Terus terang saya ingin hiatus panjang karena harus pulang kampung, tapi sedikit tersentil ketika membaca beberapa tulisan [khususnya di blog] yang membahas tentang aksi mahasiswa beberapa hari belakangan ini.
Dulu diantara kami, mahasiswa-mahasiswa “alumni hidup” reformasi ’98, ada semacam anekdot-anekdot kecil yang menjadi warna kehidupan di jalanan. Sedikitnya bisa menyegarkan suasana ketika berhadapan dengan wajah-wajah beringas PHH (Pasukan Hura-Hura Huru Hara) yang siap menerjang dengan perisai dan pentungan. Belum lagi pasukan yang siap dengan moncong senapan laras panjang, yang saya yakin anda semua sudah tahu seperti apa akibatnya.
Salah satu anekdot yang masih saya ingat adalah anekdot tak lucu tentang tipe-tipe mahasiswa yang menjadi demonstran, khususnya yang terjun langsung ke garis depan.
Ada 5 tipe mahasiswa yang menjadi demonstran :
- Tipe Orator.
Mahasiswa tipe ini adalah mahasiswa yang siap sedia dengan pidato-pidato membakar semangat dan slogan-slogan yang menaikkan/menurunkan termometer di lapangan yang dasarnya sudah panas. Mahasiswa tipe ini cukup dikasih TOA/pengeras suara dan akan berfungsi dengan baik.
Merekalah yang mampu membakar semangat teman-teman lainnya ketika harus berhadapan dengan petugas keamanan (Tentara/Polisi). Mereka bisa diandaikan sebagai motivator ulung di tengah lapangan. Tipe demonstran yang andalan utamanya adalah suara yang menggelegar dan kosa kata berlimpah tentang bagaimana cara membuat es yang beku menjadi air yang mendidih.
Sedikit banyak mereka belajar dari Soekarno yang jika berpidato maka orang lain bisa betah mendengar berjam-jam tanpa mengeluh. Dan tentu saja bukan dari Soeharto yang jika berpidato bisa membuat saya tak sadar sudah bermimpi. 😆
- Tipe Intelektual.
Tipe ini adalah mahasiswa yang lebih banyak bergerak di belakang layar. Tipe orang yang menjadi “aktor intelektual” dan merancang apa-apa saja yang harus dilakukan oleh mahasiswa. Mereka yang merancang apa visi dan misi mahasiswa, merancang apa-apa saja point-point utama dari gerakan dan tuntutan mereka. Serta menjadi semacam think tank dari berbagai kebijakan garis keras yang dianut sebuah gerakan mahasiswa.
Mahasiswa jenis ini cukup diberikan pulpen dan kertas, atau kalau punya modal sedikit lebih bisa diberikan komputer dan printer. 🙂 Seluruh visi dan misi sampai detail-detail dari suatu gerakan telah dirancang dengan baik.
- Tipe Pekerja.
Mahasiswa tipe ini adalah mahasiswa yang bekerja keras di lapangan. Mereka yang menyebarkan spanduk, membagikan poster, melantunkan nyanyian perjuangan, menjadi komandan sektor/wilayah di lapangan, dan mengarahkan masa mahasiswa ke tempat tertentu.
Mereka yang bertanggung jawab atas aksi sebenarnya mahasiswa di jalanan. Apa yang harus dilakukan sudah diketahui dengan baik. Merekalah yang memberitahu bagaimana jika pecah “pertempuran” dengan aparat, bagaimana cara menghindar dari terjangan gas air mata, bagaimana jika ada provokator lain selain mahasiswa di antara kerumunan demonstran, dan bagaimana yang lain.
Mahasiswa tipe ini cukup diberikan spanduk, selebaran dan poster, buku manual standar operasi prosedur demonstrasi, dan makan yang cukup. Dan itu bisa membuat mereka berfungsi dengan baik. 😆
- Tipe Intel/Penghubung.
Mahasiswa tipe ini adalah mereka yang menjadi penghubung antar berbagai kelompok mahasiswa. Mereka yang menyinkronkan satu kelompok dan kelompok lain supaya menjadi kesatuan besar dengan visi dan arah yang sama. Dalam tangan mereka, semua kelompok-kelompok demonstran bisa menyatu ke arah yang sama.
Selain itu mereka menjadi semacam intel lapangan yang menjadi mata-mata jika ada anggota polisi yang menyamar. Mereka juga menjadi orang pertama yang mampu membaca situasi jika akhirnya tak terkendali.
- Tipe Konsumsi.
Ini adalah tipe mahasiswa logistik yang berfungsi di garis belakang. Tugas utamanya adalah menyalurkan makanan dan minuman pada para demonstran yang kelelahan, kehausan dan kepanasan. Mereka juga yang menyediakan akomodasi seperti bus Kopaja/Metro Mini yang supirnya bersedia melihat atap busnya ringsek karena aksi lompat-lompat di atap bus. 🙂
Dan masih banyak tipe yang lain.
Tentunya ini hanya menjadi semacam nostalgila mengenang gerakan mahasiswa ’98 yang sangat besar kala itu. Saya tidak tahu dengan gerakan mahasiswa sekarang, karena mungkin saja arah perjuangannya sudah berbeda dibandingkan kami dulu.
Anda bisa menebak saya tipe mahasiswa demonstran yang seperti apa.
Ada tipe lain menurut anda ? 😆
ps :
- dulu saya pernah naik ke atap gedung dpr dan kencing di kolam depan gedung wakil rakyat itu. beruntung saya tidak kencing dari atap gedung dpr karena bisa dituduh subversif : menghina lambang kedaulatan negara.
*uh, saya ternyata jorok juga yah…* - semoga tulisan ini menjadi awal dari hiatus panjang karena tanggal 7 juli ini saya sudah pulang kampung.
- dan sejuta maaf kalau saya tidak bisa membalas komentar yang masuk.
Tulisan yang mirip :