tulisan ini tidak mempunyai maksud menghakimi, karena disajikan dalam
keadaan hangat-hangat kukukonteks yang netral, dan juga merupakan ilham dari puisi Sepi
Selain tulisan yang narsis, mencerahkan, dan aneh-aneh, apa yang menarik dari sebuah blog, khususnya di WordPress ? 😉
Yup, anda salah betul :
Komentar
Saya punya kebiasaan dalam membaca sebuah tulisan dalam blog, yaitu membaca semua komentar yang ada di tulisan itu. Dan terus terang hal itu sangat menarik dan menantang karena bisa mengetahui isi kepala masing-masing orang dari komentarnya.
Fenomena B Ali yang pernah ditulis oleh Bang Amd di blognya, adalah salah satu fenomena bahwa sebuah komentar bisa terbentang dari Kutub Utara sampai Kutub Selatan. 😉 Teteh Joerig yang suka bercanda bahkan mengatakan bahwa IP Address orang yang memberi komentar “Utara-Selatan” itu sama semuanya tapi dengan nama yang berbeda.
Tulisan ini tidak akan membahas seperti apa orang-orang yang memberikan komentar *UNK tersebut karena masalah Anonimitas pernah ditulis oleh cK di blognya. Tapi inti dari tulisan itu adalah Blogger Anonim dan bukan Komentator Anonim. Anonimitas memang terentang dari yang weak-anonim sampai strong-anonim (ngikut penggolongan Agnostic) 🙂
Yang ingin saya tulis disini adalah tipikalitas sebuah komentar.
*************
Komentar memang sangat beragam, sangat amat beragam, dan itu menandakan pemaknaan yang berbeda bagi seorang komentator. Ibu Dokter Evy yang cantik (ini muji lho Bu…), diawal kepopulerannya dulu, pernah menuliskan tulisan yang menggetarkan dunia perblogan, Komentar Yang Bikin BERGETAR. Disitu Bu Evy mencoba menganalisis kriteria pengunjung blog yang berkomentar pada suatu tulisan. Sangat menarik.
Seperti yang pernah saya tulis di postingan terdahulu, bahwa ketika seorang blogger telah memutuskan untuk mempublikasikan apa yang ada dalam benaknya menjadi sebuah tulisan, blogger tersebut tidak mempunyai kekuasaan lagi dalam mengontrol makna yang ditangkap oleh orang lain terhadap tulisan itu. Tulisan bloger itu (dan juga maknanya) berkeliaran dalam benak orang yang membacanya dengan bentuk yang sangat beragam. Saya mengadopsi pemikiran Roland Barthes dalam essaynya Death of the Author.
Dan KOMENTAR adalah salah satu sarana cara penyampaian makna berbeda yang ditangkap oleh orang-orang yang membaca sebuah tulisan di blog.
Pepatah Jepang mengatakan “like father, like son; like mother, like daughter,” dan sambungannya “Nggak nyambung, Fer.” Oops, sorry OOT 😆 Inti dari pepatah itu jika dikonversikan dalam sebuah komentar adalah “Sebuah komentar (son or daughter) adalah buah dari hasil pemikiran si Pemberi Komentar (father or mother)“. Hasil dari perkawinan ide-ide di kepala dan bertelor/beranak dalam sebuah wujud buruk dan rupawan berbentuk Komentar.
Seperti apa wujud dari “anak” hasil perkawinan ide di kepala itu sangat bergantung pada bahan ide yang tersedia dan cara pengolahan ide tersebut. Dan ini kembali lagi pada soal makna diatas.
*************
Cukup. 😉 Sudah capek bergunjing dan bergosip masalah komentar dan segala macam teori dan pepatah usang, sekarang saya akan menyajikan tipikalitas komentar dalam sebuah tulisan. Tentunya ini analisis dangkal saja tanpa penelitian mendalam (lagian siapa yang mau meneliti sebuiah komentar). Kritik dan saran dalam bentuk KOMENTAR sangat diperlukan disini, termasuk juga komentar seperti yang ditunjukkan oleh B Ali dan sahabat-sahabatnya.
Saya membagi tipikal sebuah komentar dalam 3 kategori, yaitu Out-Of-Context, Para-Context, dan In-Context. Pembagian ini juga disertai dengan pembagian lain yang serabutan, karena bisa saja tidak masuk dalam ketiga pembagian itu.
Komentar OUT-OF-CONTEXT
Ini adalah salah satu komentar yang sering berbeda dalam cara penangkapan oleh setiap blogger. Bagi beberapa blogger komentar-komentar yang bernada sambung pribadi (NSP) out-of-context adalah komentar-komentar sampah, OOT, junk, ad-hominem, promosi, dan lain sebagainya. Dan yang sering saya lihat adalah banyak blogger yang membenci/tidak menyukai komentar jenis ini.
Komentar Out-Of-Context dalam kalimat pendeknya adalah komentar yang “sama sekali tidak berhubungan/berkorelasi dan juga mempunyai relevansi dengan tulisan yang ada“. Komentar ini terentang mulai dari komentar yang mengamankan posisi sampai komentar berbau promosi. Dan ini akan saya tulis satu-satu.
