mingsih kurang….
***dasar mau menang sendiri….*** ๐
68: kalau 6 dan 8 dijumlahkan akan menjadi 14, dan angka 1+4 akan menjadi 5. konklusinya ada ditengah mendekati normal (bukan Normal). jadi kalau dilihat ekpektasi dari kasus RS yang 68% datanya palsu itu benar!. secara teoritis populasi 68 % ada diarea tengah, area yang paling besar, berkumpul di sekitar angka 5 ke kiri dan angka 5 ke kanan !
mudah2an pusinglah…. ๐
Jadi … normal ya
ah tetep gak mudeng.. ๐
IMO sih, maksudnya Om Roy itu seperti begini:
Nah, karena beliau ingin mencari ekuivalen statistik dari pernyataan “pada umumnya”, maka beliau pun melirik kurva distribusi normal. Dilihatlah jumlah populasi satu simpangan ke kiri dan satu simpangan ke kanan.
Alhasil, didapatlah angka 68% itu! ๐
Kelihatannya mas Fertob benar: bahwasanya angka 68% itu didapat RS dari dasar pengetahuan statistik yang relatif kuat; bukannya jatuh dari langit™ begitu saja. (u_u)
Tidak usah banget-banget mikirin 68 persen. Yang penting ingat agenda 15 Juni 2008. Hahaha…
Buset?! Pakai kurva segala?! ๐ฏ
Waduh… saya tersinggung dengan postingan ini. SAYA TERSINGGUNG! Postingan ini… postingan ini… mengingatkan nilai Statistika Dasar saya dulu yang cuma dapat C ๐ณ
Ah ya… saya nunggu sajalah reaksi fanboy RS datang ini, baik yang benar fansnya atau yang doyan bahas RS meski konon musuhan abadi
*nunggu di pojok isep rokok*
kalo saya maunya 6-sigma aja bang!
*muntah-muntah lihat normal curve itu, 6 bulan dicekoki teori manajemen value, isinya itu doang*
Hehehe.. hebat loe, Fer! Secara nilai statistik gw straight A (sampai menikahi dosennya segala.. oops ;)).. dan.. gw nggak pernah tahu bahwa 68.2% itu adalah persentase antara SD -1 sampai dengan SD +1 kalo bukan karena posting loe..
*nyembah deh gw.. HAHAHAHA..*
Hmm.. kenapa gak pernah terpikir ya? Padahal kan masuk akal banget kalo kita ingat bahwa validitas statistik itu biasanya dihitung 95% atau 99%
68%…
saya gak belajar statistik sih jadi gak ngerti ๐ณ
Salam
Asli sudah lupa tuh ma statistik begitu, dulu aja jor2an buat dapet A ๐
Eh, sekalian jawab pertanyaan loe: kenapa harus 68?
Sebab level of significancy-nya 0.01 ๐
Coba kalo bukan segitu, kan persentase dari SD -1 ke SD +1 jadi lebih besar/lebih kecil dari 68% ๐
@ Mas Mbel :
Ah, mas Mbel ini…. sisanya cuma 0.2% masih dihitung juga. cincai la…. ๐
@ aminhers :
Hehehehe…. ada yang mumpuni di matematika. tolong jangan diberi bocorannya mas…. ๐
Kok jadi mirip cara cepat mengerjakan soal-soal ujian masuk PTN ya ? ๐
@ Pak Ersis :
Iya pak. Kata kuncinya ada pada kata “normal” itu. Tapi seberapa normal atau mengapa harus distribusi normal, itu yang jadi masalah…..
*biar gampang, mungkin….* ๐
@ Chika :
Eh, nggak pernah dapet statistik ya, Chik ? ๐
@ Sora :
Hehehehe…. sepertinya begitu “dasar berpikir” RS itu. Tapi masih banyak keberatan lain kenapa pakai -1/+1 SD sebagai dasarnya. ๐ Pemakaian 68% itu menggampangkan sebuah metode statistik.
Jadi saya bisa ngomong dong : “68% dari semua omongan RS itu bohong“.
