Coba lihat artikel berikut ini :
TEMPO Interaktif, Sabtu, 29 April 2006 Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso meminta aparat keamanan bertindak respresif kepada buruh jika dalam aksinya pada 1 Mei berlangsung anarkis. “Untuk kali ini kami tidak mau kecolongan lagi seperti pada aksi sebelumnya. Kami menghimbau buruh tertib meski mau mengerahkan massa dalam jumlah besar ke Jakarta,” paparnya Sabtu siang. TempoInteraktif.com
Metrotvnews.com, 22/08/2006 Oaxaca: Aksi mogok para guru di Meksiko berubah anarkis. Dengan bersenjata pipa dan papan kayu, para guru menduduki 12 stasiun radio swasta di wilayah selatan Oaxaca. Aksi para guru ini terjadi menyusul serangan oleh kelompok bersenjata di stasiun radio pemerintah yang telah diduduki para guru yang mogok. Para guru mengatakan, kelompok pria bersenjata tersebut melepas tembakan, Senin (21/8) pagi, ke arah stasiun radio pemerintah yang mereka duduki sejak 1 Agustus lalu. MetroTVNews.com
Dalam artikel-artikel diatas, seakan-akan anarkisme identik dengan segala macam bentuk tindak kekerasan. Demo yang rusuh, pengrusakan fasilitas-fasilitas umum, penyerangan polisi, dan lain-lain selalu dikaitkan dengan tindakan yang bernama anarkisme.
Dan mari kita lihat anarkisme dari sudut pandang lain :
Marxisme dalam perkembangannya setelah Marx dan Engels berkembang menjadi 3 kekuatan besar ideologi dunia yang menyandarkan dirinya pada pemikiran-pemikiran Marx. Ketiga ideologi itu adalah : (1) Komunisme, yang kemudian dikembangkan oleh Lenin menjadi ideologi Marxisme-Leninisme yang menjadi pegangan seluruh kaum komunis sedunia; (2) Sosialisme Demokrat, yang pertama kali dikembangkan oleh Eduard Bernstein dan berkembang di Jerman dan kemudian berkembang menjadi sosialis yang berciri khas Eropa; (3) Neomarxisme dan Gerakan Kiri Baru, yang berkembang sekitar tahun 1965-1975 di universitas-universitas di Eropa.
Walaupun demikian, ajaran Marx tidak hanya berkutat pada ketiga aliran besar itu karena banyak sekali sempalan-sempalan atau bidah-bidah yang memakai ajaran Marx sebagai basis ideologi dan perjuangan mereka. Aliran lain yang berkembang memakai Marx sebagai tolak pikirnya adalah Anarkisme.
Anarkisme adalah sebuah aliran yang timbul bersama dalam komunikasi dan konfrontasi dengan Marxisme mainstream. Anarkisme menolak segala bentuk negara dalam pengertian lembaga pusat masyarakat dengan kemampuan dan wewenang untuk memaksakan ketaatan terhadap undang-undang. Cita-cita anarkisme adalah anarkhia atau keadaan tanpa kekuasaan pemaksa. Anarkisme tidak membedakan kekuasaan negara dalam bentuk positif atau negatif karena semua bentuk negara : monarki, republik maupun sosialis pada dasarnya sama saja, semua mempunyai kekuasaan pemaksa, undang-undang, polisi, peradilan, penjara, angkatan bersenjata, dan sebagainya. Oleh karena itu semua bentuk negara adalah buruk harus ditolak. Cita-cita anarkhia adalah cita-cita stateless, atau keadaan tanpa negara.
Asalkan perekonomian ditata dengan baik dan adil maka lembaga-lembaga yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan pemaksa tidak diperlukan lagi. Masyarakat yang kesatuannya dipaksakan oleh negara harus diganti dengan komunitas bebas para individu dan kelompok masyarakat. Apabila keadaan sudah adil, kejahatan dan kriminalitas dan perang akan hilang dengan sendirinya. Kaum Marxisme menganggap anarkhisme sebagai lawan, karena menyimpang dari pokok-pokok ajaran Marx.
Tokoh utama kaum anarkhisme adalah Mikhael Bakunin, seorang bangsawan Rusia yang kemudian sebagian besar hidupnya tinggal di Eropa Barat. Ia memimpin kelompok anarkhis dalam konverensi besar kaum Sosialis sedunia (Internasionale I) dan terlibat pertengkaran dan perdebatan besar dengan Marx. Bakunin akhirnya dikeluarkan dari kelompok Marxis mainstream dan perjuangan kaum anarkhis dianggap bukan sebagai perjuangan kaum sosialis. Sejak Bakunin, anarkhisme identik dengan tindakan yang mengutamakan kekerasan dan pembunuhan sebagai basis perjuangan mereka. Pembunuhan kepala negara, pemboman atas gedung-gedung milik negara, dan perbuatan teroris lainnya dibenarkan oleh anarkhisme sebagai cara untuk menggerakkan massa untuk memberontak.