1. Komentar Keep-My-Position
Jenis komentar ini adalah komentar-komentar yang berbau MENGHITUNG (counting) dan MENGEJA (spelling). 🙂 Jenis-jenis komentar ini sangat tenar dan sempat menjadi trend di dunia perblogan. Saya tidak tahu siapa yang pertama kali menemukan komentar jenis ini dan siapa yang mempopulerkannya (kalau ada yang tahu beritahu saya ya…).
Misalnya :
PERTAMAXXX
SERATUS DUA PULUXXX
2. Komentar Promoting-My-Stuff
Komentar jenis ini adalah komentar yang mempromosikan suatu barang/jasa dalam suatu tulisan yang sama sekali tidak membahas hal tersebut. Komentar ini sering berbau iklan terselubung dan disampaikan dengan maksud agar si empunya blog (dan orang yang berkunjung) tertarik dengan penawaran itu.
Memang komentar jenis ini sangat jarang dijumpai tapi saya pernah mendapat satu komentar yang berbau iklan dan tidak nyambung dengan tulisan saya (link ditiadakan) 😉
*INORMASI PENERBANGAN GRATIS AL-JENAZAH AIRLINES LAYANAN PENUH 24 JAM*
Atau promosi/iklan yang sempat ada di Forum WordPress Indonesia yang sempat membuat Mas Luthfi menanyakan moderator forum pada Mbah Matt, yang seperti ini :
Para neter-neter nih ada barang bagus di jual. kali aja berminat. Yang suka berinternet BIAR ONLINE TERUS. Biaya FLATE perbulan Rp295.000,- .
Kalo ada yang butuh modem GSM dan CDMA juga ada. Berminat silahkan aja. Yang tidak berminat mohon diinfokan ke rekan2 yang berminat. GOOD LUCK.!!
3. Komentar Promoting-My-Idea
Komentar jenis ini saya masukkan ke dalam jenis komentar Out-Of-Context karena walaupun ide dan opini yang disampaikan oleh komentator tersebut cukup bagus dan berbobot, tetapi komentar itu tidak mempunyai kesesuaian konteks dengan apa yang dibicarakan dalam tulisan di blog.
Komentar dari B Ali yang pernah ditulis oleh Bang Amd adalah salah satu contoh komentar yang mempromosikan suatu ide tanpa melihat korelasi dan relevansi komentar dengan topik utama suatu tulisan.
Contohnya seperti ini :
Topik : Ketika Umat (Islam) Malas Berpikir
Komentar :
Pertanyaan: Apakah Islam agama teroris?
Jawaban: Tidak ada agama yang mengajarkan umatnya untuk menjadi teroris.Tetapi, di dalam Al-Qur’an, ada banyak sekali ayat-ayat yang menggiring umat untuk melakukan hal-hal yang tidak manusiawi, seperti: kekerasan, anarki, poligami dengan 4 istri, anggapan selain muslim adalah orang kafir, dsb. Sikap-sikap tersebut tidak sesuai lagi dengan norma-norma kehidupan masyarakat modern.
……. [deleted]
Topik : Hukuman Mati
Komentar :
Dogma-dogma yang ada di Al-Qur’an sudah tidak berlaku lagi. Kita, orang Nusantara, tidak bisa menuruti perlakuan-perlakuan orang Arab waktu jaman Jahiliyah. Apalagi menuruti perlakuan-perlakuan yang sekarang tidak manusiawi dengan kedok Islam.
Contoh dogma-dogma yang keliru di Al-Qur’an:
Soal poligami:
Umat muslim bilang wanita lebih banyak dari pada laki-laki. Hal ini sangat keliru. Di Cina, dengan politik anak tunggal, orang Cina memilih anak laki-laki, hamilan anak perempuan biasanya digugurkan. Akibatnya, saat ini cowok lebih banyak daripada cewek. Jadi Al-Qur’an tidak berlaku di Cina. Jadi “wahyu” Tuhan yang di Al-Qur’an itu hanya berlaku di Arab saja. Dinisi kebenaran wahyu bisa dipertanyakan…….. [deleted]
Dan masih banyak komentar-komentar yang berjenis kelamin seperti ini.
4. Komentar Friendship-In-Context
Ini adalah salah satu komentar yang paling sering ditemui dalam berbagai tulisan di blog. Komentar ini pada umumnya tidak mengomentari tulisan dari suatu blog, tetapi lebih tertuju pada usaha-usaha untuk menjalin komunikasi, persahabatan, humor, dan lain-lain.
Pada intinya komentar ini berusaha melihat sisi lain dari suatu tulisan tanpa bermaksud untuk keluar dari konteks tulisan yang ada. Dan konteks bahasa yang dipakai adalah bahasa pergaulan sehari-hari seperti menanyakan sesuatu atau mengungkapkan suatu ide lewat jalur lain seperti lelucon dan pertemanan.
Mau contoh ? Sudah banyak kok di berbagai blog, dan saya juga sering menuliskan komentator seperti ini, dengan tujuan yang sama. 🙂
Saya ambil saja komentar dari berbagai tulisan saya di blog ini (link ditiadakan lagi) 🙂
Bang, ada lebihan budget ga bang?