Angka 68%-nya yang kuat dasar teori, tapi bukan penggunaan dan dasar berpikir dari angka 68% yang kuat. ๐
Btw, tulisan ini sedikit satir, lho. Tapi sepertinya nggak terlalu kelihatan kecuali yang ngerti statistik benar-benar. Ah, mungkin saya terlalu tinggi memberikan satir. ๐
@ arif :
Pasti, Bor…. pasti…. ๐ Tapi tunggu balik dulu kesini baru dirundingkan lebih lanjut….
@ Alex :
Hwakakakakak….. saya malah mau ditawari jadi dosen statistik. ๐ Statistik itu seperti pedang bermata dua, bisa enak dan bisa eneg. Nggak ada yang ditengah-tengahnya, seperti prinsip “hitam-putih” (excluded middle).
Perang masih terus berlanjut, meskipun katanya sudah ada gencatan senjata. ๐
@ det :
Lha, malah sudah tau lambang sigma…. ๐ Brarti tau dong apa itu 68% kan ?
Kalau soal muntah-muntah itu berarti statistik bikin eneg. Itulah efek samping yang luar biasa dari statistik….
@ Mbak Maya :
Ah, saya nggak percaya…!!! Bukannya kalau kuliah di psikologi itu berarti secara tidak langsung harus “mencintai” statistik ? ๐
Tapi, 95% dan 99% nggak menentukan 68%-nya mbak. ๐ Tergantung juga apakah two-tail atau one-tail. Tergantung juga hipotesis awal (h0) dan hipotesis kebalikannya (h1). Tergantung juga distribusi yang dipakai, kenapa harus normal dan bukan yang lain. Dan tergantung yang lainnya juga….
@ Ira :
Oke…oke…. nanti ada edisi update-nya….
@ nenyok :
saya juga sudah banyak yang lupa nih….
@ Mbak Maya :
Hehehehe… langsung dijawab. Kalau two-tail maka benar 68%, tapi kalau one-tail ? ๐ Terus yang los/loc 1% kan belum masuk ke pengujian validitas/hipotesisnya. Terus kalau distribusinya skewed (miring) atau kurtosis (terpotong) kan belum tentu juga 68%. ๐
Intinya : distribusi di friendster itu normal. kata kuncinya adalah NORMAL, mau kiamat, tsunami, gunung meletus, gempa bumi, atau yang lainnya, harus NORMAL. ๐
*sementara saya ini paranormal*
Keren analisanya, ternyata ada analisanya to. sayang nilai kuliah statistikku jeblok :D, jadi ga dong nih bang
ini yang saya maksud tulisan yg terstruktur, dan anda memang jagonya kok ๐ hidup 68 % …
Berarti si OM benar?? Betapa salahnya blogger selama ini. Para blogger memang penipu dan pembohong! Saya benci blogger!
walah…statistika ya? kemaren aja waktu kuliah dah jarang masuk, kalo masuk g pernah dengerin apalagi perhatiin dan ujian pun open book+open friend hehehehe…jadi nggak mudeng deh
g ngerti aku ah ๐
*Geleng-geleng*
hwaduuhhh…statistik! puyeng saya ๐ฆ
Statistika..?? *langsung mabuk*
Harusnya kalo nginput data di FS memang ga boleh akurat, nanti bisa dijadikan celah oleh para cracker. ๐
inilah salah satu hal yang membuat saya pernah bersumpah untuk tidak ngambil kuliah di bidang IPA…
*PUSIIINGGGG LIAT ANGKAAAA!!!*
@ Anjar :
Ini bukan analisa, lho. ๐ Sebenarnya ini pengen nyindir, tapi sepertinya nggak kena ya ? ๐
@ warmorning :
Hehehe…ini hanya sebuah catatan keisengan saja kok. Bikinnya juga cuma 20 menit langsung selesai. Ide yang ada di kepala langsung dituangkan ke tulisan, tetapi sebenarnya pengen nyindir RS tapi sepertinya tujuan utamanya nggak kesampaian.
@ ManSup :
Amen to that, my brother. Amen… I can’t agree more.