(Franz Magnis-Suseno. Pemikiran Karl Marx : Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme, Jakarta, 1999)
Dalam bukunya What is Communist Anarchist, Michael Berkman justru menolak label kekerasan yang ditempelkan kepada gerakan anarkisme.
Therefore I must tell you, first of all, what Anarchism is not.
It is not bombs, disorder, or chaos.
It is not robbery and murder.
It is not a war of each against all.
It is not a return to barbarism or to the wild state of man.
Anarchism is the very opposite of all that.
Anarchism means that you should be free; that no one should enslave you, boss you, rob you, or impose upon you.
It means that you should be free to do the things you want to do; and that you should not be compelled to do what you don’t want to do.
It means that you should have a chance to choose the kind of a life you want to live, and live it without anybody interfering.
It means that the next fellow should have the same freedom as you, that every one should have the same rights and liberties.
It means that all men are brothers, and that they should live like brothers, in peace and harmony.
That is to say, that there should be no war, no violence used by one set of men against another, no monopoly and no poverty, no oppression, no taking advantage of your fellow-man.
In short, Anarchism means a condition or society where all men and women are free, and where all enjoy equally the benefits of an ordered and sensible life.
(Alexander Berkman 1870 – 1936)
Berkman melihat anarkisme dari sudut pandang Mikail Bakunin, tokoh utama gerakan anarkisme, dengan sudut pandang yang berbeda dengan kelompok sosialis Marxis mainstream. Anarkisme menurut Berkman dan Bakunin tidaklah sama dengan tindakan kekerasan. Anarkisme hanyalah salah satu jalan lain dari pemikiran sosialis yang berbeda jalur dengan pemikiran-pemikiran Marx. Perbedaan pendapat itulah yang membuat anarkisme dikeluarkan dalam Internasionale I.
Anarkisme model Bakunin, tidaklah identik dengan kekerasan. Tetapi anarkisme setelah Bakunin kemudian berkembang menjadi sebuah gerakan yang menjadikan kekerasan sebagai jalur perjuangan mereka. Dan puncaknya adalah timbulnya gerakan baru yang juga menjadikan sosialisme Marx sebagai pandangan hidupnya, yaitu Sindikalisme. gerakan ini menjadikan sosialisme Marx dan anarkisme Bakunin sebagai dasar perjuangan mereka. Bahkan gerakan mereka disebut Anarko-Sindikalisme.
—— bersambung ke Anarkisme (2)
Very interesting 🙂 Numpang lewat! 😀
anarkisme,.,.,.yah sebuah proses dalam menuntut perbaikan bagi kaum plebeian .,.,dimana proses tindakan anarkisme tersebut bukanlah sebuah tindakan kekerasan,.,.,biasanya dalam penuntutan masa dalam mencapai perbaikan,.,.,tindakan represi akan dilakukan oleh pihak kelas penguasa,,,baik itu bersifat represi hukum( kepolisian),,represi fisik( militer )..
Saya tertarik dengan tulisan anda,oleh sebab itu saya hendak mengundang saudara menjadi sharing patner saya dalam bertukar pikiran, tentang hal-hal yang terkait dengan Marx, Sosialisme, Bakunin, anarkisme atau tema-tema filsafat lainnya..
Dr. Boas Boangmanalu
(Sekretaris jurusan Dept. Filsafat UI)
Uji pengetahuan anda tentang Marx, dengan menjawab pertanyaan yang tercantum di http://meontology.blogdrive.com , dan jawaban terbaik akan mendapatkan hadiah menarik…..
Anarki tanpa_isme, adalah stereotip fitriyah yang primordial. Ia adalah arketip transendesi yang terimanentkan secara empirik bagi manusia untuk menjadi khalifah. Dengan adanya Negara menjadikan segelintir kelas dan manusia tertentu menjadi khalifah tetapi memotong hak manusia lain yang terlahir untuk menjadi khalifah juga. Dan anarki dengan isme mencoba mengembalikan keadaan manusia secara fitriyah dengan mengusung socialist liberty. bukan labirin kediktatoran kelas tertentu, bukan demokrasi untuk kelas tertentu. Anarki adalah upaya melawan kekerasan, pemaksaan one class by another class/ impllementasi yang dimana bentuk lain dari Negara. jadi anarki bukanlah kekerasan itu sendiri. Dan jelas anarki berbeda dengan komunis. karna komunis tetap saja hypocricy.
[…] tulisan jadul saya yang berjudul Anarkisme (1), Anarkisme (2), dan Anarkisme (3) dijadikan pranala luar dari artikel bertema Anarkisme di situs […]
Benar-benar… 🙂
[…] Anarkisme di blog fertob : bagian 1, bagian 2, bagian […]