Kurang buat PDA neh…
pengen cobah ah
*demam tarot melanda*
Coba anda lihat komentar di blog anda, dan anda akan mendapati bahwa banyak komentar yang berjenis ini. Tanpa bermaksud yang lain, komentar ini ikut menambah segar dan cerah dunia perblogan. Dan dari situ mungkin bisa terbentuk komunikasi yang lebih intens daripada hanya sekedar menulis ide di blog. (maksudku sampai dapet pacar gitu lho…. 😉 )
Komentar PARA-CONTEXT
Kata “para” adalah kata dalam bahasa Yunani yang [in English] berarti “alongside” yang kalau diIndonesiakan menjadi “disamping” atau “selain”.
Saya menggolongkan beberapa komentar ke dalam kategori para-context karena komentar-komentar itu mempunyai beberapa karakteristik yang tidak dapat secara otomatis dikategorikan in-context atau out-of-context. Selain itu komentar-komentar ini bisa saja berhubungan atau relevan dengan apa yang menjadi topik tapi disajikan dalam perspektif yang berbeda.
1. Komentar See-My-Link
Komentar See-My-Link adalah jenis komentar yang tidak mengelaborasi dan mengeksplorasi topik yang dibicarakan dalam sebuah tulisan tetapi langsung merujuk pada link yang disediakan oleh si pemberi komentar. Link yang diberikan bisa saja memang berhubungan dengan topik yang dibahas.
Komentar jenis ini tidak membuka kemungkinan diskusi yang dalam karena biasanya komentarnya hanya terbatas pada link itu saja. Posisi dari si pemberi link bisa pro ataupun kontra terhadap opini dari si penulis postingan.
Topik : WARNING : Dilarang Merokok
Komentar :
Saya tidak setuju dengan tulisan anda.
Lihat link [http://namasaya.wordpress.com/merokok-itu-haram]
atau lihat situs Departemen Kesehatan RI
Komentar seperti ini memang bisa saja berhubungan dengan topik yang dibahas. Tetapi komentar ini tidak membuka ruang diskusi dalam kolom komentar yang disediakan. Kita hanya bisa melihat link yang disediakan dan kemudian bisa saja berakhir sampai disitu.
@ XXXX :
linknya sudah saya lihat. terima kasih 🙂
2. Komentar Comment-On-Comment
Komentar Comment-On-Comment adalah komentar yang juga sering terjadi dalam diskusi di kolom komentar sebuah tulisan.
Komentar jenis ini berawal dari komentar seseorang atas suatu topik yang dibahas oleh seorang blogger. Komentar tersebut awalnya In-Context tetapi hanya melihat satu point tertentu dari beberapa hal yang dibahas. Si komentator kemudian mengeksplorasi pemahamannya atas sub-topik tulisan dan mengarahkannya kepada hal yang diinginkannya.
Komentar tersebut kemudian dibalas [di-quote] oleh komentar yang lain (bisa oleh si empunya blog atau orang lain). Tetapi apa yang dikomentari kemudian menjadi melenceng sampai kemana-mana dan bisa saja keluar dari topik awal keseluruhan.
Inti dari komentar itu kemudian hanya berputar-putar sekitar suatu sub-topik dan malah sudah melenceng dari maksud awal penulisan postingan itu. Bisa saja komentar yang dikomentari [atas suatu subtopik] dan seterusnya menjadi membahas topik yang berbeda dan mengarah pada hal-hal yang berbeda.
Topik : A [subtopik B, C, D, E, F, G, dan seterusnya]
Komentar 1 : Penekanan pada F [dielaborasi dan dieksplorasi]
Komentar 2 : Membahas F dari perspektif lain
Komentar 3 : Menemukan penjelasan X terhadap subtopik F
Komentar 4 : Membantah X dan mengajukan Y
Komentar 5 : Melihat Y dari sudut pandang lain
Komentar 6 : Mengajukan kelemahan-kelemahan Y tanpa solusi
Komentar 7 : Menghujat Komentar 6 dan kembali pada Y + Z
Komentar 8 : bingung…. 😆
Mau contoh ? Sebenarnya banyak sekali contoh yang bisa diberikan tetapi dari penjelasan diatas kita bisa mencari contoh sendiri.
Sebenarnya Komentar seperti ini tidaklah keluar dari konteks ide awal suatu tulisan. Tetapi ide ini kemudian dieksplorasi dengan cara yang berbeda dan menjadi pembahasan dan ide sendiri yang berbeda dengan ide tulisan awal. Itulah alasannya saya masukkan sebagai komentar Para-Context
3. Komentar Ad-Hominem
Komentar Ad-Hominem adalah jenis komentar lain yang saya masukkan sebagai komentar Para-Context. Ad-hominem adalah suatu argumen yang ditujukan pada si pembawa pesan. Atau argumen yang diajukan tidak digunakan untuk menyerang/meng-counter suatu tulisan dari sisi ide/konsep tetapi argumen itu dipakai untuk menyerang si penulis pesan.
Mengapa saya memasukkannya dalam Para-Context ?