@ alief :
Aduh, kan cuma lihat kurva doang…. ๐
@ faNZ :
Oke, nanti ada edisi update-nya….
@ Amed :
Kenapa, Med ? Kalau di jepang, menggeleng artinya mengiyakan, mengangguk kebalikannya…
*sok tau mode*
@ Simbok Venus :
Hehehe…. nggak pake angka kok mbok. Cuma kurva dan grafik doang… ๐
@ CY :
Oya ? Mungkin itu yang buat RS bisa dengan pedenya mengatakan 68% data di FS itu palesu…
@ NdaruAlqaz :
Psikologi itu nggak IPA lho, Ekonomi juga nggak IPA, Sosiologi juga nggak IPA. Tapi mereka-mereka itu justru sering bermain dengan angka dan statistik. ๐
*tergeragap
jadi selama ini si Oy benar??
*pingsan
RS ? Huh, bukan temanku…. :mrgreen
RS ? Huh, bukan temanku….
ajigile.. itu kurva distribusi normal.. hahhaa.. keren juga yah..
bikin postingan susulan yang agak mudah dong, salah2 orang justru mengira RS jago statistik, padahal kan..68%? ngawur tuh..
Ngomong-ngomong angka statistik jadi pusing ๐ kalo 68% itu bohong apa berarti seorang “pakar” yang mengeluarkan statement “68%” itu bisa disebut pembohong?
Bandingkan dengan slogan salah satu tokoh kita yang mempunyai cita-cita: “Merdeka 100%” dan bisa kita lihat secara historis bahwa dia bukan pembohong…
@ 666%
Mungkin anda bisa membaca ulang postingan ini. Tidak disebutkan bahwa 68% itu bohong apa tidak.
Malah … dari ilmu statistik ada perhitungannya sendiri. Dan ini yang mungkin (mungkin lho ini) digunakan utk statemen YBS™ tentang 68%™ itu ๐
Jadi, bohong tidaknya itu pada statemen yang dikeluarkan RS, bukan masalah persentase ini. Persentase yang berdasar ilmu statistik itu … apa cocoknya disebut? Pelengkap argumen untuk pembenaran, mungkin? ๐
BTW, saya sendiri melihat ini postingan satir benarnya :mrgeeen:
Masalah si tokoh kita itu, … saya ndak nangkap relevansinya apa ๐
aha… standar deviasi… asumsi data normal… aaaarggghhh!!!
satu semester saya bergelut dengan beginian, mendadak malu kok bisa dapet AB… ๐ณ
@ goldfriend
Nggakpapa. Paling tidak 68% dari seluruh pembaca paham bahwa postingan ini bermaksud satir. ๐
Bwakakak… ๐
#30 alex
Kayaknya beliau lagi ngomongin fallacy, deh, mas. ๐
Mirip “perfect solution fallacy”, tapi berkaitan sama ad hominem juga. Mohon diwikipe ^^
*nggak ngasih link, kuatir ditelen akismet*
@ sora9n
Diliat dari muter-muternya iya ๐
Jadi pembenaran dengan pembenaran deh argumennya ๐
@
jandanyaistrinya farid*ngakak mpe kompi nyembur*
Jeng, situ itu kuliah apa donor darah, ada nilai AB segala? Rhesusnya negatif apa positif? ๐
๐
๐
*ditunjang ke tong sampah*
baca link yang katanya untuk penjelasan, malah makin nggak jelas hahaha!!!
ga usah mikirin persennya dah, ga usah dikasih tau juga sama RS atau siapapun, aku percaya data friendster itu sebagian besar bohong. soalnya punyaku juga. :))
masih blm mengerti nih ttg angka 68 ituh…
@ Nazieb :
Oiya, beliau memang benar selama ini soal angkanya itu saja (68%). Tetapi soal mengapa dan alasan dibalik pemakaian angka itu yang “belum tentu benar”. ๐
@ lovesomatic :
Sama, mas. Dia juga bukan temanku. ๐
@ ridu :
ajigile, kaget ya ?
@ padmasambawa :
Nanti ada edisi update-nya. 68% itu nggak ngawur lho, tapi alasan dibalik penggunaan angka itu yang bisa ngawur.
@ 666%
saya suka angkanya…
Hehehehe…. anda mungkin salah menangkap maksud tulisan saya. Tidak ada saya sebutkan kalau angka 68% itu palsu atau bohong. Angka 68% itu punya dasar teori statistik yang jelas dan kuat. Bisa dilihat pada link yang saya berikan diatas. Secara statistik, angka 68% itu menandakan luasnya area dlm rentang Standar Deviasi (SD)-1 sampai SD-2. Itu sudah terbukti.
Tapi [selalu ada tapinya], angka itu tidak bisa dengan semena-mena dipergunakan tanpa suatu alasan yang kuat. Penggunaan angka itu untuk mengganti kalimat-kalimat seperti “pada umumnya“, atau “sebagian besar“, dan lain-lain mempunyai implikasi yang luas, karena tanpa ditunjang oleh data dan landasan hipotesis dari pernyataan itu. Dalam statistik nggak bisa main asal copot angka dan dicocok-cocokan dengan kemauan kita. Selalu ada perhitungan dan dasar teori yang menyertainya.
Dan semoga saya akan menjelaskannya nanti dlm edisi update. ๐
@ Alex :
Betul, Lex. Tapi sepertinya kurang mengena. Salah dimana ya ? Apa karena statistik itu sulit ya ? Atau orang keburu menilai negatif dulu sama RS sampai berasumsi SEMUA yang diucapkannya selalu bohong, dan ketika saya “membenarkannya” malah disalahpersepsikan ? Atau saya yang kurang jelas menerangkan tahapan-tahapan satirnya ?
Mungkin tahapannya seperti ini :
RS ngomong 68% data FS palesu.
Saya bilang 68% itu punya dasar teori statistik.
Saya menunjukkan bukti-buktinya.
Saya “membenarkan” pernyataan 68%-nya RS [tapi bukan “palsunya”]
Tapi penggunaan angka 68% [dan juga hipotesis palsu] itu tidak boleh sembarangan
Tapi, saya nggak menunjukkan apa yang salah dari pernyataan RS itu
Dan orang-orang salah persepsi menanggapinya ๐
(loop)
Atau orang-orang nggak mengerti angka 68% itu.
Ah, ternyata susah juga kalau nulis satir. Kalau ketinggian sedikit langsung jadi “sulit”. ๐
@ Siwi :
Ehm, itu nilai apa, Siw ? AB kalau nggak salah nomor polisi daerah Yogyakarta. Kalau AA daerah Kedu (Magelang dan sekitarnya).
Jadi, Siwi ini pulisi ya ?
Hwakakakakak…..
*ngakak sampai kejang-kejang* ๐
*kabooooorrrr ke Timbuktu*
@ Sora9n :
Atau 68% yang baca tulisan ini beranggapan saya sama bohongnya dengan RS. ๐
*mungkin juga, sih….*
@ latree :
Nanti dikasih penjelasannya, mbak. Soal palsu, tidak bisa disandarkan pada data 1 orang, tapi pada seluruh populasi yang ada di FS, atau pada random sampling yang komprehensif dari keseluruhan data FS.
@ cempluk :
Oke, nanti dijelaskan dalam edisi update.
*manggut2*
berarti RS itu beneran pakar tah?
wuahh….saya makin cinta deh ma dia!
RS for president!
๐ฏ
padahal sudah semedi sekian lama, masih saja dibikin bengong setiap kali mampir ke sini
.
[nggluyur…pulang…]
melanjutkan tirakat, semedi, menjauhi keramaian
demi bisa memahami “ayat-ayat kang fertob”
@ goldfriend
IMHO sih (IMHO loh ya ๐ ), ada beberapa penyebab yang bikin satirnya kurang tertangkap. ๐
1. Penjelasan statistiknya bikin proof by intimidation
Diindikasikan oleh tipe komen sebangsanya: “wah hebat”, “wah saya ndak ngerti”, “iya aja deh”, “ooh, jadi RS itu jago dong?”, dan sebagainya.