Karena suatu komentar yang berisi argumen ad-hominem mengambil ide argumennya dari ide suatu tulisan. Tetapi kesimpulan dari ide itu kemudian dipakai untuk menyerang si penulis ide tersebut. Secara logika, argumen ini mempunyai basis logika ide si penulis tetapi kemudian kesimpulannya mengarah pada hal yang bukan maksud dari tulisan itu.
Awalnya In-Context tetapi kemudian dalam penyampaian kesimpulan menjadi Out-of-Context. Itulah yang membuat komentar ad-hominem saya masukkan sebagai komentar Para-Context.
Topik : Hukuman Mati
Komentar :
Kalau anda menyetujui hukuman mati, bayangkan kalau suatu waktu kejahatan akan terjadi pada anak anda, atau pada keluarga anda. Saya yakin anda pasti akan berubah pikiran, kecuali anda tidak punya hati nurani.
[ini komentar fiksi 🙂 ]
Dan ada satu lagi yang saya ambil dari blonya Mbak Tika (maaf ya mbak, blognya saya jadikan proyek percontohan) 🙂 :
Topik : Haramnya Musik Ituh…
Komentar :
untuk mbak Tika, umur saya nggak jauh di bawah anda, tapi gimana ya
Mungkin lebih baik mbak tika nutup blog ini, karena banyak dijadikan sarana buat menghina ISLAM.
Sekali lagi, logika awal dari argumen si pemberi komentar berangkat dari tulisan tersebut. Tetapi ketika dielaborasi lebih lanjut, kesimpulan yang didapat adalah menyerang person dibalik tulisan tersebut.
Komentar IN-CONTEXT
Komentar In-Context adalah komentar yang sering juga saya saksikan dalam suatu diskusi di kolom komentar suatu blog. Pada intinya komentar jenis ini bermain dalam konteks dari ide yang memang dibahas oleh si penulis blog.
Cara yang dipakai untuk mengomentari sebuah tulisan juga bermacam-macam. Tetapi tidak terlepas dari apa yang memang menjadi maksud suatu tulisan. Logika awalnya berangkat dari argumen si pembuat tulisan dan kemudian dimaknai dan dipersepsikan dengan cara yang bisa saja sama atau berbeda.
1. Komentar I’m-With-You
Ini bukan judul lagunya Avril Lavigne. 😉 Komentar jenis ini adalah komentar yang 120% setuju dengan apa yang menjadi ide dan juga kesimpulan dari suatu tulisan tanpa mencoba membahasnya atau mengksplornya lebih lanjut.
Inti dari komentar ini adalah SETUJU Tanpa Syarat dan Tanpa Tambahan. 🙂
Topik : Saya Memang Ganteng
Komentar :
SETUJU BANGET….
memang kenyataannya seperti itu kok.
2. Komentar Me-Against-You
Komentar jenis ini adalah komentar yang berisi suatu counter-argument terhadap ide dan konsep yang diberikan oleh si penulis. Intinya adalah apa yang disajikan oleh si penulis dibantah dan disanggah oleh serangkaian bukti, logika, dan kesimpulan yang lain.
Semua atau hampir semua (sub ide) ide dan argumen yang ada dalam suatu tulisan disanggah dengan mengajukan teori/argumen baru yang bertentangan dengan ide si pembuat tulisan. Dalam komenter jenis ini, argumen dilawankan dengan argumen, bukti dilawankan dengan bukti, logika dilawankan dengan logika, dan kesimpulan dilawankan dengan kesimpulan.
Jika tetap berada dalam koridor diskusi yang sehat (tanpa adanya argumentum ad pusingam), 😉 diskusi dengan cara ini biasanya berjalan secara sehat dan segar. Banyak ilmu yang bisa didapat dari perdebatan sehat yang mengajukan argumen sebagai lawan argumen dan tidak menjurus pada ad-hominem atau yang sejenisnya.
Mungkin saja rangkaian komentar jenis ini cukup jarang, tetapi beberapa kali saya pernah melihatnya dalam beberapa tulisan dalam suatu blog. Komentarnya panjang-panjang dan sepanjang pengetahuan saya sangat berbobot. Maaf kalau saya tidak dapat menuliskan contohnya lebih lanjut.
3. Komentar Exploring-The-Idea
Komentar ini adalah komentar yang mengelaborasi dan mengeksplorasi lebih lanjut suatu ide. Wujudnya bisa berbentuk suatu pertanyaan atau mengajukan ide lain yang berasal dari orang lain yang bisa sejalan atau melihat dari perspektif yang lain.
Apa yang dijelajah lebih jauh adalah apa yang masih menyisakan pertanyaan oleh si komentator. Sebenarnya komentar seperti ini bisa mengarah pada bentuk yang lain (me-against-you atau ad-hominem) tapi ide awalnya adalah meminta penjelasan dan penegasan lebih lanjut dari ide yang disampaikan oleh si penulis.
Topik : MU adalah klub terbaik di dunia.
Komentar :
Eh sorry, kalau dari parameter klub terkaya memang MU adalah yang paling kaya. Tapi apakah kriteria terkaya bisa langsung dijadikan kriteria terbaik ?
[ini komentar fiktif]
4. Komentar Other-Side-Explanation
Komentar jenis ini adalah komentar yang memberikan penjelasan lebih lanjut atas suatu ide yang mungkin kurang dieksplorasi oleh si pembuat tulisan. Dengan mengajukan beberapa penjelasan yang lain, si komentator bisa saja ikut mendukung suatu ide atau mengajukan ide yang menambal kekurangan dan kelemahan suatu ide.
Topik : Teori Evolusi Darwin
Komentar :
Teori Evolusi juga pernah dibahas oleh Richard Dawkins dan beberapa tokoh evolusi kontemporer….bla-bla-bla…..
[ini fiksi juga]
*************
Cukup sampai sini ? Iya, cukup sampai disini saja. Mungkin analisa asal-asalan diatas bisa membuat kita mengerti seperti apa jenis komentar yang kita berikan.
Sekali lagi, tulisan ini dipublikasikan bukan dalam konteks menghakimi atau menilai mana komentar yang lebih baik atau seharusnya diberikan oleh seorang blogger. Bukan itu tujuannya. Tujuan utamanya hanyalah mendeskripsikan beberapa jenis komentar yang pernah saya temukan di dunia blog. Anda bisa saja tidak setuju dengan kategori yang saya buat, atau membuat kategori lain. Saran dan kritiknya saya tunggu.
Dan tentu saja sebuah komentar ikut menambah cerah dunia blog, dan meminjam tulisan Bu Evy menulis komentar bisa bikin bergetar. 🙂
SELINGAN
Ini adalah sebuah gambar yang ada di flahdisk saya. Saya sendiri nggak tau darimana asalnya. Mungkin ada teman yang meminjam flashdisk saya dan mengambil gambar itu dari internet atau dari komputer lain (klik untuk membesarkan).
Ini bukan saya lho… 😆 Atau ada yang punya nasib seperti itu ?
Mmmm menarik sekali pembahasan tentang komentar ini. Semoga saja beberapa penganut ” mazab” komentar tertentu tidak tersinggung kekekeke..
Ehm..ehm…
Kalau saya pribadi dalam memberikan komentar memang menyesuaikan banyak hal, yaitu faktor subyek (sang penulis) maupun faktor obyek (konten tulisan). Mulai dari pure friendship in context sampai komentar serius lain (baik dalam kemasan friendship ataupun bukan).
Tetapi secara jujur sering juga saya menulis komentar tanpa mempertimbangkan subyek maupun obyek tulisan. Seringkali saya memaksakan diri menulis komentar walau sebenarnya dalam keadaan tidak mood dan banyak pikiran yang seringkali berakibat pada komentar OOT.
BTW komentar saya yang ini jenisnya apa Bang?
BTW (sekali lagi) terima kasih atas ralat Bang Fertob dalam tulisan saya. Sudah saya tanggapi…paling pertama 😀
Maaf Bang apakah komentar saya masuk spam?
Tadi saya sudah komentar untuk postingan ini tapi sama sekali tidak muncul (sudah sampai 3 kali)
**************
Secara umum kalau saya pribadi dalam memberikan komentar biasanya mempertimbangkan faktor subyek (penulis) dan obyek (konten tulisan).
Hal2 tsb secara jujur sangat mempengaruhi jenis komentar saya.
Tapi kadang dalam berkomentar saya juga terpengaruh faktor mood shingga komentar error
Maaf Bang, kalau komentar saya masuk spam tolong dibebaskan ya 😀
Eh BTW ini termasuk komentar jenis apa ya Bang 😀
tes komentar…
ini masuk jenis apa? 😀
btw komen saya kebanyakan masuk tipe komentar OUT-OF-CONTEXT deh hehehehe 😆 *ngaku*
oh iya ketinggalan…kalau hettrik masuk jenis mana?? 😀
*kasih sesajen ke om fertob biar nggak dianggap spam*
Setuju, tanpa syarat tambahan…
*tipe i’m with you :D*
# 1001 kok cuma dapet 3? Bukannya 3 seribu, bang?–> ini OOT
#@chika
ngaku jg ya jeng 🙂 –> ini comment on comment jg gak ya? tp cenderung spam deh
#untuk komentar in-context, biasanya lebih potensial terjadi pada tulisan yg panjang (gak jg sih), punya celah utk didebat/diexplor(tiap tulisan rasanya jg gitu), “berisi” (relatif kali ya)–>poin 2,3,4. Untuk poin 1, bs pd tulisan tak terbantahkan, contoh : Saya Itu Manis (hihi)
*puas ngawur di rumah orang*
post yg bagus
saya jadi dapat mengerti tipikal komen2 di blogosphere ini
*ini masuk yg mana yah?*
komentar out-of-context :
bingung mau komen kaya gimana … 😕
komentar para-context :
bingung mau komen kaya gimana … 😕
komentar in-context :
analisis yg hebat 🙂
::::::::::::::::
😆
saya sendiri kalo mau komen liat tulisannya juga, kalo ngerti, kadang tertarik juga buat komen, tapi kalo kayaknya kok bingung saya lebih banyak tutup mulut. *maksudnya mending gak komen ketimbang komen ntar salah*
setuju sama om deking, kadang tergantung mood juga, kalo lagi error al hasil komen yang ditulis bakal ikutan error 😀
kalo ini bang komen jenis yang mana?