2. Ada juga yang merasakan sindirannya, tapi justru dianggap false accusation thdp sang pakar™
Diindikasikan oleh tipe komen sebangsanya: “jadi RS bohong?”, “apa iya, rasanya belum tentu begitu”, “coba diteliti lagi”, dan sebagainya. Humor pun tidak tersampaikan. ๐
3. Dosis seriusnya kebanyakan!
Yang ini kembali ke penulis sih. Kalau saya, kemungkinan akan membuat tulisannya lebih bernada main-main. ๐
Misalnya:
*ngakak sendiri*
[class: Satire 101 by sora9n]
Menurut saya begini…
Jika tingkat kebenaran atau kebohongan data di Friendster dianggap distribusi normal dan data dianalisis untuk setiap item (misalnya nama, umur, jenis kelamin, dsb), bukan setiap user, maka seharusnya jumlah data yang benar = jumlah data yang salah, atau 50% data yang ada di Friendster palsu.
Angka 68% adalah jumlah sebaran dalam rentang +/- SD, dan bukan menunjukkan data itu asli atau palsu. Saya lebih setuju jika saat melihat grafik distribusi normal di atas, saya memandang bahwa data di sebelah kiri puncak adalah asli dan data di sebelah kanan puncak adalah palsu (atau sebaliknya) jadi jumlahnya sama besar.
Jika analisis bukan didasarkan per item, tetapi per user, perlu dibuat standar yang disebut user dengan data palsu itu yang seperti apa. Misalnya jika satu item yang dimasukkan user itu palsu (misalnya bohong dalam umur, tetapi item yang lain jujur) , maka apakah data user itu dianggap palsu? Jika dianggap palsu, maka hampir semua data user di friendster adalah palsu. Misalnya total item = 10, maka hanya 1/(2^10) user yang datanya jujur untuk semua item.
Salam
@ grace :
Yup, RS memang “pakar”. Tapi pakar apa saya kurang tahu… ๐
@ esensi :
Huahahaha…. “ayat-ayat fertob”. Apa pula ini ? ๐
Selamat semedi, mas. Jangan tergoda kalau ada “gangguan”.
@ Sora9n :
Yeah, saya tahu kalau menurut kebanyakan orang, statistik itu memang benar-benar menyebalkan. Tapi kenapa saya suka ya ? ๐ Hmmmm….mungkin saya orang aneh…. ๐
Kalau bagi pro-RS memang sepertinya begitu. Tapi bagi yang kontra langsung sebaliknya.
Tul, saya memang nggak bisa menulis dengan gaya satir. Itu bukan gaya saya. ๐ Lebih enak dengan menyindir secara langsung meskipun tidak blak-blakan. Btw, saya memang serius kok.
Blogger senior dari hongkong…!!! ๐ Dan kenapa orang langsung mengatakan “ah, angka itu bohong, memangnya jatuh dari langit ?” ketika RS membuat statemen itu. Memang nggak semua mengerti statistik, tapi kan bisa tanya sana-sini.
Hahaha…. kena satirnya bagi yang tahu apa arti angka 68% itu dalam statistik. ๐ Tapi bagi yang tidak tahu, tetap saja kurang mengena. Satir memang kurang mengena kalau kita justru tidak mengerti apa yang disatirkan, apalagi kalau bungkusnya “terlalu canggih”.
*masih ngakak*
@ oka mahendra :
Kalau sifat datanya itu dikotomikal (benar-salah, 1-0, dll), sebenarnya kurang cocok kalau memakai Distribusi Normal. Karena sifat data yang cocok diterapkan pada distribusi normal adalah yang continuous (e.g. continuous distribution). Lebih cocok diterapkan pakai Chi-Square Distribution (Pearson Type III), dengan alasan data dikotomikal itu tidak original alias bisa di-continuouskan. Distribusi Pearson yang lain juga cocok untuk dikotomikal.