*ikut-ikutan komen atas*
Gmabranya itu… maksudnya istrinya/pasangannya adalh tulisan? gitu ya Om Fertob?
kurang bang:
komen sotoy orang lagi di state transference >.<
cape de..
Quote “Mungkin saja rangkaian komentar jenis ini cukup jarang, tetapi beberapa kali saya pernah melihatnya dalam beberapa tulisan dalam suatu blog. Komentarnya panjang-panjang dan sepanjang pengetahuan saya sangat berbobot. Maaf kalau saya tidak dapat menuliskan contohnya lebih lanjut.”
HAHAHAHA.. Kayaknya dakyu juga pernah lihat nih :). Anyway… komentar jenis ini adalah komentar favorit saya 🙂
aku gak bisa koment
tapi agar orang tahu kalau aku gak komen, akhirnya ngetik juga deh
😀
Lho link blgo saya kok nggak ada mas?
Jadi iri sama yang lainnya nieh. 😉
ehem…
ditambahin boleh Om?
One Line – comment
itu bisa masuk gak ya?
*lirik2 Anto, Joe, Zam yang jelas ngerti maksudnya ini*
ehem…betewe, komen saya ini masuk komen jenis apa ya?
😉
@ deking :
komentarnya sudah dibebaskan mas. 🙂
makanya saya berikan penjelasan diatas kalau tulisan ini tidak bermaksud menghakimi, intinya adalah deskriptif belaka.
sama dengan saya mas, seringkali juga memang ingin menulis suatu komentar dengan serius dan in-context, tetapi kemudian mood juga yang berbicara. dan sialnya, seringkali jadi bercanda dan OOT juga. tapi sedapat mungkin saya berusaha untuk memberikan komentar yang berbobot.
@ cK :
HATTRICK itu termasuk komentar yang keep-my-position lho… 😉 kayaknya cK emang tipe blogger yang sering memberikan komentar jenis ini ya ? 🙂 nggak apa-apa kok cik, dipupuk aja siapa tahu bisa bikin kamus komentar OOT di dunia blog, tertarik ?
*sambil ngakak*
@ dnial :
i’m with you, too… 😛
@ takodok a.k.a desti :
untuk tulisan pendek tapi kontroversial juga sering terjadi. coba desti bikin tulisan pendek tapi menghujat sana menghujat sini, pasti banyak yang komentarin, mulai dari yang ad-hominem sampai ke kutub utara 😆
Manis ya ? dikerubuti “semut” dong, kan ada gula ada semut, dan gula itu “manis” sementara semut itu “menggigit”. 😉
makasih mbak…
@ ‘K :
makasih… 🙂 komentarnya masukkan saja ke tipe friendship-in-context
@ teh joerig a.k.a heureuy :
saya juga bingung mau komen apa…
@ andalas :
betul mas, memang lebih baik nggak komen daripada komen tapi ntar jadi salah…
ah, kok jadi pada nanya sama saya ya ? itu kan cuma analisa asal-asalan tanpa dasar yang jelas. dasarnya cuma pengamatan saja kok 😉
“tanya kenapa ?”
@ Rapidity :
saya nggak tau juga mas. apa istrinya memang ada dan menyapa dalam bentuk “tulisan” atau dia (cowok itu) sendiri yang membuat tulisannya dan menganggapnya sebagai sambutan dari “istri imajinasinya” 😆
@ dina :
hehehe… yang punya pengalaman dapat komen sotoy tapi nggak apa-apa kok ditanggapi dengan baik-baik. bahasa sononya : diplomatis.
kok komen di postingan itu (abnormal) sudah nggak ada lagi ?
@ mbak maya :
bukan saya kan mbak ? *curiga…* ini juga komentar yang saya suka, tapi kadang capek membalasnya 🙂
@ kang tutur :
saya juga no comment deh… 🙂
*orang lain pada bingung*
@ evelyn :
pernah tulis postingan tentang masalah komentar ya ? ntar dicek lagi biar saya masukin…
@ Siwi :
boleh juga tuh, tapi penjelasannya gimana ? memangnya joe dan anto sering ya bikin komentar one-line gini ? *baru tahu saya*
*summon anto dan joe*
*posting “komentar” dikomentari*
wah sayah termasuk ke banyak bagian tipe komentar juga yah… <<<< ga tau jenis apa ^^
hmm…kalo komen terakhir abang di blog saya, bisa diklasifikasikan jadi apa tu bang..friendship-in-content yah??
Hohohohoho,, ga nyangka aja nih dibikin klasifikasinya,, 😀
Biasanya sih kalo Ma ngerti dan lagi mood, bakal komen yang nyambung,, *pake prasyarat gini* 🙄
Tapi kalo ngga, bisa macem macem, mulai dari ngarang sampe nangis gara gara ga ngerti,,
*Ma pernah komen gini di blognya bang Fertob*
ada juga bang Fertob, tipe komen yang ngobrol,, sambut sambutan,, 😛
Wow Postingannya panjang…. Klik File >> Save As
——————-
Kalau ini tipe komentar yang mana ya mas ???
Waw…sejauh ini. Hebat sekali penjabarannya.
Apalagi ada selingan di bawahnya.
Ini termasuk komentar apa ya ? 😆
Kalo postingannya saya pahami, biasanya komennya yang in context itu…. kalo nggak, apalagi saya kenal sama empunya blog, biasanya nyari celah buat di cela
tapi kalo komen yang malah curhat itu masuk jenis komentar apa bang?
Maksud saya bukan pernah nulis masalah komentar.
Kok blog saya nggak dijadiin link di postinganmu yang ini?
Jadi iri ama blogger yang laen. 🙂
* becanda darling *
*tidak merasa tesindir*
Dalam rangka apa ini, Bang?
Ada beberapa komentar yang mulai mengganggu kah?
*drives testing*
Asyik, posting saya dibahas di blog seleb 😆
Kalo komen saya yang sering two liner gak mutu ini bisa dimasukkan kategori yang mana yaa???
*nyari-nyari dulu*
Wah, kalo komentar saya, lebih sering yang komentar see-my-link 😀 . Secara gw lagi gencar2-nya membangun traffic ke blog gw.
Sebenarnya ga ada tujuan promosi2 an sih. Ad ad yang saya cantumin, saya taruh dengan rapih supaya enak dipandang (malah ada yg saya sembunyiin di blogroll :P). Cuma ada pleasure tersendiri kalo orang2 dateng ngeliatin blog saya, ngambil2 content yang saya share (wallpaper terutama 🙂 ), dan ngasi komen2 singkat.
Ada perasaan gimanaaaaa gitu, kalo2 ada yg make ‘sesuatu’ yang merupakan hasil karya kita sendiri. 🙂 Hehe jadi OOT.
Bang, ada lebihan budget ga bang?
Kurang buat PDA neh…
Ow… Perasaan kenal dengan koment ini?
(Btw, nah ini masuk kategori apa bang?)
*dan PDA belum juga terbeli..*
@ almas :
tipe apa ya ? *sambil mikir-mikir dan makan kerupuk*
@ Etja :
bisa, jadi friendship-in-context aja….
@ Rizma :
yup, mungkin Rizma bisa bikin komentar tipe curhat… 🙂
Tipe Ngobrol a.k.a sambut-sambutan… boleh juga tuh ntar dipikirin dulu mau dimasukkan kemana..
@ Suluh :
hehehehe… mas suluh ini bisa saja membuat tipe komentar sambil lalu…
@ DB :
tipe apa ya ? 😆 i’m with you mungkin, atau yang memuji saja tanpa mengkritik *kritik dong* 😉
@ itikkecil :
Rizma juga bilang hal yang sama : komentar tipe curhat 😉
ntar saya masukkan ya…
@ evelyn :
hahahaha…. padahal saya termasuk makhluk yang paling jarang memberikan track-back buat blog yang lain, terkecuali ada yang penting…
@ Bang Amd :
what the…. oh my… blog seleb ? 😆
two-liner itu maksudnya seperti apa bang ? kalau yang masuk ke konteks bisa jadi yang masuk yang other-side tapi dengan berbagai variasi, tapi kalau para-context, bisa jadi comment-on-comment, ujung-ujungnya bisa kemana saja…
@ dewo :
nggak apa-apa kok mas dewo, see-my-link juga kan sebuah komentar dan itu tergantung tujuan dari kita menulis blog.
@ manusiasuper :
hehehe… sory dori mori kalau komentarnya dijadiin proyek percontohan 😉
Saya dilewat!!!
*nangis meraung2*
Postingan ini seharusnya diposting di wikipedia neh. Setidaknya di wiki indonesia. Bermutu banget…!
Cm judulnya aja yang mungkin bisa diverifikasi ulang. Judul sekarang rasanya kok berbau “arabian nights.” ^_^
males nanggapin bang
yang masih ‘sehat’ ngalah de 😛
salam kenal sblmnya.
uhmm.. kok aq pribadi jd mulai ‘menghakimi’ komen2 meski dah diwanti-wanti utk ga menghakimi yah? mgkn karena bawah sadarku merekam post yg bagus ini dan mulai belajar mengklasifikasikan.. hehe..
*manggut2 sambil maem*
@ hana :
sorry keselip han…. 🙂 maklum kecil sih jadi nggak kelihatan dan juga mataku sudah mulai rabun
nggak ada maksud apa-apa kok, ini cuma membaca situasi yang tengah bergolak di wordpress 😉
sejujurnya, memanipulasi komentar (you know who) itu jauh dari bayangan saya. saya tidak bisa membayangkan seorang blogger memanipulasi komentar [dan menyisakan link pemberi komentar] demi kepentingannya sendiri. kalau tidak meng-approve dan menghapus komentar itu masih bisa saya terima.
*jangan nangis lagi ya….* 🙂
@ jensen99 :
hahahaha…. saya nggak tertarik untuk memasukkan tulisan ini ke wikipedia atau ensiklopedia maya lainnya kok mas 🙂 ini tulisan pribadi dan tanpa penelitian mendalam. karakteristik dan tipikal komentar juga saya golongkan secara asal-asalan melalui pengamatan saja.
kalau ada yang mau memasukkan juga nggak apa-apa…
@ dina :
hohohohoho…. calon psikolog itu harus punya kemampuan berdiplomasi lho 😉 walaupun dikata-katai tetapi kita bisa membalasnya dengan halus.