Pengujian suatu data apakah palsu atau tidak, pertama kali dilakukan di hipotesis dan bukan langsung dlm kurva normal. Hipotesis Palsu-Asli yang pertama dibangun, statistik yang kemudian menguji hipotesis mana yang diterima dan mana yang ditolak dengan level kepercayaan sekian persen. Jadi tidak bisa langsung ditetapkan Area Kanan itu Asli dan Area Kiri itu Palsu dan besarnya sama, karena bukan seperti itu cara kerjanya. Darimana kita tahu bahwa besar yang palsu dan asli itu sama ? ๐
Jika pengujian Palsu-Asli dlm data FS itu per-item, maka ada banyak variable yang dependen atau independen yang bisa dihitung. Sebenarnya kalau data multi-variabel seperti itu lebih cocok pakai analysis of variance (anova). Tapi apakah datanya countable (kuantitatif) atau tidak, itu yang jadi masalahnya. ๐
Satu lagi, memang rumit kalau menghitung data di FS dengan dikotomi Asli-Palsu. Karena sifat data yang ada terlalu bervariasi. Jadi, tidak selamanya 68% itu jadi “kebenaran”. 68% jadi benar kalau kita memegang asumsi distribusi normal, data sederhana (bukan multi-variable), bisa dikuantitatifkan, sifat data bukan dikotomi, continuous, interval bukan nominal, dlsb. Terlalu banyak yang di-“ceterisparibus“-kan. ๐
salam….
Kasarnya sih, 68% itu grey area nya yak…. huhahauhuaha
Janganlah dianggap segitunya. Itu kan satir… ๐
–Wikipedia
ini masalahnya…
Makasih Mas Fertob atas penjelasannya. Komentar saya sebelumnya memang kurang tepat, karena menganggap data di FS itu random dan dikotomi, sehingga hasilnya 50%. Padahal kenyataannya data di FS tidak random.
Tetapi saya juga belum bisa menerima angka 68%, karena seberapa besar kemungkinan orang untuk menuliskan data yang asli atau palsu di FS belum dihitung. Ini bukan 50%, bukan juga 68%, tetapi harus dibuktikan dengan survey atau data yang kongkrit.
salam kenal ๐
saya termasuk orang yang ngak terlalu rajin update FS ๐
Jadi intinya, semua orang bisa ngomong gitu kan? Maksud gue 68% itu? Doesn’t really take a genius kan? Atau emang iya? *garuk garuk garuk*
Waduhh…bener-bener deh…berarti RS menimbulkan inspirasi. Bagaimana dengan 15? Semoga saya tak ada halangan, kemarin udah berhalangan saat pak Sawali launching buku di TIM
Bener-bener deh.. Saya berasa sedang berkunjung ke blognya deKing, bang.. ๐
dan saya nggak ngerti..
*garuk-garuk gak gatal*
sepertinya ini postingan untuk orang pinter, maka saya nyampah aja deh.. ๐
*kab.. kab.. ooooooorr*
oom fertob,
kalau dari susunan kata kata yang dipakai, bos susuhunan roy suryo tidak bicara masalah validitas statistik deh.
dia bicara proporsi yang dianggapnya penipu …
oom Riyo klo ndak salah juga punya versinya sendiri…
Speechless. ๐ฏ
@ Raffael :
Gara-gara RS, 68% dianggap grey-area, bohong, hoax, dll. ๐ Yang saya ingin tulis itu sebenarnya bukan RS-nya tapi 68%-nya, terlepas dari soal asli atau palsunya data di FS.
@ Sora9n :
Oops…. “yang dari hongkong” itu termasuk satir juga.
*terkadang satir bisa jadi sarana membela diri, lho…* ๐
@ oka mahendra :
Sebenarnya yang saya maksudkan dari tulisan diatas adalah angka 68% itu saja, terlepas dari hubungannya dengan RS atau data Asli-Palsu di FS. Tidak masalah RS mengatakan data di FS itu palsu sekian persen, tetapi memakai sebuah metode statistik sebagai pembenaran [dengan asal comot] tanpa mengetahui apa dibalik metode itu, sudah menunjukkan seperti apa kualitas dirinya. Apalagi tanpa penjelasan darimana angka itu didapat.
Yang saya ingin luruskan adalah bahwa 68% itu ADA dalam statistik khususnya dlm distribusi normal. Bukan angka setan atau angka yang jatuh dari langit. Mengenai alasan pemakaian 68% dlm perhitungan asli-palsu FS sebaiknya ditanyakan sama yang bersangkutan.
@ indahjuli :
saya juga malah sangat jarang update FS.
@ eve :
Yup, kalau cuma sekedar ngomong tanpa pembuktian dan dasarnya, semua orang juga bisa. Dan saya sendiri bisa mengatakan :
ada yang percaya ?
atau mau menghitung ? ๐
@ edratna :
Hehehehe…. tanggal 15 masih sesuai jadwal, Bu. Tempatnya saja yang perlu didiskusikan, menunggu pulang dari kampung.
@ qzink666 :
Heh…?? Ini masih kalah jauh dibandingkan tulisannya deKing. Dia kalau nuilis bisa sampai melintir-melintir… ๐
@ papabonbon :
Yup, dia tidak bicara statistik. Tapi dia menggunakan salah satu “angka penting” dalam statistik untuk mendukung pernyataannya itu. Lebih tepat menggunakan kata, “sebagian besar“, atau “pada umumnya“. ๐
@ adit :
Eh, punya ya ? Dihitung dengan cara seperti apa, Dit ? ๐
@ marissa :
sama, saya juga spicles. ๐
apakah 68% data statistik luas bellarea-nya 68%?
*sampai ‘getit ๐‘ masih faham betul, tapi setelahnya agak2 faham aja…*
Fertob, yang jelas guru matematikamu semasa SMA pasti bukan Pak Samino dan bukan juga Pak Sondang Manurung. Karena pelajaran statistik kamu masih inget betul, pasti Bu Susi gurumu. Getit!!! wekekekekekekeke………. kek.
hehehe..belum mudeng juga..
*ditabok*
jadi saya dengan tinggi 171cm termasuk yang 68%..
*paham dengan angguk-angguk*
Ini tentang apa sih?? bingung aku…
Gyagh, saya cuma mengerti sampai standar deviasi. Selebihnya, sudah bingung. ๐
*bersyukur karena kayaknya statistika ngga ada di jurusan yang akan saya ambil*
Jadi 68% terdengar seperti kibul-kibulan karena angkanya yang asing dan kesannya mentok itu ya. Padahal sebenarnya ada hitungannya.
Wow Keren…
Statistika 1 nilaiku B+, Statistika 2 turun jadi B. Tapi nggak mudeng dengan tulisan ini.
*Dosenya ngasih nilai pake teori 68% juga kali ya…*
Soalnya nilai statistikanya keluar waktu itu, 68% mahasiswa dapat nilai yang sama dengan diriku. Berarti daku masuk kategori Normal. Puji Tuhan… Wkwkwkwkwkw ๐
*Nyembah2 sama suhu dan mengucapkan salam kenal*
Horas Bang ๐
dapet link ini dari blognya yoyo…. terpana…. terdiam, terpaku…. apa-apaan inih???? penghinaan terhadap kemampuan intelegensia sayah!!! *menangis karena tidak mengerti statistik sama sekali* hihihihihi
*ngakak2 baca komentarnya ichanx*
gilingan, emang… statistik itu bikin kepala mo pecah… kalo menurut saya, Roy ngomingnya 68 karena kalo dia bilang 69, berarti harus muter balik dong… ๐
salam,
Silly at http://sillystupidlife.com
salam kenal
kang…isi tentang distribusi normal sayah kutip dikit yah di blog sayah.
thx
[…] atau halaman yang memuat kata kunci Probabilitas dan 68, mata sayah langsung tertuju dengan suatu blog yang memuat kata โAngka 68% itu bukanlah angka ajaib. Itu adalah angka yang ada dalam statistik, […]
ini mesti temen sebangkunya roy suryo.