@ irdix :
saya nggak pernah menghakimi sebuah komentar lho mas…. yang saya “hakimi” cuma komentar yang terjaring di akismet alias SPAM. kalau ada komentar yang bernada jorok akan saya sesuaikan, tetapi tetap ditampilkan. “senajis” apapun sebuah komentar, semua diterima di blog ini….
edan…..
rajin bener sampe2 jenis2 comment aja dibahas ^0^
kalo ini jenis comment apaan???? hahaha…
tapi emang siy, posting hal2 begini menarik juga. jadi teringet pernah naik angkot dan 9 dari 10 penumpangnya bercelana jeans, truz jadi pengen bahas itu di blog…
(kayaknya ini masuk OOT =P )
~akuHermitBeneranKoq,,,,,,
@fertho.. kok mas sih… *kedip-kedip*
Karena udah mau puasa
dengan berat hatimaka Bang Fertob aku maafkan..*ditimpuk pake diktat*
ya bang, masi amatir. daripada salah ngomong lagi mending dikacangin aja lah. mohon bimbingannya kalau begitu
*hormat*
wuih…
sayah mau diundang proyek percontohan laennnyaaaa…!!!!!!
hihihihi…
contoh komentarnya itu loh….
Mas Fertob,
Ulasannya bagus sekali. Thanks udah berkunjung ke blog saya.
Tentang komentar, sama seperti mas Fertob, saya juga ingin memahami siapa sih pengunjung blog saya, namun lebih dalam hal apa yang diinginkan mereka dalam tulisan saya.
Komentar yang banyak sebetulnya lebih menyenangkan, jika komentar itu ada kaitan dengan tulisan, sehingga bisa menjadi arena diskusi yang menarik, saling sharing ide, dan tentu saja …harapannya akan bisa meningkatkan kualitas tulisan yang dikomentari.
hohohoho, heboh banget yo tulisanya, paaaanjaaaaang…. sampe bingung saya mbacanya
ada jenis komentar lain, namanya koemntar bersambung, seperti komentar ini…
Chika aja hetriks, masa saya tidak…… apa kata dunia…
postingan lama yg belum sempet saya baca
*ini jenis komentar apa ??*
uraian dan analisa tipe2 komen, apakah itu berarti komen yg satu lebih baik dr yg lain ??
kalo gitu, saya belum bisa berperan jd komentator blog yg baik dan benar dong….
*kalo ini jenis apa ??*
hehehe…..
eh gak teliti. paragraf bawah uda menyebutkan tujuannya kok ya, maap^^
tp mengapa saya ttp merasa seperti ada pengkategorian B/S ya……..
ah tll sensi ni^^
kayaknya, tergantung niatnya deh. kl itu tujuannya baik -misal utk menjalin silaturahmi- mengapa tidak, walo nyamfah hehe.
kalo niatnya uda jelek, menjatuhkan, seserius apapun, kayaknya juga ga bener. yg jenis2 ad hominem tuh, ato yg ngiklan.
seX lg, bravo
[…] Hmmm… mau posting iseng iseng. Berhubung baru selesai membaca artikel darinya Bang Fertob. Soal komentar mengomentari. Ini hanya kemungkinan saja. Hasil analisa sepihak dan tidak saintis dari saya. Sebelum maraknya […]
[…] alamat lama dengan segala resikonya yaitu mendapatkan bermacam macam komentar. Mulai dari komentar sampah, ad hominem, bersifat menghujat dan memaksakan pendapat. Hingga […]
[…] juga berbuat, pasti ada hasil balasannya. Apa yang kita suarakan akan mendapatkan suara balasan yang berbagai macam jenisnya. Dan jangan takut untuk menerimanya. Selantang lantangnya dan […]
[…] yang bersifat fixed dan tidak bisa saling berinteraksi. Interaksi dalam blog dilakukan dengan cara memberikan komentar pada kolom […]
[…] Berkomentar Pertama, berkomentarlah dengan santun, hwehehehe… Syukur-syukur kalau komentarnya bermutu, tidak OOT dan tidak bersifat Ad Hominem. Hindari copy paste konten secara berlebihan ke berbagai blog, terutama anda, orang bernama B Ali […]
[…] Berkomentar Pertama, berkomentarlah dengan santun, hwehehehe… Syukur-syukur kalau komentarnya bermutu, tidak OOT dan tidak bersifat Ad Hominem. Hindari copy paste konten secara berlebihan ke berbagai blog, terutama anda, orang bernama B Ali […]
[…] Berkomentar Pertama, berkomentarlah dengan santun, hwehehehe… Syukur-syukur kalau komentarnya bermutu, tidak OOT dan tidak bersifat Ad Hominem. Hindari copy paste konten secara berlebihan ke berbagai blog, terutama anda, orang bernama B Ali […]
[…] mau posting iseng iseng. Berhubung baru selesai membaca artikel darinya Bang Fertob. Soal komentar mengomentari. Ini hanya kemungkinan saja. Hasil analisa sepihak dan tidak saintis dari saya. Sebelum maraknya […]